POST-WAR

Andika purnomo
Chapter #13

Michael sang Psikopat

Di taman yang sedikit terdapat kamera pengawas kota. Malik yang duduk di bangku taman seperti yang diperintahkan Zahra hatinya tak tenang. Dirinya gelisah karena Ia merasa Zahra terpaksa harus menjual tubuhnya untuk mendapatkan informasi. Walau Zahra sendiri mengakui bahwa dirinya adalah Perempuan pekerja seks komersial.

Karena Malik, Ia Harus berkorban dan menyiksa dirinya sendiri dengan menjual tubuh. Ia tahu, dari dasar hati Zahra tidak mau harus bekerja seperti itu. Dan Malik sendiri tahu. Tak ada perempuan yang mau bekerja seperti itu.

Malik dapat melihat Zahra dari kejauhan. Ia seperti sadar bahwa wanita itu seperti kelelahan. Begitu mendekat tampaklah lingkar hitam disekitar matanya. Badanya tampak kuyu. Malik dapat melihat ada bekas tangis disekitar matanya.

Ketika Perempuan itu duduk disampingnya. Malik menunggu. Ia menunggu cukup lama hingga beberapa saat. Namun Zahra masih belum mengucapkan satu katapun. Malikpun kemudian berinisiatif untuk memulai Percakapan.

" Tampaknya Nona Zahra tidak enak badan hari ini. Jika memang demikian,sebaiknya Nona Zahra pulang dan beristirahat atau kedokter" Kata Malik. " Saya akan menunggu. Tidak masalah karena sebagian besar orang yang bersalah terkena hukuman tuhan atau tewas ditanganku. Aku akan bersabar. Sebaiknya nona Zahra beristirat" kata Malik.

Zahra masih diam ditempatnya. Ia tak bergerak dan tidak berbicara. Tak membalas pertanyaan Malik hanya diam untuk beberapa saat. Malikpun tahu Ia harus menunggu. Malikpun kemudian hanya duduk diam menemani Zahra yang masih membisu.

" tak bisakah tuan Malik melepaskan satu orang yang bersalah seperti mengampuni orang yang menolong istri Tuan. Atau membiarkan saja orang yang menjadi gila karena rasa bersalahnya?" kata Zahra kepada Malik tiba-tiba.

Malik mengerti, namun ia masih bingung dengan permintaan ambigu dari Zahra. Malik diam saja. Tidak langsung berkomentar, tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut. Ia saat ini sedang berfikir. " Kenapa orang dari Komunitas yang ditugaskan untuk membatunya melenyapkan orang-orang yang bahkan tega membunuh anak kecil dan perempuan hamil. Sekarang diminta untuk mengampuni satu orang atas dasar permintaanya. Atas dasar permintaan pribadi" kata Malik dalam hati.

" Kenapa Nona Zahra meminta pengampunan kepada salah seorang dari orang-orang biadab itu? Apakah ini permintaan Nona Zahra secara pribadi? Atau permintaan dari Komunitas?" tanya Malik pada Zahra. Kemungkinan ini jugalah alasan mengapa komunitas tidak memberikan informasi mengenai target selanjutnya.

" Tidak ini permintaanku secara pribadi" kata Zahra lirih. Malik kemudian bertanya. " Apa yang membuatku harus mengampuninya nona Zahra" kata Malik dengan suara berat. Malik seakan tidak senang dengan permintaan tersebut.

" Aku mencintainya tuan Malik" kata Zahra kepada Malik sembari meneteskan air mata. Malik yang mendengar hal tersebutpun terdiam. Tak habis pikir dirinya. " Aku telah menikah dengan dirinya. Hendoku menerima diriku apa adanya yang mantan seorang pelacur " kata Zahro dengan air mata bercucuran. Mendengar bahwa gadis ini telah menikah dengan salah satu orang yang menjadi targetnya Malik nampak terkejut.

" Hendo tidak terlibat secara langsung terhadap tragedi yang menimpa keluargamu. Ia diluar 8 orang yang masuk dan membantai orang-orang yang anda cintai. Saat itu Hendo hanyalah tentara yang bertugas menjadi supir bagi orang-orang itu. Tangan Hendo tidak berlumuran darah keluargamu tuan Malik! kumohon ampuni Hendoku" jelas Zahra pada Malik.

" Bahkan Hendo yang ikut merasa bersalah kemudian ia memutuskan keluar dari kemiletaran. Ia jijik dengan semua itu dan jadilah dia saat ini bekerja sebagai penjaga klub malam. Ia kesulitan tidur selama beberapa tahun ini." jelas Zahra Putus asa. Malik menghela nafas dalam-dalam.

" Lalu bagaimana tangapan komunitas tentang hal ini?" tanya Malik pada Zahra. " Komunitas tidak berbicara apapun. Aku menjelaskannya pada mereka. Kemudian mereka bilang bahwa mereka menyerahkan keputusannya pada anda. Dalam hal ini, anda adalah pihak yang bisa menentukan ! Jadi tuan Malik aku ingin memohon pada anda bisakah anda melepaskan Henderson?" pinta Zahra.

" Aku bukan orang yang bisa membunuh sembarangan Nona Zahra. Membunuh manusia bukanlah perkara yang mudah. Aku juga bukan orang berhati dingin. Ada rasa bersalah dan rasa berdosa yang kita tanggung saat dengan sadar menghilangkan nyawa seorang yang bahkan jelas-jelas berdosa dan membuat kerusakan." jelas Malik pada Zahra.

" Jika pria tersebut mencintai nona Zahra dan Nona mencintainya. Apa hak saya memisahkan orang yang saling mencintai dengan tulus. Saya sendiri tahu rasa sakit kehilangan seseorang yang berharga. Mengapa saya hendak menghilangkannya. Terlebih kata nona Zahra Henderson tidak terlibat langsung dalam tragedi itu. Ia begitu menyesal selama inikan?" kata Malik.

Zahra tersenyum ringan. Ia bersyukur pria didepanya mau memaafkan orang yang dicintainya. Ia begitu leganya hingga tangis bahagia bercucuran dari mata kepipinya. Ia bersyukur dan memuji Tuhan. " Terima kasih tuan Malik. Terima kasih" ulang Zahra.

" Nona Zahra telah mengalami mungkin lebih banyak penderitaan dari pada yang kurasakan. Perang telah merenggut banyak hal dari kita. Namun kita tak boleh hanya bersedih. Kita harus mencari kebahagian kita sendiri. Berbahagialah Nona Zahra. Berbahagialah dan bagikan kebahagian tersebut kepadaku juga. Aku juga akan berbahagia untuk bagian nona Zahra. Tersenyum saat mengingat nona Zahra bahagia" ungkap Malik dari dasar hatinya.

Zahra tersenyum. Setelah sekian lama ia akhirnya boleh berbahagia. Selama ini hanya ada kebencian didadanya. Kebencian karena hidupnya telah dihancurkan oleh perang tidak berguna. Dari semua keluarganya hanya ia yang tersisa. Tak ada yang lain.

Ketika menjadi imigran Zahra lari dari Negaranya, rumahnya, tempat ia tumbuh dari kecil. Ketika tiba di Negara baru ia dijual berkedok memberi pekerjaan yang jelas dibutuhkan imigran untuk bertahan hidup. Ia di jajakan ke pria hidung-belang. Ia tak tahu. Tiba-tiba saja saat bangun disampingnya telah ada pria telanjang bulat. Ia menangis sejadi-jadinya hingga ia tak makan selama beberapa hari dan hampir mati kekurangan gizi. Alhasil orang-orang yang menipunya membuangnya begitu saja di jalanan.

Ia kemudian dipungut dan dirawat. Namun naas. Pemungutnya bekerja sebagai wanita penghibur. Zahrapun kemudian terjun menjadi wanita penghibur untuk melanjutkan hidup. Agar perutnya tak kosong, agar bisa makan. Tak pernah terpikirkan bahwa dirinya bisa menikah. Untuk seorang wanita yang menjajakkan tubuhnya. Bahkan suaminya tahu dan menerima dirinya apa adanya. Mulanya Henderson tak memiliki perasaan khusus pada Zahro. Ia hanya tertarik karena Zahro merupakan gadis Timur-tengah dimana ia dulu ditugaskan.

Lantaran saling menumpahkan isi hati saat tidur bersama. Mereka kemudian saling jatuh cinta. Mereka saling menceritakan semua hal saat perang. Zahro karena nasibnya yang buruk karena perang dan Henderson karena rasa traumanya pada suatu misi yang ia ceritakan saat mabuk. Mereka kemudian saling mengasihi dan jantuh cinta.

Setelah berbahagia dengan keputusan Malik. Zahro kemudian menyerahkan dokumen tersisa orang-orang yang harus diburu Malik. Zahropun membuka pembicaraan." Mengecualikan dua orang yang membantu istri anda saat tragedi berdarah tersebut. Tinggal satu nama yang tersisa. Ini dokumen dari oraang-orang yang tersisa.

Keduanya kemudian berpisah jalan. Zahro kemudian sekali lagi berterima kasih karena kebaikan Malik. Malik tersenyum ikut berbahagia atas kebahagian Zahro.

Di tempat Malik menginap ia membuka dan mempelajari dokumen-dokumen yang disediakan oleh Komunitas. Salah satu dokumen menyebutkan nama Craig yang saat ini tinggal di Canada. Menurut dokumen pria itulah yang membantu Istrinya saat tragedi berdarah tersebut. Ia bahkan yang meminta kekuarga Cristian untuk merawat Aisah.

Sementara dokumen satunya berisi laporan salah satu kompatriot Craig yakni Antonie. Berdasarkan rekam jejak perbankan yang digunakan Antonie dan juga Craig yang entah bagaimana bisa didapatkan oleh pihak komunitas. Antonie adalah orang yang memberi bantuan financial pada Istrinya selama ini. Bahkan karena usaha eksport-importnya berkembang pesat. Ia melipatgandakan bantuanya saat ini.

Lihat selengkapnya