pREY

Permadi Adi Bakhtiar
Chapter #5

ACT IV THE PACT.


Debat sudah berada di depan mata atau lebih tepatnya debat akan dilakukan besok hari senin. Di hari minggu hari terakhir sebelum acara debat Rey memutuskan untuk relax dan berjalan-jalan di sendirian di mall. Agar harinya saat itu berjalan normal Rey terpakasa harus berbohong kepada Gusti supaya ia bisa kabur dengan tenang. Hampir setiap saat Rey memang terlihat kalem dan tenang namun dibalik semua itu ternyata ia juga sering overthingking dan jalan-jalan inilah salah satu cara meditasinya untuk menenangkan diri maka dari itu ia sampai harus berbohong kepada Gusti. Namun ternyata hari itu tak seperti yang Rey pikirkan, di foodcourt secara tak sengaja Rey bertemu dengan Zaki yang nampak murung.

“Hmm bukankah itu Zaki? Haduuh padahal hari ini aku ingin tenang apa aku pura-pura gak tahu aja ya?” pikir Rey.

Rey pun berjalan pelan-pelan melewati Zaki berharap bahwa Zaki gak menaydarinya.

“Rey aku tahu itu kau aku tahu bagaimana bau dari sahabatku,” ucap Zaki sembari menunduk.

“Gross, so ngapain kamu hari ini di sini,” ucap Rey sembari duduk di meja yang sama dengan Zaki.

“Haahh gak ngapa-ngapain kok aku cuma menjernihkan pikiranku,” ucap Zaki dengan wajah memelas.

Zaki tahu bagaimana sifat Rey begitupula Rey tahu dengan sifat Zaki maka dari itu Rey menyadari ada sesuatu yang aneh dari tindak-tanduk Zaki di hari itu.

“Sudahlah gak usah basa-basi, ada masalah apa?” tanya Rey.

“Jadi apakah kamu ingat soal pekerjaan sampingan yang Bagus tawarkan tempo hari?” ucap Zaki.

Reypun hanya mengangguk.

“Semua tak berjalan baik, ternyata si anjing itu malah mengajakku untuk melakukan pekerjaan sampingan yang mencurigakan,” lanjut Zaki.

“Pekerjaan yang mencurigakan? Apaan tuh?” balas Rey.

“Ah aku kebanyakan ngomong mending kamu lupakan saja,” balas Zaki berusaha mengalihkan pembicaraan.

“Ayolah sekarang kau membuatku semakin penasaran,” balas Rey yang kini nampak ingin tahu.

“Kecuali kalau kamu ingin membelinya dariku?” lanjut Zaki.

“Ah jangan-jangan benda yang kamu jual itu…,” ucap Rey nampak menyadari sesuatu.

“Oh iya tentu saja,” balas Zaki semangat.

“Barang yang kamu jual itu pasti video porno ya?” tanya Rey dengan polos.

Setelah hype yang dibangun hancur dengan sebuah pertanyaan polos dari Rey membuat Zaki nampak marah.

“Bukan bodoh, yang kujual itu obat-obatan terlarang,” ucap Zaki dengan nada tinggi.

Suara Zaki yangs sangat keras membuat banyak orang di sekitar menengok ke arah mereka apalagi suara keras itu berasal dari seorang anak SMA yang berbicara tentang obat-obatan di siang hari bolong.

“Sialan kita jadi pusat perhatian, jadi gimana kau mau beli gak?” ucap Zaki nampak panik.

“Gak ah, tubuhku masih sehat-sehat saja jadi kayaknya aku gak butuh obat-obatan,” ucap Rey polos.

“Ah ini gak ada gunanya pertama aku secara terang-terangan ngomong ginian di publik dan sekarang orang kuajak bicara ternyata hanyalah orang lugu, sialan kalau begini aku gak bakal bisa bayar hutangku ke mereka,” ucap Zaki pasrah.

“Hmm kau punya utang berapa emangnya?” tanya Rey.

“10 juta,” jawab Zaki singkat.

Lihat selengkapnya