Pretty Boy for Sheana

Desy Cichika
Chapter #86

Taktik Seorang Ayah

Ellan menatap ayahnya lurus. “Nggak dulu, Dad. Aku nggak mau ngulang kesalahan yang sama kayak dengan Mahi. Nggak mau nyakitin siapa pun lagi. Kalaupun aku nikah nanti, tunggu waktu yang tepat, dengan orang yang benar-benar tepat.”

Alvino tersenyum, senyum yang nyaris tidak terlihat. Ellan tidak menyadari bahwa jawabannya itu justru menegaskan kecurigaan Alvino. Waktu yang Ellan maksud adalah waktu yang ia butuhkan untuk mencari Sheana. Alvino tahu Dirga pasti sudah berbicara.

“Hm.” Alvino mengangguk sekali, seolah baru mendapat kepastian yang ia cari. “So you’re waiting.”

I’m not waiting for anything,” jawab Ellan cepat.

Terlalu cepat.

Alvino mengamati reaksinya, tanpa mengomentari. Ia hanya melanjutkan dengan nada ringan. “Okay. Kalau itu keputusanmu.”

Ia berdiri perlahan, mengambil gelasnya dari meja. Sebelum berjalan keluar, Alvino berhenti di depan pintu.

Ellan berpikir pembicaraan sudah selesai.

​“Ah, ngomong-ngomong,” ucapnya ringan, “nggak lama lagi kamu ulang tahun.”

Ellan mendengus pendek, geli. “Dad, seriously? This is the first time you actually remember.

“Dan pertama kalinya aku kepikiran mau ngasih hadiah,” jawab Alvino sama ringan. “As a recognition. Kamu udah berusaha banyak dalam tiga tahun ini, Ellan. You deserve it.”

​Alvino menatap anaknya dengan tatapan penuh kehangatan yang jarang ia tunjukkan. “Jadi, kamu mau hadiah apa tahun ini?”

Ellan menatap ayahnya lama. Bukan sinis, tapi getir. Ia menyandarkan punggung, menghela napas.

Even if I tell you the gift I want… you won’t give it, Dad.

Alvino mengangkat bahu, nadanya menantang. “Try me. I’m the Chairman of Wiradipta Group. Mungkin aku bisa.”

​Ellan terdiam lama. Tentu saja, hadiah yang ia inginkan adalah Sheana—restu untuk Sheana. Tapi itu adalah hal yang mustahil. Ia tak mau memulai pertengkaran lagi.

Akhirnya ia menggeleng pelan. “Nggak usah. Aku nggak perlu hadiah apa-apa,” ucapnya akhirnya. “I have everything I need.”

​Alvino tersenyum misterius. “Aku tetap akan kasih kamu hadiah. Dan aku yakin… kamu bakal suka.”

​Ellan hanya tertawa hambar. Ia meragukan selera hadiah ayahnya—yang biasa hanya berupa kenaikan saham atau mobil mewah terbaru.

​Alvino kembali ke topik profesional. “Ah, satu lagi. Mumpung aku ingat.”

Ellan menoleh. “What now?”

​“Ada proyek baru yang harus kamu urus, Ell.”

​“Proyek baru?”

“Ya. CSR besar. Di pedalaman Ketapang, Kalimantan Barat. Yayasan Aksara Bumi. Aku mau kamu yang ke sana.”

Lihat selengkapnya