Pada saat krisis moneter yang melanda Bumi Pertiwi akibat pandemi virus covid-19. Banyak para pekerja di-PHK, penggusuran rumah secara paksa, hutan lindung dialihfungsikan, angka pengangguran, kemiskinan dan kematian semakin meningkat drastis.
Pada tanggal 28 Oktober 2020 Hari Sumpah Pemuda Para Mahasiswa turun kejalan untuk meminta penjelasan dan keadilan. Mereka dikawal beberapa tentara, mengikuti aturan yang sudah berlaku, memakai masker dan berjaga jarak 1 meter membuat jalan poros macet total. Untuk menghindari kemacetan jalan sudah dialihkan. Para mahasiswa aliansi yang sudah bergabung se-Indonesia tercatat 1000 Mahasiswa yang masuk di dalam daftar untuk meminimalisir terjadinya penyusup yang tidak bertanggungjawab. Ketika mereka sudah berada di depan Gedung DPR dengan tertib dan melakukan orasinya. Tiba-tiba entah datang darimana ada beberapa oknum yang memicu kemarahan. Oknum-oknum itu melemparkan beberapa batu ke segala arah dengan sigap aparat kepolisian maju kedepan untuk menangkap mereka yang membuat kerusuhan. Tiba-tiba Aparat kepolisian menembakkan gas air mata dan *water cannon. Mahasiswa langsung berhamburan kesana-kemari mencari perlindungan, beberapa tentara mengarahkan mereka untuk berlindung dibelakangnya dan segera menjauhi kerusuhan. Para mahasiswa yang tidak mengetahui apa-apa, mereka ditangkap begitu saja oleh aparat kepolisian. Sudah ada sekitar 350 orang yang ditangkap. 235 orang mahasiswa dinyatakan bebas karena mereka tidak terbukti melakukan kerusuhan sedangkan 115 orang adalah para oknum yang melakukan kerusuhan dan tidak masuk dalam daftar. Para oknum itu menerobos masuk ketika banyak warga yang menonton aksi mahasiswa tersebut di pinggir jalan. Tidak ada korban jiwa melainkan beberapa orang hanya mengalami luka-luka ringan akibat hantaman batu. Akhirnya aksi mereka didengar oleh DPR.