PRECIOUS (Setiap Detik Berharga)

Ambar MF
Chapter #11

PERGI UNTUK KEMBALI

Sejak pulang dari acara wisuda Ayu langsung disibukkan dengan mengemas barang-barangnya yang akan ia bawa pulang, satu per satu baju ia masukkan ke dalam koper,sebenarnya ia belum rela jika harus cepat-cepat pergi dari kota perantauannya.

Ia menatap setiap sudut yang ada di kamarnya yang tak terlalu lebar itu, banyak kenangan yang tertinggal juga menjadi saksi tempat ia berproses menjadi lebih dewasa.

Semua terasa berlalu begitu singkat, rasanya baru saja ia memakai seragam abu-abu putih, menjalani masa-masa sekolah yang kata orang paling indah.

Akan tetapi bagi Ayu, masa-masa indahnya adalah ketika ia menapaki jejak baru sebagai anak rantau yang harus bisa beradaptasi dengan segala kondisi, masa dimana ia belajar menjadi manusia dewasa yang tak lagi sepenuhnya bergantung pada orang tua.

“Jadi inget waktu pertama kali kesini bun, Ibun sama ayah juga yang waktu itu bantuin Ayu lipat-lipat baju, terus nyari kasur sama ayah di jalan utama sana,” Kenang Ayu.

“Ayah inget tuh, pas beli kasur kita ngga ada mobil, kasurnya di naikin becak, terus kita jalan kaki kesini,” ungkap Ayah Ayu.

“Oh iya? Kok kayaknya Ibun ngga inget ya yang waktu itu, yang ibun inget pas kita ke kampus kamu tu yu, nyari-nyari Ibun pengen tau nanti kamu kuliah di gedung mana, inget ngga?”

“Inget banget bun, tanya Pak Satpam, ternyata kita udah berada di gedung yang beberapa tahun terakhir ini Ayu tempatin buat kuliah, hehe”

Barang-barang yang akan Ayu bawa pulang sudah selesai ia kemas, meskipun masih terlalu banyak barang lain yang tersisa, ia berencana akan membawanya nanti ketika ia kembali ke Jogja, toh masih ada sisa waktu tujuh bulan lagi, pikirnya.

***

Rasa lelah setelah sejak pagi ia sudah mulai di sibukkan dengan persiapan wisuda dan segala keribetannya, hingga menyortir barang-barang membuat Ayu merasa kelelahan hingga ia tertidur lebih awal.

Ia sama sekali tak memperhatikan ponselnya. Apalagi pemberitahuan pesan masuk dari Arsa melalui sosial medianya sama sekali tak ia pedulikan.

Hingga menjelang pagi ia terbangun dan melihat banyaknya notifikasi di sosial medianya. Ayu langsung terbangun, permintaan mengirim pesan dari Arsa berkali-kali masuk.

Entah secara sadar atau tidak ia langsung menerima permintaan pertemanan Arsa detik itu juga, di bacanya segala pesan dari Arsa yang mengharapkan ia ikut makan malam bersama keluarganya sejak kemarin.

Lihat selengkapnya