CARA:
Firasatku mengatakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Dan biasanya, firasatku selalu benar. Aku memejamkan mata dan menghitung dalam hati,
3..
2..
1..
Tepat setelah aku selesai menghitung, pintu kamarku dibuka secara paksa oleh Candy. O-oh..
"Cara! Buka jendelamu!" ujarnya tergesa-gesa.
"Memangnya kenapa?"
"Kau harus melihat Ian!"
Aku mengernyit, "Kau mau aku menstalking pacarmu?"
Dengan kesal Candy membuka jendela kamarku lebar-lebar, dan mengisyaratkanku untuk mendekat ke arahnya. "Lihat, Ian sedang ngobrol dengan bule."
Kadang-kadang aku tidak mengerti Candy. Sungguh.
"Bule itu adik tiri Ian."
Ohh.. dan aku masih tidak mengerti kenapa dia merasa perlu memberitahuku.
"Kudengar sebelum ini dia tinggal bersama pamannya di Polandia."
Aku mengangguk-angguk.
"Menurutmu mereka akan akur?"
"Siapa?"
"Ian dan adik tirinya."
"Entahlah. Menurutmu kita akur?"
Candy memutar bola matanya. "Sebaiknya kau dandan cantik sore ini, orangtua Ian mengundang kita makan malam."
"Oke." jawabku singkat. Tapi aku tidak akan melakukannya. Buat apa? Orangtua Ian sudah menjadi tetangga kami sejak lama. Mereka sudah biasa melihatku compang-camping. Bahkan dulu ibunya pernah mencucikan celana dalamku ketika aku berak di celana.
"Oh Cara, kau benar. Kita tidak akur." Candy memastikan dia keluar dari kamarku sambil membanting pintu.
Ouch.