Hari demi hari berlalu tanpa kehadiran Ibun, muncul rasa penyesalan pada diri Ayu bahwa ia tak bisa merawat ibunya dengan baik.
Ayu bertanya-tanya kenapa hal ini harus ia alami, tapi semuanya sudah terjadi, pelan-pelan Ayu mulai menyadari bahwa dirinya harus bangkit, dalam cerita hidup Ayu, dirinya lah sang aktor utama yang harus menjalani peran sebaik-baiknya sesuai skenario terbaik dari Tuhan yang tak selalu bisa ia pahami.
Beberapa hari ini ia sempat tak fokus, Ia teringat bahwa dirinya belum sempat memberitahukan Ibun bahwa lamaran pekerjaannya yang beberapa waktu lalu ia kirimkan ternyata diterima.
“Yah...” Ayu membawakan teh hangat untuk Ayahnya yang beberapa hari juga masih terlihat linglung, hanya saja Ayah tetap berusaha tegar di depan anak-anaknya. Ayu memang tak terlalu dekat dengan ayahnya, sehingga ada rasa canggung untuk menceritakan apapun pada Ayahnya itu, tapi bagaimanapun juga Ayah adalah orangtua Ayu satu-satunya kini yang harus ia jaga dengan baik.
“Ayu di terima kerja yah, tapi di Jakarta.”
Ia memulai obrolan dengan Ayahnya, ia berusaha untuk mendekatkan diri dengan Ayah nya itu. Hubungan mereka memang sempat renggang ketika Ayu tak sengaja melihat Ayahnya memukul Ibunya karena alasan yang tak pernah diketahuinya. Apapun alasannya, menyakiti orang lain tentu saja tak bisa di benarkan. Sejak saat itu, dalam pikiran Ayu, Ayahnya adalah orang yang jahat, meskipun Ibun tak pernah memperlihatkan kemarahan pada Ayah d depannya, tapi tetap saja Ayu merasakan sakit ketika melihat Ibunnya diperlakukan tidak baik, apalagi oleh Ayahnya sendiri. Bagaimanapun juga Ayu mencoba tetap menghormati ayahnya.
“Kalau mau Ayu ambil ngga papa.”
Ayah membebaskan keputusan Ayu. masih dalam suasana duka seperti ini berat rasanya ketika harus kembali berjauhan.
“Ayu belum memutuskan yah, besok sudah harus ada keputusan finalnya.”
“Dapat pekerjaan itu tidak mudah yu, selagi ada kesempatan kenapa tidak?”
Kata-kata ayah membuat niat Ayu untuk mengambil pekerjaan itu semakin besar, meskipun sangat berat ia meninggalkan Ayah hanya dengan adiknya di rumah.
***