POSESSIVE ARVIN

natasya03_
Chapter #5

5. Iseng

"Hai cewe belagu, lo kok sendirian aja." Arvin dengan tiba-tiba duduk disamping Inara. Membuat gadis itu terperanjat kaget, hingga mengusap dadanya berusaha tetap sabar.

"Lo kenapa sih, dateng dateng bikin kaget aja. Lo mau gue jantungan hah!" Semprot Inara sambil memukul bahu Arvin.

"Aw aww..udah," Arvin berusaha menghindar. Ia kemudian menggenggam tangan Inara. Pandangan keduanya bertemu beberapa detik, sebelum Inara mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Lepas!" Gadis itu melepas pegangan tangannya.

Argh! Kenapa jantung gue jadi dag dig dug gini sih, sialan! Batin Inara.

"Ehem, ngapain sendirian? Lo kan babu gue, harusnya lo tungguin gue dong," protes Arvin, karena dirinya ditinggal.

Oh ya soal sahabatnya, mereka itu sengaja ia tinggal. Karena menurutnya lama. Lagi pun mana ada orang ganteng suruh nunggu. Ya kan? Ya dong.

"Kepo banget!" Ketus Inara.

"Lo nanti pulang sama siapa?"

Ah, ia yakin jika ia menjawab sendiri pasti cowok sombong itu berniat mengantarnya. "Sama temen gue."

"Siapa?" Tanya Arvin dengan suara yang rendah dan terdengar sangat tajam. Kali ini raut wajahnya terlihat berbeda.

Inara berdecak kesal. Ia menatap wajah Arvin. "Lo ini kepo banget sih jadi orang!"

"Ya wajar dong gue tau, kan lo bawahan gue."

"Errr! Lo tuh ya—" Inara sudah geram sendiri. Ia bahkan sampai mengepalkan tangannya kuat didepan wajah Arvin.

"Woi! gila lo gak mau nungguin kita. Parah lo Vin," ujar Caka, yang baru saja datang bersama Awan.

"Idih, gak ada sejarahnya orang ganteng kayak gue itu suruh nunggu. Tapi kalo cewek mah, bisa di bicarakan baik-baik ahay," Arvin tergelak dengan perkataannya sendiri.

Inara menatap Arvin aneh. Sudah gila kali ya. Lagi pula apa yang lucu sampai di tertawakan begitu.

"Heh cewe belagu! Ngapain lo liatin gue, terpesona lo sama ketampanan gue, hm?" Ucap Arvin dengan percaya dirinya.

Inara langsung mengetuk dahi, kemudian meja. Seolah jijik dengan perkataan pemuda tadi. "Amit-amit!"

Lihat selengkapnya