Mereka berhenti di halaman sekolah dasar tua yang sudah lama tutup. Sebuah taman kecil masih terjaga dengan ayunan kayu tergantung di salah satu sudutnya.
Sheana turun pelan, memandangi tempat itu.
“Kau pernah ke sini?” tanyanya lirih.
“Dulu. Aku sering kabur ke sini waktu masih SMA. This place is frozen in time.”
Sheana melangkah ke ayunan, lalu duduk. Gaunnya menyentuh tanah, dan dingin malam mulai menggigit kulit.
Ellan menyadari itu, lalu membuka jasnya dan menyampirkan ke pundak Sheana. “Here.”
Sheana menoleh sebentar. “Kamu baik banget. Bahaya.”
“Too late to back off.”
Dia lalu berdiri di belakang Sheana, dan mulai mendorong pelan ayunan itu.
Sheana tertawa kecil. “Kamu tahu nggak, aku terakhir duduk di ayunan kayak gini mungkin pas umur dua belas.”
“Then I’m honored,” kata Ellan. “Jadi cowok yang bisa mengingatkanmu lagi seperti apa rasanya main ayunan.”
Ayunan mengayun lembut, udara malam semakin dingin tapi terasa ringan.
“Kau tahu?” Ellan kembali bersuara. “Aku benci pesta kayak tadi. Semua orang bicara tapi nggak ada yang mendengar.”
Sheana menatap ke arah bangunan kosong. “Lalu kenapa kau datang?”
“Kamu.”
Sheana tersenyum kecil, tapi tidak menoleh. “Kau tahu aku istri orang, kan?”
“Aku tahu,” jawab Ellan pelan. “And I still come running anyway.”
Sheana mengangkat wajahnya ke langit. “Aku nggak boleh seperti ini.”
“Tapi kau di sini.”
“Hm-m, aku di sini.” Sheana tertawa.
Ellan akhirnya duduk di ayunan di sebelahnya. “Dan aku berharap waktu macet. Just tonight.”
Mereka diam. Hanya suara rantai ayunan yang sesekali berderit.
“Kalau ada orang lihat kita sekarang, mereka pasti pikir kita pacaran,” kata Sheana.
Ellan mendekat, setengah berbisik di dekat telinganya. “Then let them think. For tonight, kita bebas menjadi siapa pun.”
Sheana terdiam. Tapi senyumnya muncul perlahan. Ia tidak menyangkal.
Hanya menatap bintang yang bertebaran di langit, dan merasakan angin malam memeluk tubuhnya—atau mungkin, pelukan itu datang dari jas Ellan yang masih hangat.
Dan di taman kecil yang terlupakan itu, waktu terasa berhenti.
Tak ada pesta. Tak ada pernikahan. Tak ada peran.