POST-WAR

Andika purnomo
Chapter #8

Kisah Cinta Aisah dan kecemburuan Malik serta perubahan sikapnya

Mariapun menjelaskan hubungannya dengan pria yang menitipkan Aisah pada mereka. " Pria tersebut bernama Craig Leslie, ia adalah tetangga kami yang baik ketika awal-awal kami menikah. Serti kami, Craig mempunyai dua orang anak satu laki-laki satu perempuan. Anak-anak kamipun terbilang dekat. Mereka bermain bersama dan karena Anak laki-laki Craig yang tertua, Ia bilang pada kami dengan senang hati ia akan menjaga ketiganya. Dan benar Ia menjaga janjinya" cerita Mariam sambil menahan ekspresi muram.

" Suatu waktu kami mengadakan kemping bersama dengan keluarga Craig. Elisa serta Putri Craig merengek meminta kami untuk camping karena teman sekolah mereka menceritakan betapa serunya kemping bersama keluarga. Karena ingin keduanya senang kami pun memenuhi permintaan mereka." Kata Mariam.

" Namun insiden menimpa keluarga kami dan insiden tersebut harus dibayar oleh keluarga Craig dengan kesedihan dan kemalangan yang mendalam. Letak camping kami yang tidak jauh dari sungailah yang mengakibatkan kemalangan tersebut" ujar Maria.

" Saat itu, Cristian Elisa serta Putri Craig bermain air di dekat sungai. Putra Craig yang lebih tua mengawasi seperti janjinya. Namun sesaat kemudian air tiba-tiba meluap Elisa serta Putri Craig masih ada di tengah sungai. Cristian yang menghampiri Putra Craig tidak sempat berbuat banyak. Putra Craig memberi perintah Cristian untuk membantu disamping sungai mencari apapun yang panjang untuk dijadikan pengangan. " Christianpun mematuhinya. Cristrian ditugasi Putra Craig demikian karena Cristian tidak bisa berenang.

 " Mula-mula Putra Craig meraih adiknya yang lebih dekat. Ia membawa adiknya meraih kayu panjang yang disodorkan Cristian. Kemudian ia mencoba menenangkan Elisa yang berpegangan pada batu yang ada hampir ditengah sungai. Ia menerjang luapan sungai yang menganas bersusah payah, meraih badan kecil Elisa. Bersandar pada batu yang menahan Elisa untuk beristirahat. Memulihkan tenaga dan kembali berenang ke tepian. Ditepian sungai ia melihat adiknya telah aman sembari khawatir pada sahabatnya yang sedang menolong".

Putra Craig, Edward melambaikan tangan memberi isyarat agar Cristian maupun adiknya tidak khawatir. Setelah merasa tenaganya pulih Ia meminta Elisa untuk berpegangan dipundaknya. Edward mulai berenang perlahan menyebrangi sugai. Perlahan tapi pasti keduanya mendekati pingiran sungai yang terasa tidak dalam. Terlihat senyum merekah di wajah Edward, ia tampak yakin bahwa mereka telah keluar dari situasi crisis. Kayu panjang diulurkan Cristian untuk meraih keduanya. Elisa dari punggung dipindahkan ke kayu panjang. Sebab Edward tahu badan kecil Craig bisa tertarik ke sungai juga jika keduanya memegangi kayu.

Namun malang tak dapat ditolak. Tidak disangka dan dinyana. Ketika Elisa telah cukup aman tiba-tiba kayu besar terbawa arus menghantam kepala Edward. Edward kemudian tenggelam terbawa arus sungai. Melihat hal tersebut Craig yang telah menyelamatkan sang adik menceburkan diri ke tepian sungai mencoba meraih Edward sambil meneriakinya. Namun arus sungai yang deras tetap menyeretnya. Ketika matahari hampir terbenam tubuh Edward baru bisa ditemukan oleh Tim SAR.

Elisa yang menjadi salah satu penyebabnya menjadi tampak gelisah. Wajahnya tampak sedih seakan hal tersebut baru saja terjadi kemarin. Hal inilah yang tampaknya membuat keluarga ini berhutang budi pada keluarga Craig. Nyawa seorang tentu saja sangat berharga dibanding dengan apapun. Ketika Craig meminta tolong dengan sangat untuk sesuatu yang belum pernah dimintanya tentusaja keluarga Maria dengan senang hati akan membantu mengingat betapa besar pengorbanan yang dilakukan almarhum Putra mereka untuk Elisa.

Waktu telah memasuki sholat Magrib. Tak terasa obrolan mereka telah berlangsung ber jam-jam. Cristian telah pulang beberapa menit yang lalu. Ia sebenarnya masih ingin menghabiskan banyak waktu bersama teman-teman lamanya. Namun mengingat esok hari mereka harus segera kembali ke Amerika ia pun memutuskan untuk segera pulang dan mempersiapkan segala hal untuk keberangkatanya.

Aisah bersiap untuk sholat magrib di kamar mandi, Ia mendapati Cristian telah selesai berwudu. Cristian yang mendapati Aisah di lorong dekat kamar mandipun menyempatkan diri untuk berbasa-basi untuk menghilangkan rasa canggung. " Suamimu tidak sekalian berwudu dan sholat berjamaah bersamamu" Tanya Cristian. Aisah yang mendengar hal tersebutpun menjawab. " Ia tidak lagi sholat dalam beberapa tahun belakangan ini" Jawab Aisah. "ohh" guman Cristian menimpali.

Esoknya, keluarga tersebut diantar oleh Aisah beserta keluarga ke Bandara. Aisahpun berpelukan dengan Elisa kemudian Maria. Mereka bertukar senyum dan saling mengingatkanpun untuk terus saling berhubungan.

" Hubungi kami kak Aisah. Kami akan sering berkomunikasi denganmu. Agar bila ada sesuatu, tidak terjadi seperti saat dahulu. Kami juga akan sering menghubungimu" jelas Elisa. " Gunakanlah tunjangan dari kenalan Craig dengan baik Aisah. Sambil kalian mencari pekerjaan disini" Timpal Maria.

Aisahpun menganguk. Tak lama kemudian pangilan untuk pesawat keluarga tersebut telah diumumkan. Ayah Elisa menjabat tangan suami Aisah kemudian giliran Cristian. Cristian menggenggam erat tangan Malik. Aisah maupun keluarga yang mengasuhnya tahu hal tersebut. Sembari berjabat tangan tampak Cristian membisikkan sesuatu ketelingan Malik. Seketika Malik terlihat kesal. Aisah takut dengan sikap suaminya, ia takut apa yang dibisikkan Cristian memancing emosi suaminya. Dan Jika Malik merasa kesal ia biasanya melampiasakan amarahnya ke Aisah.

Ketika pesawat keluarga tersebut Lepas landas Aisah beserta suaminya serta Rahma bergegas kembali ke rumah yang sekarang menjadi hak mereka. Malik segera melupakan amarahnya Ia mengganti moodnya dengan sesegera mungkin. Ia ingin menikmati tunjangan Aisah serta bersantai dirumah yang akan mereka tinggali

Ia sejenak akan melupakan kata-kata Laki-laki tersebut. Kata-kata yang menurutnya cukup mengesalkan. Cristian memperingati dirinya agar menjaga Aisah dengan baik. Hanya itu, namun tetap saja hal tersebut menyinggung harga dirinya.

Saat ini Malik mengesampingkan emosinya Ia hanya ingin bersenang-senang dan menikmati hidup. Sesampainya dirumah Malik merebahkan tubuhnya di sofa kemudian meminta Aisah untuk menyiapkan minuman. Ia kemudian membuka HP dan menelpon makankan yang coba ingin ia makan. Saat ini uang bukan masalah besar baginya.

Tabungan yang diterima Aisah lebih dari cukup untuk membuatnya tidak bekerja. Angka yang terbilang besar dan dapat ia gunakan untuk berfoya-foya. Mengingat uang tersebut pemberian dari orang yang telah terlibat dalam pembunuhan orang yang dicintainya Membuat Perut Malik mual.

Malik meminggirkan keinginannya, Ia harus fokus dengan tujuanya. Menggunakan uang tersebut untuk foya-foya adalah penghinaan untuk orang yang dicintainya. Mengingat kekasihnya membuat dadanya bergelora. Saat melihat istrinya didepanya yang sedang menyuguhkan minuman hasratnya bangkit. Ia tidak bisa menikmati tubuh orang yang dicintainya. Namun didepanya kini ada adik dari wanita yang dicintainya. Aisah Istrinya memiliki kemiripan dengan sang Kakak.

Ia menyambar tangan Aisah dengan kasar. Memaksanya duduk disofa menindihnya menciuminya istrinya dengan beringas. Aisah yang merasa takut hanya diam tak bergerak. Mendapati Istrinya hanya diam Malik Tiba-tiba marah. Ia merasa tidak dilayani dengan baik oleh istrinya. Ia mempelototi istrinya. " kau tak suka dengan ini" Tanya sang suami dengan suara mengeram.

Aisah mengeleng. Kemudian ia berkata dengan takut-takut. " Perlakukan aku dengan lemah-lembut" terang Aisah kemudian. Malik tersenyum dengan senyuman yang cukup aneh. Melihat Aisah seperti ini gairahnya menjadi semakin naik tak terkendali. Iapun kembali menciumi istrinya dengan lembut namun ganas. Aisah yang semula hanya diam kini mulai meladeni ciuman sang suami jika tidak Malik akan Marah. Ia tahu itu. Sementara Itu saat memaksakan kehendaknya saat ini Malik teringat kejadian bagaimana ia mendapatkan kesucian Aisah. Memperkosanya di apartment miliknya. Semakin mengingatnya semakin beringas Malik.

Beberapa saat kemudian keintimmannya terganggu lantaran bel berbunyi. Malik berhenti ia Ingat Ia tengah memesan makanan tadi, mungkin makanan yang dipesaannya telah datang. Ia berhenti sembari memandangi istrinya dengan penuh gairah dan Nafsu.

Lihat selengkapnya