Suasana di SMA BAKTI WIJAYA sudah ramai oleh murid-murid yang berlalu lalang. Di kelas XI MIPA 1 cukup heboh karena dikabarkan akan ada siswa pindahan dan masuk di kelas tersebut.
“Woi guys katanya bakal ada murid pindahan masuk kelas kita,” seru Kayla.
“OMG moga aja dia cowok ganteng terus cool astaga kalo itu bener gue jadi semangat deh berangkat sekolah,” cetus Cindy si centil itu.
“Cogan mulu yang diomongin nggak ada bosen-bosennya ya hadehh.” Tiara memijit pelipisnya.
Ana? Dia acuh tak acuh menghadapi murid pindahan itu. Bodoamat, dia nggak akan berurusan dengan si murid baru itu. Toh murid baru udah biasa di setiap sekolah.
“Anastasya Zhiva Gabriella, kemana aja pikiran lo? Lo nggak heboh apa sama murid pindahan nanti," celetuk Cindy sambil merangkul Ana.
“Minggir tangan lo Cin, ilfeel gue," ucap Ana sambil menekankan pada kata ‘ilfeel’.
“Yaelah Na, ntar kalo lo kepincut sama tuh murid baru gimana?" tanya Tiara enteng.
Ana langsung melotot ke arah Tiara. Lalu tak lama, bel masuk pun berbunyi dan wali kelas pun masuk selang beberapa waktu. Tunggu! Bu Indi tidak sendirian masuk ke kelas, di sampingnya sudah berdiri cowok dengan badan tegap serta kedua tangan dimasukan ke kantong celananya. Kesan badboy sudah terlihat dengan tampilannya dengan rambut acak-acakan.
“Pagi anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Sillahkan perkenalkan diri.”
“Kenalin gue Alvino Alfa Neldrick pindahan dari LA," ucap Alvino singkat.
Alvino merupakan cowok blesteran yang tadinya tinggal di LA lalu pindah ke Indonesia mengikuti orang tuanya. Pandangan Alvino jatuh pada cewek yang acuh tak acuh dia memilih untuk membaca novel. Ana! Ya dia Ana yang sekarang sedang diperhatikan oleh mata coklat milik Alvino.
“Oke Alvino, silahkan duduk di samping Bhara. Jika ada yang ingin ditanyakan bisa langsung ke Alvino. Karena Guru ada rapat, jam 1 dan 2 dikosongkan. Kalau begitu Bu Guru permisi," tutur Bu Indi yang membuat seluruh murid terpekik senang karena jamkos itu.
Alvino berjalan ke bangku kosong di samping Bhara lalu mendudukan bokongnya di kursi.
“Wehh gan, kenalin gue Bhara," ucap Bhara sambil menunjuk dadanya itu.
“Gue Naufal.”
“Gue Reza.”
Sahut dua cowok yang duduk di belakang Alvino. Alvino menyambut perkenalan teman-temannya dengan anggukan. Mata elang Alvino kembali menatap Ana yang masih berkutik dengan novelnya. Jarak yang begitu dekat karena Alvino dan Ana hanya berseberangan bangku saja.
Merasa dirinya diperhatikan, Ana pun menoleh ke arah Alvino. Tatapan mata mereka bertemu beberapa detik karena Ana langsung menegur tegas ke Alvino.
“Ngapain liat-liat?” ketus Ana sengit.