Meta, Nindi, Ayu dan juga Sita sudah bersiap di depan teras sejak pukul 6 pagi. Mereka menunggu taksi online yang akan membawanya menuju acara pernikahan kak Imel. Ayu mencuri-curi kesempatan bersandar di pagar kontrakannya untuk memejamkan mata, rasanya masih sangat mengantuk karena semalam ia menghabiskan waktu dengan Sea dan Tyas hingga larut.
“Acaranya setengah 8 ya?” ujar Sita.
“Kata kak Imel sih akad nikahnya setengah 8.”
“Perjalanan ke tempat acara ga sampe 2 jam kan ya? Ini taksi online ga dateng-dateng sih,” Meta mulai menggerutu kesal, ia tak mau ketinggalan acara sakral orang yang juga penting dalam hidupnya beberapa tahun ini.
Yang mereka tunggu akhirnya tiba, beruntung perjalanan mereka tanpa ada kendala yang berarti. Dengan langkah tergopoh menuruni taksi yang mereka tumpangi menuju pintu utama tempat acara di mulai. Nindi terus menerus melihat jam di tangannya, tepat pukul 7.30 mereka sampai kalau menurut jadwal harusnya akad nikah mulai di laksanakan.
“Fiuuuuh....” rasa lega sambil ngos-ngosan mereka rasakan sekaligus ketika melihat acara baru akan dimulai. Dengan khidmat mereka mengikuti segala rangkaian acara hingga selesai.
“Kak Imeeel... Selamat ya, semoga langgeng sampai akhir hayat kelak.”