Pretty Boy for Sheana

Desy Cichika
Chapter #7

Antara Pelarian dan Pengkhianatan

Sheana hampir menjatuhkan ponselnya.

Jarinya gemetar saat membaca pesan itu lagi.

[ Keluar sama Grace ternyata cuma alibi, ya? ]

Matanya menyapu sekitar, seolah paranoia mulai menempel seperti kabut. Lampu strobo, dentuman bass, orang-orang menari tanpa peduli dunia. Tapi Sheana tahu—ada mata yang mengawasinya.

“Aku harus pulang,” gumamnya pelan, mencoba bangkit.

Ellan menangkap lengannya, lembut tapi cukup kuat untuk menahan.

“Sheana.” Suaranya rendah. “Siapa yang kirim pesan itu?”

Dia menggeleng. “Nggak penting.”

“Tapi bikin kamu pengen kabur di tengah malam yang udah sempurna ini?” Ellan mencondongkan tubuh, suara musik membuat dia harus bicara lebih dekat. “Tell me.”

Sheana menarik napas panjang. “Itu... seseorang yang seharusnya nggak tahu aku di sini. But somehow, dia tahu.”

“Dirga?”

Sheana mengangguk. Ia memaksakan senyum. “Tapi aku udah biasa kayak gini. Aku bisa urus sendiri.”

Ellan berdiri, mendekatinya lebih dekat dari seharusnya. “No. You’re not alone. Not tonight.”

“Ellan...”

Let me take you home.”

Sheana menatapnya sejenak. Tatapan itu—penuh pertahanan. Tapi juga... lelah.

Okay,” bisiknya.

***

Mereka tidak langsung pulang.

Ellan membawa mobilnya ke tempat tertutup, parkiran rooftop gedung tua yang kosong dan sepi. Tempat mereka menghabiskan waktu beberapa malam yang lalu.

Angin malam terbuka lebar, kota menyala di kejauhan. Dia memutar musik pelan dari speaker mobil. Lagu jazz yang entah kenapa cocok dengan detik-detik hening mereka.

Sheana bersandar di jok, diam, masih menggenggam ponsel seperti senjata.

Ellan menyandarkan dagunya di kemudi, lalu melirik Sheana dengan senyum khasnya.

“Aku pernah bilang kamu bisa kabur,” katanya. “Tapi kamu juga bisa stay. Cuma butuh alasan kecil buat bertahan.”

Sheana mengalihkan pandangan. “Alasan kecil itu bisa jadi jebakan.”

“Kalau aku jebakan, kamu udah kejebak dari awal.”

Lihat selengkapnya