Setelah semuanya reda, mereka masih berbaring di sofa. Tubuh Sheana bersandar ke dada Ellan, selimut tipis menutupi tubuh mereka.
Sheana tertawa kecil, mengambil dompet kecil dari tasnya. Ia mengeluarkan dua lembar seratus ribuan dan meletakkannya di dada Ellan.
Ellan mengangkat alis. “Apa ini?”
“Diskon 50%. Dan tip buat malam ini.”
Ellan tertawa keras. “Are you serious?”
“Do I look like I’m joking?”
Ellan menyeringai. Tapi tetap mengambil uang itu, lalu menciumnya sebelum membalik badan dan menyelipkan ke balik bantal. “Makasih ya, Tante.”
Sheana mencubit perutnya. “Jangan manggil aku Tante kalau kamu masih mau aku cium.”
“Noted, Sayang.”
Sheana menunduk, mencium punggung Ellan, lalu bertanya pelan. “Kalau buat hal kayak gini... biasanya kamu dibayar berapa?”
Ellan menatap langit-langit. “For this? With you?”
“Dengan yang lain,” potong Sheana cepat. “Tante-tante yang lain.”
“Aku nggak pernah ngelakuin ini sama mereka. Cuma nemenin doang. No sexual or sensual interaction. I swear.”
Sheana diam. Matanya menatap mata Ellan dengan campuran lega dan rasa... dihargai. “So... I’m the only one?”
Ellan mengangguk. “You're not a client. You're not a job. You're... you.”
Sheana mendekat, mencium bibir Ellan lagi. Lama. Dalam. Kali ini tanpa uang, tanpa drama, tanpa alasan.
Mereka hanya dua jiwa yang menemukan tempat paling aman satu sama lain.
***
Udara dalam ruangan masih terasa hangat. Sinar matahari pagi menyusup dari celah tirai, jatuh ke atas ranjang dengan cahaya keemasan yang lembut. Ellan sudah terjaga sejak beberapa menit lalu.
Tubuhnya bersandar di sisi ranjang, satu tangan menopang kepala, sementara mata tak berpaling dari wajah perempuan di sebelahnya.
Sheana tertidur menghadap Ellan dengan napas teratur. Rambut coklatnya terurai berantakan di bantal, sebagian menutupi pipi. Selimut tersampir setengah dada, menyisakan bahu telanjang dan kulit leher yang semalam terlalu sering ia ciumi.
“Gila,” bisik Ellan nyaris tanpa suara. “How can someone look this beautiful even after barely sleeping?”
Tangannya tak bergerak. Ia hanya menatap. Menyimpan semua pemandangan itu dalam memorinya.
Sheana menggeliat pelan. Matanya mulai membuka perlahan, dan menemukan Ellan sedang menatapnya—masih dalam posisi yang sama.