Pretty Boy for Sheana

Desy Cichika
Chapter #11

Jangan Buat Ini Semakin Sulit

Wajah Ellan menegang sepersekian detik. Ia terlalu cepat mengangkat alis, terlalu cepat berpura-pura tak mengerti.

I mean… dia memang punya keahlian di bidang presentasi dan komunikasi. Nggak aneh kalau dia sering dilibatkan,” tambah Alvino, dengan nada santai tapi tajam.

“Kalau punya pikiran lain, itu urusanmu, Dad.”

“Dan kalau aku tahu kamu punya ketertarikan lain, itu juga urusanku.”

Sunyi sejenak. Ruangan tiba-tiba terasa lebih kecil dari biasanya.

“Dirga itu kolega kita, Ellan. Aku nggak bilang kita dekat, tapi kamu tahu apa artinya menjaga garis.”

“Aku nggak ngapa-ngapain,” jawab Ellan pelan. “Nggak lebih dari memperhatikan.”

Alvino tersenyum datar. “Itu kata yang halus untuk obsesi diam-diam, kalau kamu lupa.”

***

Setelah meninggalkan ruangan itu, Alvino berjalan pelan di lorong panjang kantor keluarga mereka. Dadanya terasa berat.

Ia tidak ingin percaya anaknya sedang bermain api. Tapi firasatnya—dan insting lamanya dalam membaca manusia—tak bisa dibungkam.

Jika Ellan memang mulai menginginkan Sheana…

Itu bukan hanya akan menghancurkan keluarga.

Itu akan menghancurkan dirinya sendiri.

Dan sebagai seorang ayah, Alvino tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

***

Lounge hotel bintang lima itu berpendar lembut oleh lampu gantung kristal. Alunan jazz klasik mengisi udara malam, bercampur aroma wine tua dan parfum mahal.

Di sudut ruangan, Ellan duduk bersandar pada sofa kulit, satu kancing jasnya dilepas, memperlihatkan betapa ia tampak tak sepenuh hati berada di sana.

Di depannya, Clarisse, wanita berusia empat puluhan yang flamboyan dan penuh pesona, tengah menceritakan perjalanan liburannya ke Amalfi Coast.

Tapi Ellan hanya mengangguk sesekali, tatapannya kosong.

You haven’t touched your wine,” tegur Clarisse, menggoyang pelan gelasnya.

Ellan tersenyum tipis. “Lagi nggak mood.”

Clarisse mencibir manja. “Oh come on, Darling. This isn’t you. Usually you talk, tease, toast. Kamu kenapa sih, malam ini?”

Ellan menoleh ke arah pintu masuk, seolah menanti sesuatu. Atau seseorang.

Dan saat itu Sheana masuk.

Gaun biru tua yang jatuh pas di tubuh rampingnya, rambut disanggul setengah, dan langkahnya tenang tapi berwibawa. Sheana datang sebagai wakil Dirga untuk acara sosial kecil yang diadakan oleh sponsor klien Dirga.

Lihat selengkapnya