Dimulai dari gambar buram seperti kulit jeruk berwarna hitam putih dengan suara gemerisik. Kemudian muncullah gambar-gambar berikutnya secara berturut-turut dengan posisi gambar yang kadang terbolak-balik dan terputus-putus. Awalnya semua diam saat melihat video yang terputar itu. Mereka masih mencerna soal apa dan siapa yang berada di dalam video tersebut. Seiring berjalannya video tersebut kini mereka semua menyadari dan terkejut karena tak menyangka kalau isi dari video itu adalah rekaman-rekaman diri mereka sendiri yang diambil tanpa sepengetahuan atau seijin mereka.
“Siapa ya yang ngambil gambar-gambar gue waktu di sekolah?” heran Windy melihat dirinya di video sedang berjalan menuju kelas, sedang makan di kantin dan sedang bermain basket.
“Iya … itu, ‘kan waktu sebelum pandemi ya?” tanya Aji, Windy mengangguk.
“Loh, itu gambar gue lagi di rumah!” kaget Tia, “trus itu gue juga lagi di taman!” Video menampakkan Tia yang sedang menyapu teras rumahnya, membuang sampah di depan rumah juga saat ia sedang berolahraga di taman. “Gila ini!” kesal Tia tak suka karena dirinya dikuntit serta direkam seperti itu.
Kaka bisa merasakan kegelisahan yang dirasakan teman-temannya itu karena ia juga merasakan hal yang sama. “Ini video dari siapa Yon? Coba lo cari tahu deh! Kok ngerekamin aktivitas kita tanpa ijin kita sih?” gusar Kaka. Dion mengangkat bahunya, “Barusan gue cari melalui emailnya tapi emailnya ga jelas dan ga bisa gue reply Ka!” Kaka berdecak kesal, “Coba gue bantu track, gue mau tau dia ngirim dari mana video ini!”
“Lihat! Itu lo ‘kan Nin? Lagi di kolam renang! Astaga!” seru Windy. “Ya Tuhan, apa maksud dari video ini sih?!” kaget Nina melihat dirinya di video sedang berenang kemudian sedang berjalan ke kamar ganti. “Kok bisa-bisanya ngerekam di kolam renang khusus cewek sih?” heran Tia. “Dia pasti nyolong-nyolong nih Ti, lihat gambar-gambar di video ini diambil pake hape, hapenya goyang-goyang soalnya,” kata Aji, “dan bukan kalian aja … lihat tuh, dia juga ngerekam gue lagi di kosan di lantai dua, dia pasti ngerekam gue dari bawah nih! Bener-bener brengsek!”
“Ka! Itu rumah lo bukan?” sahut Nina. Kaka yang sedang mencari lokasi si pengirim video melalui telepon genggamnya, mendongak pada layar monitornya yang besar dan melihat pada video itu. “Bangke! Betul Nin, itu rumah gue … dia ngerekam rumah gue dari warung di depan rumah gue tuh, apa maksudnya ya si bangsat ini!?” umpat Kaka.
“Siapa ya ‘ni orang, buat apa dia ngerekamin kita?” cetus Nina.
“Pukimak! Itu rusun gue! Itu kamar gue!” seru Dion, “dia tau gue ada di lantai berapa, ada di kamar mana, macam mana pula ini bah!”
Tak lama dari video yang menampakkan Dion di rusunnya, video itu pun selesai. Gambar di layar kembali seperti awal video, buram seperti kulit jeruk yang berwarna hitam putih dengan suara bergemerisik. Semua terdiam masih tertelungkupi kebingungan juga kekesalan yang menggumpal di dalam dada.
Tiba-tiba muncul sebuah akun anonim bergabung dalam GMeet mereka.
Sebuah akun tanpa foto profil.