PRATIKARA (SEASON1)

Ira A. Margireta
Chapter #2

Bab 1. Musim Kembali Dimulai

Suara mesin mobil sport terdengar mengaum dari kejauhan, meluncur mulus melewati gerbang depan Sekolah Hugo. Bentley Flying Spur hitam metalik berhenti dengan presisi di depan lobby utama. Semua mata langsung tertuju padanya.

Pintu mobil terbuka perlahan, dan keluar seorang perempuan dengan aura mencolok. Seorang gadis mengulurkan kaki dari pintu mobil, menampakkan sepatu mahalnya, diikuti dengan tas bermerek dan aksesori mencolok. Penampilannya memancarkan kemewahan.

Gadis itu segera jadi bahan pembicaraan. Bianca Gabriella Hugo—anak pemilik sekolah ini.

"Hei, itu Bianca..." bisik beberapa siswa.

"Dia makin cantik ya..."

Bianca tersenyum tipis, matanya menatap gedung sekolah yang tak banyak berubah, tapi jelas suasananya akan segera dia kuasai kembali. Lalu berjalan masuk tanpa bicara.

Dengan langkah angkuh, Bianca berjalan melewati lorong. Di koridor, tanpa sengaja Bu Mina yang terburu-buru membawa setumpuk kertas menabraknya.

"Ibu lagi," gerutu Bianca tajam.

Nadanya bukan sekadar kesal—tapi muak. Dia menatap Bu Mina dengan jijik.

"Punya mata gak sih! Beraninya nabrak aku!"

"Maaf Bianca, Ibu tidak sengaja," kata Bu Mina buru-buru meminta maaf.

"Lain kali fokus. Kalau sampai kejadian ini terulang... aku pastikan Ibu gak akan nginjek tempat ini lagi."

Bianca meninggalkannya begitu saja. Bu Mina mengepalkan tangannya erat. Tapi dia hanya menunduk, menahan diri.

*

Ruang paling eksklusif di sekolah Hugo—Ruang Diamond—tempat khusus siswa siswi 5 teratas, penuh aroma kayu mahal dan lukisan klasik. 

Pintu terbuka. Bianca masuk, menebar wangi parfumnya. Di dalam, Nathan sedang mengambil buku, sementara Arion duduk dengan wajah murung sambil menatap layar ponsel.

"Lagi ngapain kamu? Lagi nungguin Christin?" goda Bianca ke Arion.

Arion cuek, malah sibuk main handphone. Arion memang tidak dalam suasana hati yang baik, karena pesan dan telfonnya tidak di sambut hangat oleh Christin.

"Ya sudah kalau begitu, sebenarnya aku mau kasih kabar tentang Christin," kata Bianca berjalan ke arah sofa, melemparkan clutch-nya, lalu duduk dengan angkuh. Udara berubah, seperti angin badai yang menahan napas.

Nathan yang awalnya hanya mengambil buku, kini memperlambat langkah, tertarik.

"Bagaimana kabarnya?" tanya Arion penasaran.

"Aku dengar dia akan pulang hari ini... Kamu gak tau? aku kira Nathan disini sudah beri tahu, gak ya? hubunganmu sama Christin masih nyambung kan Nathan?" kata Bianca mencoba membuat dialog dengan Nathan.

Nathan memilih diam dan pergi meninggalkan ruangan.

"Jam berapa dia sampai?" tanya Arion cepat.

Bianca melirik jam tangannya. "Mungkin dua puluh menit lagi."

*

Bandara Soekarno-Hatta, 07.25 WIB

Sebuah pesawat dari New York mendarat dengan aman. Dari gerbang, kedatangan seorang perempuan keluar sambil menenteng koper berwarna abu-abu keperakan. Rambut hitam panjangnya terurai rapi, wajahnya lebih dewasa dan dingin.

Lima bulan di Amerika tak membuatnya lupa. Justru membuatnya menyimpan lebih banyak luka dan amarah.

Lihat selengkapnya