PRATIKARA (SEASON1)

Ira A. Margireta
Chapter #18

Bab 17. Kedatangan Tamu Kehormatan

Pagi itu halaman sekolah ramai. Sinar matahari memantul di kaca jendela lantai dua, membuat gedung tampak lebih hidup dari biasanya.

Nathan baru saja memarkir sepeda ontelnya di sudut dekat taman depan. Dia masih merapikan rantai yang sedikit longgar ketika langkah sepatu terdengar mendekat.

Christin, rambutnya terikat rapi, jas hitamnya jatuh sempurna di atas rok gelap. Dia berjalan lurus ke arah Nathan, seolah semua orang di sekitar hanyalah bayangan.

"Nathan," panggilnya, suaranya tenang namun cukup keras untuk menarik perhatian beberapa siswa.

Nathan menoleh, "Apa?" nada suaranya datar.

Tanpa menjawab, Christin meraih kerah dasi Nathan dan merapikannya. Gerakan itu singkat, tapi cukup untuk membuat beberapa siswa berbisik-bisik.

"Sudah kubilang, kalau mau terlihat rapi, jangan setengah-setengah," ucapnya sambil tersenyum tipis, lalu berbalik pergi seolah itu hanya hal sepele.

Nathan diam, tidak membalas. Tapi tatapan mata yang dia lemparkan ke mata Christin jelas penuh peringatan.

Dari sisi taman, Azalea berdiri di antara kerumunan siswa dan siswi. Tangannya yang memegang buku sedikit mengerat. Dia tidak mendengar jelas percakapannya, tapi cukup melihat sentuhan itu untuk membuat dadanya terasa aneh-campuran bingung, terusik, dan sedikit takut.

Christin melirik sekilas ke arah Azalea. Senyum itu kembali muncul-senyum orang yang baru saja menanam bibit masalah.

*

Jam pelajaran pertama belum dimulai. Ruang kelas dipenuhi suara kursi yang bergeser, tawa kecil, dan bunyi kertas dibolak-balik.

Azalea duduk di bangku dekat jendela, matanya kosong menatap halaman sekolah. Bayangan pagi tadi-Christin merapikan dasi Nathan-terus berputar di kepalanya.

"Lea, lo kenapa? Dari tadi melamun," Suara Hana, teman sebangkunya, memecah lamunannya.

Azalea menggeleng cepat, "Nggak... nggak apa-apa."

Hana mencondongkan badan, menurunkan suaranya, "Btw lo liat tadi kan? Di depan taman."

Azalea terdiam, "Liat."

Hana menelan ludah, lalu menatap Azalea hati-hati, "Lo tau nggak... katanya mereka balikan."

Azalea mengerutkan dahi, "Mereka?"

"Christin sama Nathan, dulu mereka pernah pacaran. Katanya udah beberapa hari ini sering keliatan bareng, dan... ya lo liat sendiri tadi pagi."

Ucapan itu menggantung di udara, terasa lebih berat daripada yang Hana kira.

Dari bangku belakang, dua siswi lain ikut berbisik-kali ini tanpa peduli Azalea mendengar.

"Tadi Christin benerin dasinya Nathan... jelas banget udah nyaman."

"Makanya, kayaknya mereka udah balikan deh."

Azalea menunduk, pura-pura sibuk dengan buku catatan. Tapi kata "balikan" terus terngiang-ngiang di kepalanya, mengaduk perasaan yang bahkan dia sendiri sulit pahami.

Di luar jendela, Christin berjalan melewati koridor. Sekilas, dia menoleh ke arah kelas Azalea-dan tersenyum tipis, seolah tahu gosip itu sudah menyebar ke segala arah, persis seperti yang dia mau.

*

Di kantin, suara sendok dan garpu beradu dengan obrolan siswa. Nathan duduk di ujung meja bersama Leo. Dia sedang membuka portal berita sekolah di tabletnya, lalu tiba-tiba tertawa kecil.

"Bro, lo liat ini gak?"

Nathan mengangkat kepala, "Apa lagi?"

Leo memutar layar tablet itu, menampilkan sebuah postingan di forum internal sekolah: foto pagi tadi, saat Christin merapikan dasinya. Caption-nya sederhana tapi mematikan:

"Throwback couple? Christin & Nathan spotted again. Balikan?"

Nathan memandang foto itu, rahangnya mengeras, "Sampah," dia mendorong layar tablet kembali ke Leo.

"Tapi lo tau kan, gosip kayak gini cepet banget nyebar? Apalagi mereka inget lo sama dia dulu pacaran."

Nathan mengembuskan napas berat, "Gue gak peduli."

Leo terkekeh, "Nggak peduli tapi mukanya tegang gitu."

Lihat selengkapnya