POST-WAR

Andika purnomo
Chapter #16

End

Antonie memandangi gadis disampingnya. Gadis yang sama seperti sebelumnya. Gadis yang tiga tahun lalu dipandang Antonie sebagai gadis kecil kini telah berubah. Antonie hampir-hampir tidak bisa melepaskan pandangannya dari Aisah. Ia selalu mencoba mencuri-curi pandang pada Aisah jika mempunyai kesempatan.


Nissa telah berubah menjadi seorang wanita dewasa, hanya dalam tiga tahun. Ia terlihat angun dan bersahaja. Tak banyak yang berubah darinya selain bentuk tubuhnya yang semakin berkembang menjadi wanita dewasa. Serta riasan wajah yang sedikit namun menambah kecantikannya.


Karena Antonie terus dan terus menerus memandanginya Nissa merasa risih. Ia kemudian berdehem agar Antonie mengalihkan pandanganya. Jono yang melihat tuannya dari kaca spion tersenyum sendiri.


Karena ketahuan Antoniepun mencari alasan dan membuat percakapan agar dirinya tidak malu. " Jadi sekarang kamu kuliah Dek? Kurang lebih pertengahan semester ya?" tanya Antonie pada Nissa. Nissa pun mengangguk tanda mensetujui.


Kemudian Antoniepun melanjutkan banyak pertanyaan-pertanyaannya pada gadis tersebut.

Mulai dimana dia kuliah sampai jurusan apa yang diambil Nissa. Keduanya berdiskusi dengan hangat. Sampai Antonie bertanya bagaimana kabar Latief. Nissapun Terdiam sesaat, sebelum menghela nafas.


" Dia baik-baik saja" kata Nissa singkat. Jonopun langsung menyambar saat membicarakan soal Latief. " Dia pria bodoh yang berselingkuh saat mendapat istri yang sempurna seperti nak Aisah" kata Jono dengan geram.


Antonie begitu syok mendengar kabar tersebut. Kabar bahwa Nissa telah menikah dengan Latief. Ia tak sangup berkata-kata dan tak percaya dengan apa yang didengarnya. " Sudah kubilang harusnya nah Aisah memilih putra saya" kata Jono pada Nissa. " Latief memang bodoh" kata Jono lagi.


"Anak saya tampaknya masih menyukai nak Nissa kenapa tidak menerima lamaran anak saya saja nak. Kenapa malah menolaknya!" tanya Jono pada Nissa. Antonie yang dari tadi kaget dan syok Karena tidak bisa mencerna informasinya menjadi tambah bingung, Karena kata-kata Pak Jono. "Bukankah Nissa telah menikah dengan Latief? Kenapa anak Pak Jono ingin melamar wanita yang telah menikah?" Batin Antonie dalam hati.


" Saya masih belum berani menikah lagi pak. Saya masih trauma. Mas Dimas orang yang baik. Mas Latif juga. Tapi saya pikir waktu itu saya terbawa suana karena ingin memiliki keluarga sendiri. Jadi setelah lulus SMA saya menikah dan terlebih mas Latief membuat usahanya sendiri. Jadi kami pikir kami mampu mandiri. Tapi nampaknya kesuksesan membuat Mas Latif lupa dan terbuai. Ketika mendapat godaan dari adik kelasnya ia pun lupa dengan banyak hal. Saya memergoki mereka. Seketika itu juga saya minta bercerai" kata Nissa pada Jono.


" Jadi saya tidak ingin membuat kesalahan yang sama dan kemudian menyesalinya. Saat ini saya masih ingin sendiri" kata Nissa. Antonie yang mendengar hal tersebut turut sedih. Namun juga didasar hatinya ia bahagia. Karena Nissa telah sendiri lagi. Dan tidak besama dengan seseorang.


Ketika samapai dirumah Luna. Disana sudah ada keluarga Soglu yang menyambut. Kedatangan mereka. Mereka semua dengan senyum bahagia menghabisakan waktunya. Namun demikian kebahagiaan tersebut tidak berlangsung lama.


Mereka kedatangan seseorang yang tidak mereka kenali. Perempuan tersebut adalah seorang perempuan Timur-tengah bernama Zahra. Ia datang bersama dengan seorang bocah laki-laki yang merupakan putranya.


Saat bertemu Luna ia bilang ada hal penting yang ingin dibicarakan pada semua orang disitu. Zahro memperkenalkan diri sebagai istri dari Henderson. Antonie sedikit mengingat bahwa perempuan tersebut datang saat persidangan Henderson. Perempuan tersebut menangis bahagia ketika Henderson dinyatakan tidak bersalah.


Maaf mengacaukan kebahagian kalian. Henderson Suamiku telah meninggal. Baik Craig maupun Antonie besimpati dalam." Bagaimana ia bisa meninggal?" tanya Antonie penasaran. " Ia ditusuk seseorang di dekat Kesington Avanue Philadephia. Polisi mendunga ia ditusuk oleh salah seorang pengguna narkoba" Kata Zahro.


" Pelakunya telah tertangkap. Ia mengaku dalam keadaan memakai narkoba dan kondisi tidak sadar" terang Zahro. " Namun sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya. Ia membisikan nama seseorang. Ia bilang Michael mungkin saja terlibat" begitu kata-kata terakhir Henderson Zahropun kemudian tak sanggup lagi membendung air matanya.


Ketika mendengar nama tersebut dari mulut Zahro. Seketika baik Craig maupun Antonie terdiam.

Mereka tahu Michael telah bergerak kembali untuk menuntut balas. Zahro yang tak sangup lagi menahanya menangis, kemudian ditenangkan oleh Luna dan Aisah.


Hanya beberapa menit setelah itu, handpone milik Elisa berdering. Ia mengenali nomor siapa yang meneleponya. Iapun mengangkatnya. Dari seberang suara perempuan tersebut tampak serak bercampur dengan tangis. " Ada apa Aisah?" tanya Elisa khawatir. Cristian yang mendengar sesuatu tentang Aisah memberi isayarat agar sang Adik mengeraskan suara telefone.


" hikk hikk Tolong aku dan Putriku. Malik ditembak oleh orang yang tidak kukenal. Saat ini Malik hilang aku berada dikantor Polisi terdekat" katanya sembari menahan tangis. Cristian yang mendengar hal tersebut langsung meraih telfone adiknya. "Dimana! beritahu lokasimu berada. Jangan kemana-mana. Aku akan segera kesana" kata Cristian memberi perintah.

Cristian dengan segera mencari penerbangan tercepat menuju Turki. Antonie menelfone seseorang yang ia kenal. " Bisa saat ini?. Baiklah kami akan segera menuju kesana" kata Antonie. " Cristian ikut bersamaku. Aku telah menyewa jet pribadi kenalanku yang bisa menuju Turki. Lebih cepat dari pada menunggu pesawat komersil" kata Antonie.


" Pak sebaiknya anda menemani mereka. Bahaya jika Michael menyerang kekuarga kita. Bro urus penerbangan semuanya kerumahku. Sewa orang-orang bayaran juga untuk melindungi sejak dari bandara sini hingga tiba di Indonesia. Ketika disana sewa orang bayaran lagi" kata Antonie memberi perintah pada asistenya.


Antonie langsung saja terbang bersama Cristian menuju Turki. Diperjalanan Cristian sibuk menelfone semua orang kenalanya untuk menjaga Aisah dan berada disekeliling Aisah sampai dirinya datang. Karena memang membutuhkan waktu untuk samapai di Turki yang terletak di Benua yang lain.


Esoknya setelah keduanya sampai di tempat yang Aisah beritahu. Cristian langsung saja menghampiri Aisah yang ditemani oleh beberapa orang kenalan Cristian. Ia memengang tangan perempuan tersebut yang terlihat masih gemetar.


Antonie yang melihat perempuan yang telah disakitinya kembali mengalami kesedihan. Membuat hatinya tersayat. Antonie segera saja menghampiri polisi untuk menanyakan kondisi saat ini.


" Tuan keluarganya?" tanya sang polisi. Antonie pun menjawab bahwa dia merupakan keluarganya. Polisi kemudian menjelaskan bahwa beberapa jam yang lalu jasad suami Aisah telah berhasil ditemukan. Tubuhnya terkena beberapa tembakan wajahnya hancur ditembak peluru dari jarak dekat.


Polisi juga sudah mengabari Aisah bahwa suaminya telah meningal melindungi dirinya dan Putrinya. Menurut Polisi kejadian tersebut terjadi saat ia bersama keluarganya bepergian kepedesaan. Menurut keterangan yang didengar oleh Polisi dari Aisah. Tiba-tiba mobil mereka ditembaki oleh seorang pengendara motor.


" Tampaknya terjadi baku-tembak terjadi setelah itu. Sang suami kemudian menyuruh istrinya mengendarai mobil ke pemukinan terdekat. Sementara korban menahan orang yang ingin menyelakai mereka. Hasilnya, korban tewas" jelas sang Polisi. " saya juga ingin tahu bagaimana korban bisa memiliki senjata api" kata sang Polisi.


Setelah menjawab pertanyaan sang Polisi dengan diplomatis. Antonie meminta izin untuk membawa Aisah pergi dan memakamkan sang suami. Setelah memakamkan Malik. Mereka segera bertolak ke Indonesia untuk berkumpul bersama Craig. Mereka menggunakan pesawat jet setelah mengurus surat-surat yang diperlukan.


Aisah kini telah sampai di Indonesia. Dirinya kemudian dihibur oleh keluarga Soglu yang merupakan keluarga keduanya. Disana juga terdapat Nissa serta Luna dan Zahro yang ikut mendengarkan.

Nissa sangat kaget dengan semua cerita yang didegarnya. Ia merasa seperti hidup didunia lain. Baginya perang dan pembunuhan hanya ia dengar melalui acara telefisi, dan kemudian ssat ini ia dengar sendiri dari orang-orang yang mengalaminya. Ia sangat bersyukur tinggal di Indonesia yang damai.


Craig dan Antonie tahu ini adalah keadaan gawat. Ia memberitahu semua penjaga yang berjumlah 10 orang tersebut agar sangat berhati-hati. Lawanya adalah profesional perang. Dari beberapa penjaga ada juga polisi dari Indonesia yang diminta tolong untuk berjaga.


Lihat selengkapnya