Possesive Classmate

Eki Kurni Sari
Chapter #14

TIGA BELAS

Sekarang Ana sedang berada di rumah Alvino bersama dengan Rani. Mereka sedang membuat kue kering. Rani mengajari Ana dengan sangat sabar.

“Tan, Tante sering bikin kue ya?” 

“Emm nggak juga sih, paling kalau misal Alvino sama Papah lagi pengin. Kalau Kakaknya Alvino kuliah di Luar Negeri jadi jarang pulang deh.” 

“Pasti seneng banget ya, kalau misal Kakak Alvino pulang. Bisa kumpul bareng sama keluarga.” 

“Iya pastinya, kan kamu juga tiap hari kumpul kan.” 

Ana tersenyum nanar mengingat apa yang sedang terjadi pada keluarganya. Dia bisa merasakan perbedaan yang jauh antar keluarga Alvino dan keluarganya sendiri. 

“Tasya?” tanya Rani memegang bahu Ana. 

“Eh iya Tan?” 

“Kamu kenapa kok bengong? Ada masalah?” 

“Nggak papa kok Tan, Tasya baik-baik aja,” ucap Ana sambil terus mengaduk adonan. 

“Yakin?” 

“Iya Tan, nggak papa kok,” jawab Ana tersenyum. 

Drt drt 

Ponsel Ana berbunyi menampilkan kontak Mamahnya yang memanggil. Ana hanya membiarkan ponselnya terus berdering. 

“Tasya, itu kayaknya dari Mamah kamu.” 

“Ah iya Tan, bentar ya Tasya angkat telepon dulu.” 

Ana pun berjalan malas sedikit menjauh dari Rani. Kalau saja Rani tak ada, pasti telepon dari Elina hanya akan menjadi angin lalu bagi Ana. 

Tasya, kamu di mana nak?” tanya Elina dari seberang sana. 

“Rumah Alvino,” jawab Ana singkat. 

Kamu tahu Kakak kamu kemana? Dari tadi ponselnya nggak bisa dihubungin, nggak biasanya dia kayak gini,” ucap Elina cemas. 

Iya juga, biasanya kalaupun Kakak lagi marah pasti dia selalu angkat telepon dari Mamah, batin Ana. 

Tasya?” 

“Iya Mah, ntar Tasya cari Kak Roy ya. Ya udah Tasya tutup dulu mau cari Kak Roy.” 

Tut 

Ana mematikan panggilan sepihak, dirinya tak ingin banyak biacara karena masih kesal dengan Elina. Yang Ana khawatirkan sekarang adalah Roy, biasanya Roy tidak bersikap seperti ini. 

“Aduh, Kak Roy di mana sih?” Ana juga ikutan panik. 

“Kak Roy kenapa Sya?” 

Ternyata Alvino sudah berada di belakang Ana sejak tadi. Dia mendengarkan percakapan antara Ana dan Elina. 

“Em, anu itu Kak Roy belum pulang ponselnya juga nggak bisa dihubungi. Gue mau pulang ya mau cari Kak Roy, soalnya kan nggak mungkin kalo Mamah yang cari. Lo tau sendiri kan gimana keadaan Mamah sekarang,” Ana pun beranjak mengambil tasnya lalu pamit kepada Rani. 

“Gue bantuin lo nyari Kak Roy ya,” pinta Alvino. 

“Nggak usah, ntar malah repotin.” 

“Nggak kok, bentar ya gue ambil jaket sama pamit dulu.” 

Alvino bergegas masuk, sementara Ana sedang dilanda khawatir karena Roy biasanya tak bersikap seperti ini. Apa iya pertengkaran orang tuanya lah yang menyebabkan Roy bertingkah seperti ini. 

“Ayuk Sya udah.” 

Mereka pun melesat menggunakan mobil Alvino. Ana bingung mencari Roy kemana. Namun, Ana teringat bahwa Roy pernah mengajak Ana ke rumah sahabat Roy. 

“Assalamualaikum,” ucap Ana sambil mengetuk pintu rumah sahabat Roy. 

“Waalaikumsalam,” seorang pemuda keluar dengan memakai baju santainya, “ Eh kamu bukannya adiknya Roy ya? Ada apa ke sini?” 

“Iya, Kak Roy ada di sini nggak?” tanya Ana dengan panik. 

“Nggak ada, emangnya kenapa?” 

“Kak Roy nggak tau kemana, ponselnya nggak bisa dihubungin.” 

“Hah? Ya kali tuh bocah ilang.” 

“Kak boleh minta alamat temen-temen Kak Roy nggak? Biar ntar gue sama Ana datengin,” ucap Alvino. 

“Iya Kak, sekalian sama alamat pacar Kak Roy.” 

“Bentar ya gue catat dulu, lo duduk dulu aja.” 

Alvino pun duduk di kursi, sedangkan Ana sudah mondar-mandir panik. Pikirannya melayang entah kemana. 

“Nih alamatnya.” 

“Ya udah makasih ya Kak, kita pamit.” 

“Eh bentar, ini ada nomor gue ntar kalo dapet kabar dari Kak Roy hubungin nomor gue ya Kak,” ucap Alvino menyerahkan sobekan kertas yang berisikan nomor. 

“Iya siap.” 

Mereka pun mulai melesat mendatangi satu persatu alamat yang sudah diberikan. Sudah 5 alamat yang mereka datangi namun, tidak ada satu pun yang mengetahui keberadaan Roy. Sekkarang tinggal satu alamat lagi yaitu rumah pacar Roy. 

“Assalamualaikum.” 

“Waalaikumsalam, mau cari siapa ya?” 

“Ini Ana, adiknya Kak Roy. Kakak pacarnya Kak Roy kan?” 

“Iya, kenapa ya?” 

“Kakak tau Kak Roy dimana nggak?” 

“Nggak tau, lah emang Roy kemana?” tanya Kinan, pacar Roy. 

“Nah itu, dari tadi ponsel Kak Roy nggak bisa dihubungin,” seru Alvino. 

“Ya udah Kak, nih kalo misal Kakak tau informasi mengenai Kak Roy tolong hubungin aku ya. Kita pamit permisi.” 

Lihat selengkapnya