POSESSIVE ARVIN

natasya03_
Chapter #1

1. Rooftop Sekolah

Di pagi hari, di sebuah rooftop SMA Antartika terdapat tiga orang pemuda tampan. Para pemuda itu melakukan hal yang berbeda-beda. Ada yang sedang chatting dengan para gebetannya, ada yang sedang bermain game, bahkan ada yang duduk santai sambil menyebat putung rokok.

"Caka... kemari, ayo lari-lari.."

Yang di panggil Caka itu menoleh, lalu bangkit dan menghampiri sumber suara. "Sialan, berasa anjing gue di nyanyiin kek gitu," umpat nya sambil memukul kepala sahabatnya.

"Sakit sat!" Lelaki itu mengaduh.

"Ada apa bapak paduka Arvin memanggil panglima Caka yang gagah berani," tanyanya sambil membungkukkan badan, seolah hormat pada raja.

"Gaya lu panglima, di kejar Bu Risma juga ngumpet!" cetus satu sahabatnya lagi, yang sedang asik bermain game. Tapi telinganya ia pasang tajam-tajam.

Caka mendelik tak suka. "Heh Wawan Sariawan! Gue itu ngga ngumpet, cuma memberi perlindungan diri."

"Nyenyenyee~" cibir Awan, menye-menye. Hal itu membuat Caka melayangkan sepatunya ke kepala Awan.

"Bwahahaha mampos lo," tawa Arvin dan Caka menggema di rooftop tersebut.

"Argh, anak kambing!"

"Astaghfirullohaladzim Awan.. kamu berdosa bangettt ... inget ya aku gak suka, gelay!" gurau Arvin, yang lagi-lagi membuat tawa.

"OH BAGUS YA, HM ... NGAPAIN KALIAN DISINI!? INI SUDAH MASUK JAM PELAJARAN! KAMU LAGI ARVIN, SUDAH TAU INI AREA SEKOLAH MALAH NGEROKOK! CEPAT TURUN!!" Seorang guru berteriak saat memergoki mereka.

Sedangkan mereka seketika berjengit, Arvin yang sedang duduk itu pun terjungkal ke belakang dengan tidak estetiknya.

"Ah i..iya pak, ki..kita gak denger bel hehe," gugup Caka, dan masih sempat-sempatnya tertawa.

"CEPAT TURUN!!" perintah guru itu sambil membawa sapu dan berjalan menghampiri mereka.

"Aaa ampun pak, ADAWWSH!!" pekik Arvin kesakitan, ia melindungi area bokongnya yang menjadi sasaran empuk.

"Pak ... Awww i..iya pak iya kita turun," sela Awan saat gagang sapu itu mengenai kepalanya. Saat ingin menghindari, naasnya kepalanya sudah lebih dulu terkena.

Guru itu menghentikan pukulannya dengan nafas terengah. "Nah bapak capek kan? Mending kita istirahat sebentar disini pak.. ini ada kopi, bapak mau?" tanya Arvin, menawari dengan sangat sopan.

"Hhh, hhh.. iya bapak capek, istirahat dulu deh." Pak guru itu kemudian duduk, dan menyandarkan punggungnya di kepala kursi sambil mengipas wajahnya menggunakan tangan.

Lihat selengkapnya