POST-WAR

Andika purnomo
Chapter #15

Hukuman

Sidang yang dilakukan selama beberapa mingggupun memutuskan untuk membebaskan Henderson dari segala tuduhan karena pria tersebut, sama sekali tidak terlibat langsung dalam operasi berdarah. Sementara, hasil untuk Antonie maupun Craig harus menunggu, karena keduanya terbukti terlibat langsung dalam serbuan berdarah tersebut.

Selama persidangan berlangsung masing-masing baik Antonie maupun Craig mengakui semua tuduhan yang telah dibacakan Hakim. Masing-masing telah mengkonfirmasi tindakan apa yang telah mereka lakukan saat itu. Antonie mengakui bahwa dirinya adalah salah satu orang yang menghilangkan salah satu nyawa keluarga tersebut.

"Ya sayalah yang menembak Ibu dari keluarga tersebut. Bahkan kondisi Ibu tersebut sedang hamil besar" kata Antonie pada Hakim militer. Ia mengatakan tersebut sembari tak kuasamenahan air mata. Sontak para petingi militer yang hadir saat itu berisik-bisik sembari melihat Antonie dengan pandangan jijik yang lainya melihat dengan pandangan marah dan murka.

Antonie yang tak kuasa melanjutkan ceritanya diminta Hakim untuk berhenti. Dan kronologi cerita pada malam berdarah tersebut diteruskan oleh Craig. Craig menceritakan semua kejadian malam tersebut dengan detail. Ia juga menceritakan soal kondisi saat itu, serta keadaan Antonie yang reflek menembak Ibu dari keluarga tersebut lantaran sang Ibu menyerang Antonie.


"Saya disini tidak membela Antonie rekan saya. Namun, bisa saja Antonie terluka atau bahkan tewas saat diserang jika tidak melakukan perlawanan. Kondisi ruangan yang gelab juga serta keteledoran kami tidak membawa kacamata malam, juga menjadi salah satu sebab. Kami sangat terpukul saat mengetahui. Bahwa target tersebut salah sasaran. Namun hal tersebut tidak mengubah fakta bahwa kami telah melakukan kesalahan yang fatal. Jadi kami akan menerima dengan lapang apa saja hukuman yang akan diberikan atau dijatuhkan" jelas Craig.


Hakim berdiskusi, namun sebelum memberi keputusan Craig kembali menyela. "Maaf Hakim yang terhormat. Jika kesaksian kami kurang. Anda bisa mengorek informasi dari salah satu korban yang selamat dari tragedi tersebut. Salah satu angota dari keluarga yang selamat" kata Craig sejurus kemudian.


Baik angota militer yang menyaksikan sidang maupun Hakim tidak mengerti dengan perkataan Craig. Berdasarkan data yang mereka bawa. Dikatakan bahwa seluruh keluarga tersebut tewas saat kejadian naas itu. Namun pernyataan dari Craig seolah membuka hal baru dari kejadian ini. Oleh sebab itu, orang-orang yang ada didalam ruangan itu kaget dan sangat heran dengan kejadian ini.


"Maksud tuan Craig bagaimana?" Tanya sang Hakim. Craig pun meceritakan bagaimana Aisah bisa selamat dari kejadian naas tersebut. Jadi maksud anda salah satu angota keluarga tersebut masih hidup. Bahkan saat ini telah berkeluarga? Tanya sang Hakim kemabali seolah ragu.


"Ya benar, bahkan melalui kenalan saya, anda dapat menghubunginya saat ini" jelas Craig pada Hakim. Sebelum Craig dan Antonie maju ke pengadilan, keduanya telah menghubungi keluarga Cristian dan meminta tolong agar mereka ke Turki untuk mengabari Aisah.


Mulanya Craig menjelaskan pada keluarga Cristian apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga Aisah. Selain sang kepala keluarga Soglu, tidak ada yang tahu kebenaran tersebut. Bahkan nyonya Mariampun tidak. Mendengar penjelasan Craig melalui video keluarga Cristian terdiam seribu-bahasa. Dalam benak mereka, gadis yang selama ini bersama mereka melalui hidup yang berat. Pantas saja Aisah tidak terbuka pada keluarga mereka lantaran, Craig kenalan mereka adalah salah-satu penyebap kematian keluarganya.


"Baiklah Craig kami akan mengatakanya pada Aisah. Ia hanya diminta untuk memberikan kesaksian pada malam tersebutkan?" kata nyonya Mariam. Dan pada saat itu juga, keluarga Craig berangkat menuju Turki. Aisah yang mendengar kabar tersebut sejenak diam seribu bahasa setelah mendengar seluruh penjelasan Mariam.   


Awalnya ia tak tahu apa yang harus dilakukannya. Apakah ia akan memberikan pembelaan pada orang yang ikut andil dalam pembunuhan keluarganya atau ia akan memberikan kesaksian berat pada orang yang berjasa dalam hidupnya.


Namun Maria meyakinkan ia hanya perlu bicara apa adanya sesuai dengan yang terjadi. "Cristian tidak meminta kami untuk mempengaruhi keputusanmu soal hal ini. Ketika kami bicara denganya ia telah pasrah terhadap hukuman apa saja yang nanti akan dijatuhkan padanya. Ia telah siap dengan semunya. Jadi ketika saatnya tiba kamu hanya perlu bersaksi" kata Maria sembari mengelus kepala Aisah.


Mendengar hal tersebut. Beban di pundak Aisah jadi terangkat. Orang yang menolongnya tak meminta apapun darinya. Karena meraka tahu. Mereka jualah yang memberikan kesedihan untuknya.


Laptop milik Craig pun dikeluarkan. Disitu mereka mencoba menghubungi Aisah melalui vidio. Tak lama muncullah seorang perempuan berkrudung khas Timur-tengah. Aisah kemudian menyapa Hakim melalui vidio call.


" Apa kabar nona Aisah" Kata Hakim menyapanya. "Kabar baik tuan Hakim yang terhormat" jawab Aisah. Kemudian Hakim berbasa-basi sebentar pada Aisah dan mulai menanyakan beberapa hal pada Aisah terkait tragedi yang merenggut seluruh keluarganya.


" Jadi Nona Aisah. Kami telah mendengar semua hal yang terjadi pada malam mengerikkan yang menimpa keluarga beserta nona Aisah. Namun sebagai Hakim saya juga harus menanyai nona Aisah menegenai kejadian tersebut. Walau tentu hal ini bakal mengorek luka lama atau membuat kejadian yang ingin nona lupakan harus kembali diceritakan" jelas Hakim pada Aisah.


Aisahpun menceritakan kejadian tersebut sesuai versinya. Sesuai dengan apa yang diketahuinya. " Setelah mendengar kegaduhan pada tengah malam saya terbangun. Saya membuka sesikit pintu kamar dan mendapati Ayah saya mengeluarkan banyak darah tak lagi bernyawa. Saya dapat melihat sebagian tubuh keluaga saya baik Ibu Adik dan Kakak saya tergeletak dilantai dengan banyak darah mengenang dilantai" cerita Aisah sambil meneteskan air mata dan membuat seluruh orang dalam pengadilan ikut terbawa dalam kesedihan. Lebih-lebih Craig dan Antonie yang menundukkan kepala mereka begitu dalam merasa bersalah.


" Kemudian saya sadari bahwa keluarga saya seluruhnya telah" Aisah kembali menagis sembari menutut mulutnya menahan tangis tak sangup melanjutkan kata-katanya.


Setelah dapat menenangkan diri. Aisahpun melanjutkan ceritanya saat ia ditolong oleh kedua orang yang saat ini ada dipengadilan. Dan bagaimana ia yang masih remaja dititipkan kekeluarga Craig. Hingga bantuan yang diberikan oleh Antonie serta Craig.


Setelah menceritakan keseluruhan peristiwa tersebut ia kemudian ditanyai kembali oleh Hakim. " Saya ingin nona Aisah berada ditempat ini supaya kami dapat memperoleh lebih banyak informasi dan lebih mudah menanyakan banyak hal. Jadi bisakah dalam minggu ini anda terbang ke Amerika" kata sang Hakim.


Aisah terdiam, untuk beberapa saat keheningan terjadi. Sampai Hakim kemudian memulai kembali pertanyaannya. " Nona Aisah bisakah anda terbang kemari. Kami ingin detail kejadian tersebut dan tentu saja beberapa pemeriksaan" kata Hakim.


Aisahpun menjawab bahwa dirinya tidak bisa ke Amerika. Saat Hakim bertanya alasanya Aisahpun menjawab, ia tidak ingin kesana. " Sejujurnya saya tidak bisa bilang saya tidak membenci Negara anda" kata Aisah. " Sangat naif jika saya baik-baik saja bila berada disana. Bagaimanapun Pemerintahan andalah yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada diri saya" ujarnya.


" Tapi yang perlu digaris bawahi saya tidak membenci masyarakatnya. Bagaimanapun banyak orang baik disana. Jika anda jadi saya apakah anda akan baik-baik saja jika diundang oleh bagian dari Pemerintahan itu sendiri. Pemerintahan yang ikut andil bagian dalam perangan yang samapai sekarang belum selesai di Negara saya. Pemerintahan yang mencabut nyawa semua keluarga saya" lanjut Aisah dengan sorot mata lurus. Orang-orang yang ada diruangan tersebutpun menundukkan kepala mereka.


" Yang jelas saya tidak sanggup. Saya tidak mau. Saya tidak mampu jika diundang kesana. Saya akan berkompromi dari sini" tegas Aisah. Mendengar hal tersebut sang Hakimpun mau-tidak mau menyetujui permintaan Aisah. Sang Hakim bilang ia akan menugaskan orang-orangnya

untuk datang ke tempat Aisah. Aisahpun menyetujuinya. Sidang pun ditutup.

Lihat selengkapnya