POSESSIVE ARVIN

natasya03_
Chapter #2

2. Kembali Sakit

Di sebuah ruang berisi berbagai macam bahan baku memasak, juga lengkap dengan peralatannya. Seorang wanita yang masih saja cantik di umur yang sudah hampir setengah abad itu mengambilkan beberapa centong nasi ke empat piring yang berbaring di atas meja panjang. Di temani satu orang gadis kecil yang duduk diam di atas kursi, memandangi Ibunya.

"Cha, tolong kamu panggilin abang mu ya," perintah dari Sang Bunda yang terlihat sedang sibuk. Gadis kecil itu sempat membuat setengah lingkaran ke bawah di sudut bibir. Namun Sang Bunda mengusap rambutnya, membuat ia mengangguk.

Natasha Aurelia Gramantha, yang kerap kali di panggil Acha oleh keluarga. Gadis kecil itu turun dari kursi, dan berjalan ke arah kamar Sang Kakak. Di lantai atas, suara gedoran pintu terdengar sampai ke penjuru rumah, disusul dengan teriakan yang begitu memekakkan indera pendengaran.

"ABANG DI PANGGIL BUNDA!! SURUH TURUN SEKARANG!!" Acha berteriak dengan sangat keras didepan pintu kamar yang terdapat tulisan begitu besar.

JANGAN MASUK, ANDA BERADA DALAM KAWASAN KUCING OREN!!MIAUW-!!

Kakak dari Acha ini memang aneh-aneh saja. Ia mendengus karena tak mendapat jawaban. Lalu mengambil nafas dalam, bersiap untuk meraung kembali. "BANG ARVIIINN, ACHA BILANGIN AYAH LOH!"

Di sebuah kamar yang begitu indah, bernuansa hitam putih, di lengkapi beberapa lukisan alam yang melekat di dinding kamar. Sinar mentari datang mengintip sang penghuni kamar dari balik tirai putih yang menutupi jendela besar. Seorang anak remaja mengusap kedua telinga yang sudah berasap karena teriakan nyaring adiknya itu. Ia mengambil jam weker, lalu melihat. Damn! Saat ini jarum jam yang pendek menunjukkan angka 7, sedangkan yang panjang menunjuk angkat 2. Pantas saja Acha sudah teriak-teriak pasti disuruh Bunda.

Ia bergegas ke kamar mandi. Namun sebelum itu, ia menyempatkan menjawab Sang Adik dengan berteriak pula. "ABANG UDAH BANGUN."

Acha menuruni tangga dengan langkah kaki yang di hentakan ke lantai. Sang Bunda yang melihat itu langsung bertanya. "Mana Abang, sayang?"

"Mandi." Ia menjawab dengan nada ketus— langsung duduk dan menikmati sarapannya tanpa menunggu yang lain datang. Sang Bunda hanya mampu menggelengkan kepalanya, sudah tidak heran lagi.

"Morning, sayang." Seorang pria bertubuh tegap datang dengan pakaian kantor. Beliau mencium kening Sang Istri yang sedang asik menata gelas-gelas.

"Morning, my daughter." Pria tadi menyapa dan mencium pipi anak perempuan itu.

"Yaa … morning, Yah."

Dahi Devano menyerngit mendengar jawaban Sang Anak. Ia menoleh ke arah Istri tercinta seolah bertanya. Ibu dari kedua anak it, hanya mengangkat bahunya tak acuh.

"Kamu kenapa, hm?" Ia duduk disamping putri kesayangannya. Sambil mengusap rambut itu, pelan.

"Ayaaah ... masa tadi Acha bangunin abang lama banget ... nunggu satu jam baru ada suara." Anak itu mengadu pada Sang Ayah, siapa lagi kalau buka Devano Alexander Gramantha yang dulunya posessive pada Sang Istri, yaitu Zella Lavenia Gramantha, sekarang sudah memiliki dua anak lengkap. Devano terkekeh mendengar aduan Sang Putri.

"Lain kali kamu dobrak aja pintunya, terus siram deh Abang pake air es sekalian."

Acha mengikik, tapi sesaat ia kembali menjatuhkan bibir bawahnya. "Tapi Acha masih kecil, gak bisa dobrak pintu."

"HALO SEMUA ... WHAT'S UP MAMEN." Arvin berteriak tak lupa dengan senyuman, menyambut dunia tipu-tipu. "ADAWWSH ... sakit bunda." Ia mengaduh sakit, saat kepala yang terkena sendok terbang. Cowok itu turun menggunakan pakaian santai, padahal ini hari sekolah.

Lihat selengkapnya