PRECIOUS (Setiap Detik Berharga)

Ambar MF
Chapter #6

BERMALAM DI STASIUN

Setibanya di Stasiun, mereka bertiga langsung mencari tempat untuk rehat sejenak, mereka menuju ruang tunggu calon penumpang di sebelah ujung stasiun yang mulai sepi karena waktu sudah hampir tengah malam dan belum ada jadwal keberangkatan kereta saat itu.

“Akhirnya kita nemuin tempat yang terang.”

“Bener nih, butek banget gue dari tadi, kayaknya waktu berasa lambat banget coba.”

"Terus gimana nih, mau kemana kita? Ini udah jam 11 malem.”

"Nafas dulu deh, gue mau ke kamar mandi, udah nahan dari tadi,” Sea berdiri dari tempat duduknya sambil berlalu begitu saja.

"Gue juga, sholat isya’ aja belom kan kita.”

"Barengan lah, jangan tinggalin gue sendirian,” Dira pun berlari mengikuti Ayu dan Sea.

***

Sea, Ayu dan Dira hanya mengayun-ayunkan kaki di kursi ruang tunggu stasiun, keheningan terjadi sesaat, bahkan mata Sea sudah terpejam sebentar sambil bersandar pada pundak Ayu. Belum ada kejelasan akan nasib mereka, paling tidak hingga esok pagi.

"Gimana nih?” tanya Ayu.

"Kita tidur sini aja yuk, banyak kursi kosong tuh lumayan kan bisa rebahan, besok pagi kita beli tiket balik deh, ngga kuat gue ngantuk banget,” Sea menunjuk beberapa deret kursi yang memang tak ada menempati, sementara matanya masih terpejam.

"Gue setuju,” cetus Dira

Tanpa basa basi Sea dan Dira membereskan barang bawaannya dan berpindah ke deret kursi yang kosong, Sea menggunakan tas ranselnya yang ia taruh di ujung kursi untuk dia jadikan sebagai bantal.

Sementara Dira memakai bantal leher yang sengaja ia bawa dan langsung merebahkan badan nya di deretan kursi di belakang Sea, Sedangkan Ayu memilih kursi paling belakang, sehingga dia bisa melihat jelas sahabat-sahabatnya yang sudah terlelap.

Waktu terasa berjalan sangat lambat, berkali-kali Ayu mencoba memejamkan matanya yang tersamarkan oleh kacamata coklat yang ia kenakan serta berselimut jaket putih kesayangannya, hingga pukul 01.30 sudah tak terhitung berapa kali ia mencoba merebahkan tubuhnya, namun tetap saja ia tak bisa terlelap dengan nyaman seperti Dira dan Sea.

Suasana stasiun pun tak se-ramai di jam-jam sibuk, hanya terlihat beberapa orang saja, itupun silih berganti jika kereta mereka datang pun mereka bisa melanjutkan perjalanannya dan meninggalkan ruang tunggu stasiun.

Tepat di seberang Ayu, berdiri seorang bapak satpam yang sedari tadi memperhatikan mereka keheranan, mungkin ia bingung karena mereka bertiga tak berpindah tempat dan malah tertidur nyenyak, beruntungnya mereka tidak di usir dari stasiun itu.

“Yu, lo udah bangun?” Sea tiba-tiba mengagetkan Ayu yang tengah melamun memperhatikan orang berlalu lalang.

"Udah,” jawabnya singkat.

“Oh yaudah, gue masih ngantuk, mau tidur lagi,” Sea masih terlihat sangat kelelahan, ia tak kuat menahan kantuknya, tak peduli lagi dimana dia tidur saat itu.

Sambil memejamkan matanya, Ayu menghela napas panjang, ada hal berat yang tertahan, tak terasa air matanya terjatuh, ia kembali teringat pada Ibundanya, pikiran-pikiran buruk dan rasa takut itu kembali datang, hidungnya memerah, ia segera mengusap air matanya sebelum ada yang melihat, meskipun dadanya semakin sesak pagi itu, ia ingin segera pulang saat itu juga.

Lihat selengkapnya