CARA:
Aku memandang ke atas langit. Mendung. Aku bukannya tidak menduga, tadi pagi aku sudah melihat ramalan cuaca di ponselku.. tapi tetap saja, karena kemarin ramalannya tidak cocok maka kukira hari ini akan sama ngawurnya. Sialnya, hari ini ramalannya cocok. Sepertinya sebentar lagi akan hujan dan aku tidak membawa payung. Aku buru-buru melangkah menyebrang jalan dan masuk ke salah satu cafe di sebrang kampusku. Tepat setelah aku baru menginjakkan kaki di dalam cafe, hujan turun dengan derasnya. Beruntung sekali!
Valerian: lagi dimana??
Aku tersenyum melihat pesan dari Ian. Pria itu sekarang bekerja membantu Sarah di perusahaannya. Akhir-akhir ini Ian sibuk sehingga kami hanya bisa bertemu malam hari di rumah. Enak juga punya pacar yang rumahnya hanya di sebrang rumah, saat sibuk pun masih gampang untuk bertemu. Ian dan aku memulai hubungan kami kira-kira tidak lama setelah aku lulus SMA. Banyak sekali yang terjadi selama hampir empat tahun ini. Semua dimulai dari ketika aku menemukan Ley terkapar tidak berdaya di teras rumah karena dihajar habis-habisan oleh Randy. Ley yang malang harus dirawat di rumah sakit selama tiga hari. Tidak lama setelah itu Sarah dan Randy bercerai, namun Sarah masih cukup baik dengan tetap membiarkan Randy bekerja di perusahaannya agar pria itu hidupnya bisa tercukupi. Ley kembali ke Polandia untuk menemui ibunya dan kami jarang bertukar kabar. Kabar terakhir yang kudengar ibunya sangat senang karena Ley menemuinya dan beliau mengajak Ley tinggal bersamanya dan keluarga barunya. Aku ikut senang mendengar kabar itu, sungguh. Ley anak yang terlihat selalu ceria namun hanya luarnya saja, aku sungguh berharap dia bisa bahagia dengan hidupnya.
Sedangkan untuk Candy... hingga satu bulan aku dan Ian berpacaran, dia masih sering menyindir kami. Bagaimana Ian berselingkuhlah, bagaimana aku menggoda Ian lah, dan macam-macam lainnya. Sindirannya berhenti ketika akhirnya Candy punya gebetan baru. Begitu masuk kuliah Candy langsung dapat pacar. Henry namanya, dan.. Henry adalah orang yang setipe dengan Candy. Tidak heran mereka cocok.
Aku meminum kopiku dengan santai sembari mengamati cincin di jari manisku. Aku dan Ian sudah bertunangan, itulah sebabnya Ian akhir-akhir ini sibuk mencari uang. Kami berencana menikah setelah aku lulus kuliah, yang berarti.. sekitar tiga bulan lagi. Aku baru saja menyelesaikan tugas akhirku dan hanya menunggu proses wisuda. Waktu berjalan cepat sekali rasanya. Setelah berunding dengan Ian, kami berencana bulan madu ke Polandia setelah menikah nanti. Sekalian, aku ingin sekali bertemu Ley. Bagaimana rupa pria itu setelah empat tahun lamanya kami tidak bertemu? Apakah dia masih memiliki senyuman di wajahnya? Lesung pipinya ketika tersenyum terbayang olehku. Terakhir kali aku bertemu dengannya kondisinya compang camping karena luka. Setelah itu juga kami berpisah di bandara dengan haru. Bagaimanapun aku kehilangan teman baikku. Ley, semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi! Banyak sekali yang ingin kuceritakan..
"Permisi." Seseorang memanggilku. Belum sempat aku melihat wajahnya, orang itu menarik kursi di depanku dan duduk menghadapku.
"Ley!!?"