PORTAL

winda aprillia
Chapter #4

BAB 3. Kembali Ke Masa Tahun 1989 Part 2

Seketika Apta sudah kembali di dalam kamarnya. Sayur yang sudah dibeli dia menaruhnya di dapur. Setelah itu dia baru ingat, data-data milik ibunya dia yang menyimpannya di dalam lemari. Dia kembali ke kamarnya lagi lalu membuka lemari terdapat tas koper. Diambillah oleh dia lalu membukanya. Tas kopernya sebagai brankas dokumen-dokumen penting. Dia mulai mencari-carinya. Kemudian menemukannya.

"Nah ini dia yang aku perlukan," kata Apta. Lalu dia melihat jam tangannya, "Waduh sekarang sudah pukul jam 10 lewat 15 menit. Sebelum ibu pulang. Aku harus segera datang kesana lagi."

Apta mulai mencari map dan memasukkan data-data yang sudah ada fotocopy ke dalam mapnya. Kemudian mengambil beberapa uang koleksinya berupa uang pecahan 10 ribu dan 5 ribu totalnya 15 juta dan memasukkannya ke dalam tas ransel. Dia mulai mengusap-usap batunya.

"Kembali ke tahun 1989," batin Apta.

Wushhh...

Seketika Apta sudah berada di dalam toilet lagi. Dia keluar lalu kembali ke kantor Biro Jasa. Sesampainya di depan pintu kemudian masuk, beruntungnya keadaan sudah sepi hanya terdapat penjaga loket saja. Lalu mbak penjaga loket memanggilnya.

"Mas, langsung kesini saja. Tidak usah mengambil nomor antrian," panggil mbak loket.

"Oh iya mbak," jawab Apta langsung menghampirinya. Apta mengeluarkan mapnya dari dalam tasnya, "Ini mbak datanya."

"Oh iya mas. Sebentar, mas mau mengambil tanah dibagian sebelah mana?" tanya mbak loket sambil menyodorkan daftarnya.

"Oh yang ini mbak nomor 10. 1 hektar, 15. ¼ hektar, 20. ¼ hektar," jawab Apta.

"3 ini ya mas, tunggu sebentar ya mas. Saya urus surat-suratnya," kata mbak loket. Setelah mengurus surat-suratnya, "Ini mas di isi dulu persyaratannya."

"Baik mbak," jawab Apta. Setelah Apta mengisi surat-suratnya, "Ini mbak sudah selesai."

"Loh mas datanya bukan milik mas ya? harus data milik sendiri atau mas memakai surat kuasa?" tanya mbak loket.

"Oh ini milik ibu saya mbak. Pakai surat kuasa saja tapi ibu tidak bisa datang mbak, boleh saya bawa dulu suratnya. Nanti kesini lagi," kata Apta.

"Iya tidak apa-apa. Tapi mas harus membayar lunas dulu," kata mbak loket.

"Iya sudah mbak. Kantor tutup jam berapa mbak?" tanya Apta sambil mengeluarkan uang pecahan 10 ribu.

"Kantor tutup jam 2 mas," jawab mbak loket.

 "Baik mbak. Totalnya berapa mbk?"

"1 hektar = 8 juta, ¼ hektar = 2 juta dan ¼ = 2 juta jadi totalnya 12 juta mas," kata mbak loket.

"Ini mbak uangnya. Saya tidak lama kok. Permisi mbak," kata Apta sambil membawa suratnya.

"Iya mas," jawab mbak loket.

"Ternyata ribet juga ya," batin Apta sambil keluar.

Lihat selengkapnya