Malam saat Malik mengisi perutnya dengan makanan cepat saji. Ia Tiba-tiba rindu dengan masakan Istrinya. Rindu untuk memeluk tubuhnya yang hangat. Ia akhirnya telah merasakan kebahagian bersama Aisah. Namun keinginannya balas dendam tak dapat ia abaikkan begitu saja.
Telfone Malik kembali berdering. Ia Ingat, ia menyimpan nomor salah-satu angota Komunitas yang bertemu dengannya. Telfon tersebut berasal Dari Zahra Perempuan yang beberapa kali Ia temui.
" Malik" Kata Zahra di ujung telefone. " Ya" sahut Malik singkat. "Aku berhasil mengorek informasi dari salah satu tentara. Dan mendapatkan satu nama yang kemungkinan besar terlibat dengan kejadian dikampung halamanmu" ujar Perempuan tersebut.
" Salah satu namanya adalah Lukas yang terdekat dari tempatmu. Sedangkan tentara yang aku korek Informasinya bernama Henderson saat aku membuatnya mabuk dan tidur bersamaku. Ia kemudian mengatakan banyak hal saat mabuk". Kata Perempuan tersebut tenang. Malik sedikit kaget. Namun ia menyadari bahwa dari awal wanita tersebut adalah wanita pekerja seks komersial. Jadi Malik mengendalikan ketenangannya lagi.
" Baiklah beri aku Informasinya" kata Malik. " Tunggu aku tak bisa memberikanmu informasi ini langsung padamu. Internet memang praktis tapi kita harus hati-hati. Terlebih sudah ada angota mantan marinir yang hilang dan salah satunya tewas. Komunitas bilang kita harus berhati-hati. Target masih jauh. Kami akan mengirimkan lewat pengiriman. Berikan alamatmu setelah sampai dikota Z" jelas Perempuan tersebut.
Malik tentu saja saat diberi komando pergi menuju kota yang disebutkan. Ia berkendara menjelang malam dan sampai pada tengah malam dikota yang dituju. Dijalanan yang sepi Ia mencari motel agar dapat merebahkan tubuhnya. Meski tidak beraksi sendiri. Malik menghadapi tekanan mental. Serta cukup khawatir, Jika rencana rumit tersebut mengalami kegagalan. Untungnya rencana tersebut berjalan mulus tanpa ada kendala.
Malik terus mengemudikan mobilnya berharap segera menemukan penginapan yang dicari. Namun dijalanan malam yang gelap dan hanya diterangi lampu malam tersebut ia mendapati sejumlah pemuda tengah mengganggu gadis yang sedang berjalan. Mereka tengah memaksa gadis tersebut untuk ikut dengan mereka. Gadis tersebut jelas saja menolak dan memberikan perlawanan.
Malik sebenarnya tak mau berurusan dengan hal-hal seperti ini tenaganya sudah habis untuk misi balas dendamnya. Namun rasa kemanusiannya juga tidak bisa membiarkan hal seperti ini terjadi. Ia memang juga bukan orang yang baik ia pernah memperkosa Aisah sebelum akhirnya Wanita tersebut jadi Istrinya. Namun tetap saja sesuatu yang Malik yakini akan berujung pada pemerkosaan tersebut harus dihentikan.
Malik mengklakson mobilnya keras-keras selama beberapa Kali. Agar terdapat suara bising dan berharap beberapa orang yang tinggal ditempat tersebut terganggu oleh suara klakson Mobilnya. Ia bisa saja melompat dan menegur sang penggangu, namun Malik berfikir itu bukanlah tindakan bijaksana. Jika orang-orang tersebut tidak terima ia bisa saja dikeroyok. Yang jelas Ia bukanlah seorang partisi beladiri. Atau seorang seperti Bruce Lee. Apalagi ia masih dalam misinya balas dendam. Terluka karena hal lainnya bukanlah pilihan.
Benar saja beberapa orang yang menempati apertemen disekitar daerah tersebut terganggu oleh klakson mobil Malik. Mereka meneriaki Malik. " Hei gila hentikan klakson mobilmu! Kau tak tahu ini jam berapa? " Teriak salah satu penghuni apartment. Beberapa penghuni hanya membuka jendela mereka mengawasi.
Malik senang caranya berhasil. Ia kemudian menoleh terhadap gadis tersebut melambaikan tangan dan menuju kearah gadis tersebut sembari tersenyum hangat. " Hei-hei sudah lama tidak berjumpa. Sudah berapa tahun ya" kata Malik pada gadis tersebut.
Malik kemudian menjabat tangan gadis tersebut. Ia tersenyum ramah. Gadis tersebut awalnya tampak bingung. Namun beberpa detik kemudian mengerti bahwa pria berperawak timur-tengah tersebut berusaha menolong dirinya. " Ahh Ya sudah lama tidak bertemu" balas gadis tersebut.
Malik kemudian tersenyum ramah pada Laki-laki didepanya. " Jadi Teman-teman" Kata Malik memulai percakapan. " Kami keliatanya akan bertemu teman sekolah menggenang saat-saat kami bersama. Dan kami harus segera pergi. Karena kami pasti akan mengobrol samapai pagi" Kata Malik sambil melihat jam tangan. Orang-orang tersebutpun pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Gadis tersebut kemudian menjabat tangan Malik dengan erat Ia sangat berterima kasih karena Malik telah menolongnya. Malik mengatakan ia akan mengantar gadis tersebut pulang. Berbahaya jika pemuda-pemuda tersebut masih mengikuti mereka.
" Jadi dimana arah tempat tingalmu" Kata Malik sembari fokus saat menyetir mobil." Kita belok Kiri, dijalan itu terus lurus saja. Disana kamu dapat menurunkanku." kata gadis tersebut. Keduanya berdiam cukup lama karena tidak tahu lagi apa yang harus mereka obrolkan.
Namun karena ingin mencairkan susana si Gadis kemudian membuka obrolan. " Apa yang ingin anda lakulan malam-malam begini. Maksudku apa anda pulang bekerja atau melancong. Tampaknya anda membawa banyak barang sepengelihatan saya " Tanya si Gadis.
" Ahh tidak. Aku memang bukan orang dari kota ini. Ada sedikit keperluan sehingga aku harus tinggal di kota ini untuk sementara waktu. Sebenarnya aku juga saat ini sedang mencari penginapan. Dapatkan nona menunjukkan arah penginapan paling dekat dengan rumah Nona" kata Malik.
" Tentu saja tidak masalah. Sebenarnya malah suatu kebetulan jika anda bertemu dengan saya. Anda boleh tinggal di tempat keluarga saya " kata Nona tersebut denggan senyuman ramah. " Hah.." " bagaimana maksud Nona? " Tanya Malik bingung.
" Nah sudah sampai" Kata Gadis tersebut. Gadis tersebut menunjuk sebuah motel didepan Malik. " ayo kita masuk" kata si Gadis. Malik bingung apa yang dipikirkan gadis ini. Apa gadis ini mengajaknya untuk bersenang-senang di motel karena telah menyelamatkannya. Memang hal seperti ini memang lumrah di Amerika Sini. Dan menurut Malik hal tersebut benar-benar Gila.
Namun sedetik kemudian pertanyaan dalam kepalanya terjawab sudah. " Ini adalah motel dimana aku bekerja" Kata si Gadis. Malik menganguk mengerti. Ia. telah berfikir hal yang tidak-tidak barusan. " Kunci mobilku hilang entah kemana. Jadi aku berfikir untuk berjalan saja dari tempat tinggalku. Dan malah di ganggu orang-orang tadi. Untung anda sedang lewat," jelas si Gadis.
" Silahkan masuk" Kata si Gadis. Keduanya berjalan bersama memasuki bangunan utama Motel tempat resepsionis. Si Gadis masuk dan kemudian disambut dengan hangat oleh seorang pria tua dengan senyum keluarga. " Ahh gadis kecilku, sudah datang" Kata Pria tersebut. " Jadi Ssapa gerangan Pria tampan disampingmu ini Nak?" Tanyanya.
" Ahh Paman Ben... aku berhutang pada tuan ini. Ia menyelamatkanku dari gangguan berandal yang biasa nongkrong di street Avenue. Tuan kebetulan sedang mencari penginapan. Jadi kubawa saja dia kesini. " kata si Gadis.
" Ahh Anak Muda. Penyelamat Gadis kecilku. Silahkan masuk" kata Ben. " Paman Ben beri tuan ini kunci kamar terbaik yang kita punya.Dan Jangan terima pembayaran dari tuan ini" Kata si gadis. Malik hanya diam dan tersenyum mendapatkan rezeki yang tak ia duga.
Paman Ben memberikan kunci kamar pada si gadis. Sebelum itu diberikan Gadis membuka jaket dan menggantung jaket ditempatnya. Malik yang melihat postur tubuh Gadis tersebut sungguh kagum. Ia sebelumnya tak menyangka jika jaket yang selama ini dikenakan menutupi tubuh Indah sang gadis. Mau tak mau Malik hanya bisa menelan ludah mengagumi keindahan tubuh gadis tersebut.
Aisah Istrinya adalah seorang yang cantik manis baik serta wanita yang lemah-lembut. Namun tubuh gadis ini sesuatu yang lain. Lekukan-lekukan tubuhnya sangat serasi dengan pakaian yang dikenakanya. Buah dadanya yang indah terlihat dari belahan dada bajunya. Pinggulnya yang ramping serta yang lainya sulit untuk dijelaskan.
Gadis tersebut kemudian menuntun Malik ke kamarnya dan sesampai dikamarnya Gadis tersebut memperkenalkan diri sebagai Lucia, kemudian Malik ganti memperkenalkan diri. Lucia sekali lagi berterima kasih atas kebaikan Malik. Malikpun menjawab orang lain akan melakukan hal yang sama.
Setelah mengunci pintu Malik kemudian merebahkan badannya ditempat tidur yang sangat nyaman. Selama ini ia hanya tidur di kamar yang murah untuk menghemat biaya. Ia tak keberatan dengan hal tersebut. Namun mendapat kamar yang sangat nyaman adalah sesuatu yang lain. Ia akan menetab lama. Jadi setelah hari ini ia akan menggembalikan kamar ini dan mengambil kamar yang sesuai dengan kantongnya.
Pagi mulai menyingsing Malik telah bangun duluan sebelum matahari naik untuk mengerjakan shalat subuh sembari mengirimkan alamat tempat tingal dirinya ke komunitas agar Ia segera mendapatkan documen buruannya. Namun sesudah subuh ia masih kelelahan dan kembali tertidur. Saat bangun ia tak menyangka bahwa matahari telah naik. Ia segera bergegas mandi dan keluar dari Kamar.
Malik kembali ke lobi untuk menggembalikan kunci Kamar. " Jadi anda sudah mau pergi lagi Tuan Malik?" Tanya Lucia. Malikpun menjawab Ia hanya ingin menggembalikan kunci kamarnya dan ingin pindah kekamar yang lainnya.
Malikpun menjelaskan bahwa Ia akan tinggal cukup lama. " Saya akan tinggal mungkin beberapa hari atau lebih dari satu minggu. Ini tentu akan buruk bagi bisnis anda jika kamar terbaik di tinggali secara gratis selama beberapa hari bukan? " jelas Malik.
Lucia menganguk perlahan menyetujui namun tdak terlalu sepakat. Saat ini memang Ia membutuhkan banyak uang. Namun lebih dari itu pertolongan kemarin mungkin telah menyelamatkan nyawanya serta masa depanya yang berharga. Dan hal tersebut lebih berharga dari sekedar memberikan Kamar hotel dengan gratis selama beberapa-hari.
" Baiklah begini saja. Tuan Malik Akan mendapat kamar reguler seperti yang lainnya. Tapi tidak usah membayar kamarnya. Ini sudah win-win solution menurut saya. " jelas Lucia. " Nona bosmu bisa marah jika kamu menggeratiskan kamar motel ini begitu saja!" kata Malik serius. Lucia yang mendengar hal tersebut kemudian tersenyum kecil dan berkata. " Akulah pengelola dan pemilik tempat ini" tunjuk Lucia pada dirinya sendiri.
Malik yang merasa tidak enak namun terbantu akhirnya menyetujui penawaran tersebut. Dana untuk menyewa motel jadi bisa Ia kembalikan ke komunitas. Ia tahu dana dari Komunitasnya adalah patungan dari semua angota. Ia tak boleh mengunakannya sesuka hati. Bagaimanapun ia tahu sendiri angota Komunitasnya adalah orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat. Bahkan wanita yang ia temui dikomunitas adalah seorang pekerja seks komersial.
Sorenya, seorang datang menelfone Malik menunggunya didepan motel." Ini documen dari Komunitas yang dititipkan padaku. Mereka mengirimkan file-filenya dan memintaku untuk memberikannya padamu." Jelas seorang yang terlihat berumur sekitar empat Puluh tahunan tersebut.
Malik menerima documen tersebut membawanya ke kamar dan mempelajarinya. Targetnya saat ini adalah Pria bernama Lukas. Pria yang tinggal di Kota ini. Ia berhenti dari kemiliteran demi membuka usahanya sendiri yakni suplai perlengkapan perang untuk militer Amerika.
Amerika mengeluarkan miliaran dolar untuk membiayai operasi militernya di seluruh Dunia. Dan kebutuhan perlengkapan perang tak melulu soal senjata canggih. Namun hal-hal kecil seperti baju peluru helem tempur disuplay oleh banyak Perusahaan.
Lukas yang melihat kesempatan besar tersebut mencoba peruntunganya. Ia sukses melobi petinggi militer untuk pengadaan perlengkapan militer. Tentu saja dengan sedikit uang terima kasih pada petinggi Militer tersebut Perusahaan Lukas dimenangkan. Meski harga maupun kualitas barang milik Lukas sama dengan yang lain.
Dari documen tersebut juga terlampir alamat tempat tingal. Kantor milik Lukas serta kebiasaan-kebiasaanya seperti kapan dia ke club malam dan detail-detail laginya. Malik membacanya dengan teliti ia juga menyiapkan kertas ceretan untuk mempersiapkan rencana berdasarkan kebiasaan-kebiasaan targetnya.
Setelah merasa Ia telah mempelajari semua documen tentang Lucas, ia kemudian melanjutkannyan ke docukumen targetnya yang lain. Ia membuka documen tersebut dan mendapati bahwa targetnya yang lain telah meninggal sekitar satu tahun yang lalu. Malik berfikir bebanya sedikit ringan lantaran sang target telah meningal.
Target tersebut bernama Paul. Dikatakan dalam documen Paul meninggalkan karena kangker stadium akhir sekitar satu tahun yang lalu. Dalam documen tersebut terlampir beberapa hal tentang Paul. Seperti Alamat rumah, property, dan angota keluarga yang ada saat ini. Pada saat membuka documen keluargalah Malik terkejut dengan kenyataan yang ada. Didalam documen tersebut dinyatakan bahwa Lucia adalah adik kandung Paul. Pria yang terlibat dalam pembantaian orang-orang terkasihnya.