POV: First Daughter

Rachel Grifith Charisa Wijaya
Chapter #1

Prolog

Dari bola mata ini masih dapat aku lihat jelas pesona wajahmu yang tidak berubah sejak kali pertama kita bertemu. Dalam hatiku terucap keinginan kalau aku masih ingin memandang pesona itu tidak hanya hari ini tapi selamanya. Namun, mataku terlalu lelah.

“Lana.” Suara berat milikmu masih dapat tertangkap kedua telingaku.

Mataku terbuka sedikit untuk meyakinkan dirimu bahwa aku masih ada bersamamu. Aku berusaha untuk menyunggingkan senyuman tapi tubuh ini tidak berdaya.

Lalu, kamu menggeser kursi agar semakin dekat denganku “Apa yang kamu pikirkan saat ini?” pertanyaan itu yang selalu kamu ajukan acapkali menangkap ekspresi frustasi di wajahku. Namun, sore menjelang matahari terbenam hari ini, aku yakin tidak ada ekspresi frustasi justru aku sudah melepaskan semua perasaan tidak menyenangkan.

Aku hanya diam sehingga kamu menjelaskan maksud ucapanmu “Sudah lama kita tidak mengobrol sehingga aku ingin tahu apakah ada yang kamu pikirkan saat ini.” Kamu tersenyum.

Aku berani bertaruh wanita manapun akan jatuh cinta ketika melihat senyumanmu. Aku sangat diberkati dalam melihat senyuman itu setiap saat selama setahun terakhir ini.

Perlahan, aku membuka mulut untuk menjawab “Aku memikirkanmu. Aku memikirkan keluargaku dan..” sejenak aku berhenti, lalu menatap jendela “Aku memikirkan masa kecilku.”

Seketika tanganmu memegang tanganku yang tertusuk selang infus “Lana.” Pegangan tanganmu hangat sehingga aku merasakan ketenangan sejenak “Kamu akan selalu bersamaku.” Ucapan itu membuatku mengalihkan pandangan ke arahmu bersama dengan setipis senyuman yang mampu aku berikan sebelum mataku yang lelah itu perlahan terpejam. Aku mendengar suaramu memanggil namaku tapi aku benar – benar lelah. Aku ingin tertidur dan bermimpi tentang suatu masa dimana Ralana hidup.

 

Lihat selengkapnya