PRESISI

i_naaff
Chapter #4

Ingat Gak?

Pukul dua belas siang, Ulrick turun ke lantai dasar kantor bersama anak-anak satu divisinya untuk makan siang bersama di kantin. Tangan Ulrick menenteng tas berisi bekal makan dan tumblr berisi air putih yang telah di tambah dengan irisan lemon oleh Ausya. Ulrick tersenyum saat melihat gambar salah satu superhero yang tengah beken di kalangan anak kecil, bisa-bisanya perempuan itu membelikan alat makan berkarakter untuk Ulrick.

Danish berdecak sambil mengapit leher Ulrick. "Masih aja bawa bekal."

"Iri bilang aja, Nish. Nasib jomblo ya gitu." Timpal Nopal yang sudah mengapit leher Danish, membuat lelaki itu melepaskan tangannya dari leher Ulrick.

Anak-anak yang lain tertawa, melihat kelakuan dua orang yang sudah beradu mulut dengan omongan yang saling menjatuhkan. 

"Ya gak iri, mending jomblo lah daripada udah nikah tapi seperti menyandang status duda. Ya kan Rick?" Tanya Danish kepada Ulrick sambil menaik-naikkan kedua alisnya. 

"Gak ikutan gue, istrinya anak CEO kapal pesiar." Ucap Ulrick terkekeh. 

"Sialan lo, Rick. Udah di belain juga." Nopal yang merasa tersudutkan, berusaha meminta pembelaan dari Ulrick.

"Kena juga kan lo?" Danish tertawa, melihat ekspresi Nopal yang sudah berubah kecut. 

"Gue kan udah bilang gak mau ikutan, gak salah dong." Ucap Ulrick. 

"Iya, Ulrick yang maha agung. Terserah elo, seluruh dunia menatap elo, puas?" Nopal dengan nada bicaranya yang sedikit meninggi membuat Ulrick dan yang lain saling pandang lalu terbahak bersama.

"Makan duluan aja, Rick. Pesanan kita-kita lama kayaknya, lagian tumben pula kantin seramai ini." Fandi yang duduk di sebelah Ulrick mengedarkan pandangannya ke penjuru kantin yang terlihat lebih ramai dari biasanya. 

"Nggaklah, barengan aja." Ucap Ulrick sambil mengibaskan tangannya ke udara. 

"Kurang informasi nih kalian. Kantin ramai tuh karena ada bunga yang sedang mekar." Danish kembali tersenyum sambil menaik-naikkan kedua alisnya.

"Hmmm, ada yang sedang wangi-wanginya ternyata." Ucap Fandi. "Pantas, lebah macam kau radarnya kuat."

"Orangnya mana sih? Kok gue kagak melek ya?" Tanya Nopal dengan bola matanya yang telah meneliti satu persatu insan yang bergerombol di kantin. 

"Mata lo, Pal." Danish meraup wajah Nopal dengan tangan kirinya. "Udah Tuhan kasih yang bening, warisannya seluas lautan, setinggi eferest, sedalam palung mariana, masih aja mata lo gilir-gilir."

"Ya kan dua istri lebih baik, Nish." Timpal Nopal yang kembali mengedarkan pandangannya. 

"Otak lo, maruk! Satu istri aja lemburnya udah tiap hari, gimana kalau dua istri?" Tanya Danish. 

"Nginep kali dia di kantor." Tambah Ulrick. 

"Astaghfirullah, Subhanallah, walhamdulillah." Nopal menatap seseorang yang duduk di bangku paling ujung. "Bidadari surga ku."

Lihat selengkapnya