PRECIOUS (Setiap Detik Berharga)

Ambar MF
Chapter #8

ROAD TO WISUDA

Beberapa hari menjelang wisuda, Ayu disibukkan dengan berbagai persiapan, mulai dari antre pengambilan baju toga hingga mencari kebaya untuk ia pakai di hari spesialnya itu, meskipun hingga saat ini belum ada yang cocok.

Sepulang dari kampus membereskan segala urusannya, Ayu bersama teman kampusnya Sea, Tyas dan Eno sepakat untuk mencari berbarengan, ternyata mereka pun belum menemukan baju yang akan mereka kenakan di hari wisuda nanti.

Tempat tujuan mereka kali ini adalah Pasar Bringharjo. Dengan banyaknya pilihan dan tentu harga yang masih bisa di bilang ramah bagi kantong para mahasiswi seperti mereka.

“Eh ini bagus nggak sih?” Tyas mulai menunjuk baju yang di pajang di patung.

“Bagus yas, gue juga mau dong yang kayak gitu.”

Nampaknya Eno pun memiliki selera yang sama dengan Tyas, dan kebetulan tinggal sisa dua model baju yang sama, ukurannya pun cocok di mereka berdua.

Tak butuh waktu lama bagi Tyas dan Eno, segera saja mereka membayarnya.

 Sementara Sea dan Ayu masih terus berkeliling dari satu toko ke toko lain, Sea menunjukkan model baju yang ia cari pada setiap penjaga toko yang ia temui.

Hampir 1 jam mereka berkeliling, namun belum ada yang menarik hati Sea dan Ayu.

 “Se, coba tanya ke ibu-ibu yang ujung itu, kayaknya mirip-mirip sama di gambar lo deh.”

 Ayu memberikan saran ke Sea karena ia mulai lelah berkeliling meskipun ia sendiri belum mendapatkan baju yang ia inginkan, namun ia tak terlalu ambil pusing tentang hal ini.

“Bu, ada model baju kayak gini ngga?” untuk ke sekian kalinya Sea menunjukkan model baju yang ada di ponselnya, ia berharap usahanya kali ini tak sia-sia.

“Kalau yang sama persis nggak ada mbak, tapi sebentar saya ada model lain, barangkali mbak suka” Ibu penjual langsung mengambilkan stok baju berwarna krem dan memberikannya pada Sea, memang tak seperti yang Sea mau, tapi ia terlihat tertarik pada baju itu, desainnya lebih modern dari model baju impian Sea.

“Itu kekinian mbak, model baru.”

“Tuh Se, lo kan anak jaman now tuh, udah itu aja.”

Tyas yang mulai lelah berjalan kaki sedari tadi juga ikut mendesak agar Sea tak terlalu lama mengambil keputusan, Begitu juga dengan Eno dan Ayu ikut meyakinkan Sea yang masih terlihat ragu-ragu.

“Gue suka sih, tapi harganya gue ngga suka,” Sea berbisik pada ketiga temannya itu.

“Boleh di tawar kok mbak,” ujar Ibu penjual yang memahami keraguan Sea.

Lihat selengkapnya