PRATIKARA (SEASON1)

Ira A. Margireta
Chapter #13

Bab 12. Bayangan Yang Menyimpan Luka

Pagi hari yang cerah menembus jendela kamar Azalea. Dia terbangun karena sinar matahari yang menyilaukan matanya.

Dia menoleh ke sekeliling, lalu terkejut.

"Kenapa aku ada di kamarku? Siapa yang membawaku ke sini?"

Azalea segera memeriksa tubuhnya, lalu bangkit dari kasur dan berjalan ke cermin. Dia memeriksa dirinya dengan saksama, memastikan bahwa Dia masih mengenakan pakaian yang sama seperti malam sebelumnya.

"Nggak ada bekas apa pun... Siapa yang membawaku pulang?"

____________

Azalea pergi ke sekolah seperti biasanya. Saat masuk kelas melalui pintu depan, dia mendapati Christin sedang fokus belajar. Gadis itu lalu mengalihkan pandangannya dan menatap Azalea.

"Lea," panggilnya.

Lea pun menoleh, "Ada apa?"

"Kamu pulang sama siapa semalam? Aku nyari kamu tapi nggak ketemu. Aku juga nelpon, tapi nggak kamu angkat. Aku khawatir kamu kenapa-kenapa," ujar Christin dengan nada cemas.

"Maaf, kemarin aku buru-buru pulang. Ada urusan di rumah. Maaf, lain kali aku kabarin kamu dulu," jawab Lea, berbohong.

"Oke. Kamu udah sarapan? Aku bawa bekal hari ini," kata Christin, menawarkan dengan lembut.

"Makasih, tapi aku udah sarapan," jawab Lea cepat.

"Oke," ucap Christin singkat. Lea pun duduk di bangkunya.

Tak lama kemudian, Bianca masuk ke kelas bersama seorang siswi lain yang membawakan sebuah kardus besar. Dia meletakkan kardus itu di atas mejanya dengan penuh percaya diri.

"Makasih, kamu bisa ambil salah satu hadiahnya," kata Bianca pada siswi itu.

"Yang bener?" tanya si siswi, tampak girang.

Bianca mengangguk sambil tersenyum.

"Makasih, Bianca," ucapnya, lalu mengambil salah satu kotak kecil dari dalam kardus. Jumlahnya memang banyak. Dia membuka kotak itu dan menunjukkan isinya kepada semua siswa di dalam kelas.

"Cantik banget, Bianca. Kamu desain sendiri? Bagus banget!" serunya kagum.

"Iyalah, ini kan spesial buat kalian," kata Bianca dengan senyum bangga.

Christin hanya memperhatikan tanpa banyak bicara. Sebenarnya dia penasaran dengan barang yang dipamerkan, tapi memilih diam.

"Kalau begitu aku pakai cincin ini dan aku pamerin ke semua orang. Makasih, Bianca," ucap siswi itu, lalu berlari meninggalkan kelas dengan penuh semangat.

Suasana kelas menjadi riuh. Semua siswa-siswi mulai membicarakan hadiah-hadiah dari Bianca, kecuali Christin dan Lea yang tetap diam.

"Kalian semua juga ambil, ini buat kalian semua," ujar Bianca, berdiri tegak seperti sedang mengatur pesta.

"Yang bener?"

"Iyalah, ngapain aku bohong. Ambil satu per satu," ujarnya

Para siswi langsung berkerumun di meja Bianca, berebut melihat isi kotak-kotak kecil itu. Tapi satu hal membuat Bianca kesal-Christin dan Lea tetap cuek, tak tertarik sedikit pun.

Bianca mengambil dua kotak kecil. Satu dia berikan langsung ke Christin.

Satunya lagi dia letakkan pelan-pelan di atas meja Azalea.

"Ini buatmu... Gimana keadaan semalam? Lo gapapa? Lo menghilang di tengah permainan, sayang sekali," ucap Bianca dengan senyum ambigu, lalu kembali ke tempat duduknya.

*

Leo tengah mengamati gelang yang ada di foto handphonenya. Tatapan fokus dan rasa penasarannya tinggi

"Masa orang mati bisa hidup lagi."

Saat ini, dia berada di rumah Bu Mina. Sementara itu, Bu Mina meneguk teh herbal dari cangkir sebelum meletakkannya di atas meja.

"Bagaimana dengan acara semalam?" tanya Bu Mina.

"Berjalan lancar."

Wajah Bu Mina tampak khawatir.

Lihat selengkapnya