pREY

Permadi Adi Bakhtiar
Chapter #6

ACT V THE DEBATE.


 Hari ini adalah hari yang ditunggu, hari dimana langkah awal dalam pemilihan ketua OSIS SMA Bhakti Luhur akan dimulai. Karena adanya debat ketua OSIS ini membuat pada hari senin yang cerah itu semua jam pelajaran dihentikan dan semua siswa di arahkan ke aula SMA Bhakti Luhur yang terkenal luas dan besar.

Rey sudah berada di lokasi dengan pakaian rapi dan memakai jas almamater karena itu adalah pakaian resmi untuk debat di hari itu. Rey yang berada di backstage nampak sedang berdiskusi dengan tim suksesnya yang cuma satu yaitu Gusti.

“Gimana tuan apakah kamu sudah siap?” tanya Gusti sembari merapihkan dasi Rey.

“Hmm… sejujurnya aku sedikit nervous, kalau dipikir-pikir ini adalah pengalaman pertamaku,” balas Rey.

“Tenanglah tuan dengan kemampuanmu aku yakin ini semua bakal berjalan lancar,” balas Gusti selesai merapikan dasi Rey.

“Aku harap, ngomong-ngomong bagaimana dengan permintaanku kemarin?” tanya Gusti.

“Ah soal itu nanti aku akan menindak lanjuti lebih jauh tapi aku rasa waktu seminggu dengan kasus sebesar yang tuan minta rasanya sangatlah susah,” jawab Gusti.

“Loh kok cuma seminggu? Ini gak ada deadlinenya kok,” balas Rey.

“Tapi pemilihan ketua OSIS kan akan dilakukan seminggu lagi jadi kalau lebih dari itu kita gak akan dapat suara tambahan,” balas Gusti.

“Ini tak ada hubungannya sama pemilihan ketua OSIS bahkan jika aku kalah, aku akan tetap mengejar kasus ini,” ucap Rey tegas.

“Hah kalau begitu aku akan mencoba sebisaku,” jawab Gusti sembari menghela nafas.

Di tengah perbincangan mereka tiba-tiba mereka dihampiri oleh salah seorang anggota OSIS menginformasikan bahwa acara debat di hari itu akan segera dimulai. Rey pun hanya mengangguk dan mulai berjalan ke arah panggung. Rey tiba di tengah panggung dan disambut oleh suara tepuk tangan dari banyak orang yang berkumpul di aula kala itu. Rey nampak senang karena ia tak menyangka bahwa ia akan mendapatkan sambutan seperti itu akan tetapi yang ia tak ketahui ternyata semua tepuk tangan dan sambutan yang meriah itu sebenarnya bukan untuk dia namun untuk Zelda yang tak lama kemudian juga muncul dari balik panggung

“Baiklah acara debat calon ketua OSIS pada pagi ini akan segera dimulai, mohon untuk para peserta duduk di tempat yang disediakan,” ucap salah satu panitia.

Rey dan Zelda mulai duduk di tempat yang telah disediakan. Kala itu posisi duduk mereka memang diatur saling berhadapan, mereka dipisahkan oleh satu podium yang kala itu diisi oleh moderator. Dan tentu saja moderator debat kala itu adalah sang ketua OSIS yaitu Rendy Bagaskara Arifin dari keluarga Arifin.

“Selamat datang civitas akademika di aula graha Soni untuk menyaksikan debat calon ketua OSIS SMA Bhakti Luhur masa bakti 2066/67. pertama-tama biarkan saya memperkenalkan para calon ketua OSIS yang ada di hadapan kita saat ini. Pertama calon nomor satu di sebelah kiri saya, tuan putri dari keluarga Anwar, mantan sekretaris OSIS periode 2065/66 dan seorang filantrophy yang independen mari kita beri sambutan yang meriah untuk Zelda Ziggy Anwar.”

Aula pun bergemuruh meriah dengan tepuk tangan dari para penonton yang menyambut meriah perkenalan yang dilakukan oleh moderator. Sementara itu Zelda hanya tersenyum dan melambaikan tangannya.

“Sementara itu di sebelah kanan saya calon nomor dua seorang penantang baru yang namanya melonjak karena sebuah drama, seorang kuda hitam yang tak terduga, dan semua kontroversi dibalik pencalonannya mari kita beri sambutan kepada Remy Hyrule dari orang biasa.”

Aula terdiam hanya sedikit yang bertepuk tangan, itupun berasal dari Gusti,Ayunda dan sekelompok wanita yang kala itu datang sembari membawa banner bertuliskan Rey Fansclub. Melihat hal itu Rey sedikit lega karena paling tidak ia punya suara selain dari Gusti dan Ayunda, namun di sisi lain Rey tak bisa menyembunyikan rasa malunya melihat banner yang terbentang itu.

“Baiklah sebelum kita memulai acara debat di pagi hari ini izinkan saya untuk menjelaskan runtutan acara dan tata cara debat. Baik acara hari ini akan dibagi menjadi tiga sesi dimana sesi pertama adalah sesi kampanye calon ketua OSIS, disini para calon ketua OSIS diberikan waktu selama 5 menit untuk menyampaikan visi misi dan janji kampanye mereka. Kemudian sesi kedua adalah sesi debat terbuka antara para calon dengan topik yang sudah disediakan oleh panelis. Sesi terakhir merupakan sesi tanya jawab dimana para audiens dipersilahkan bertanya kepada para calon ketua OSIS. Oh dan sebagai penutup acara kedua calon ketua OSIS dipersilahkan untuk menyampaikan closing statement mereka. Baiklah tanpa memperpanjang waktu lagi izinkan saya secara formal untuk membuka acara debat di pagi hari ini.”

Setelah pembukaan dari moderator sekaligus Ketua OSIS, aula pun disiapkan untuk memulai acara. Lampu-lampu mulai menyorot ke arah Zelda dan Rey diiringi oleh instrumen dari mars SMA Bhakti Luhur. Dan setelah semua siap moderatorpun juga sudah siap memulai debat di pagi hari itu.

“Baik sesuai runtutan acara maka sesi pertama akan dibuka dengan pemaparan visi misi dari kedua kandidat, untuk giliran pertama saya persilahkan saudara Remy untuk memulai duluan.”

Reypun berdiri sembari membawa beberapa lembar berisi catatan di tangannya. Sementara itu dari audiens nampak banyak yang tak peduli dengan Rey, memang ada beberapa yang antusias dengan apa yang akan Rey utarakan tapi orang itu adalah teman dekat Rey seperti Gusti dan Ayunda dan beberapa wanita yang Rey bahkan tak tahu namanya. Meskipun Rey menyadari hal itu ia tetap berusaha untuk yakin akan pendiriannnya.

“Eh… test…test…oke baiklah. Pertama-tama perkenalkan saya Remy Hyrule dari kelas XI IPA 8. Disini saya memang dicalonkan oleh seseorang dan saya pikir kenap tidak, ini adalah kesempatan yang tepat untuk merubah sistem yang selama ini sudah menggerogoti tubuh OSIS SMA Bhakti Luhur. Maka dari itu izinkan saya untuk menyampaikan visi misi dan progam kerja saya apabila saya terpilih menjadi ketua OSIS SMA Bhakti Luhur. Saya disini mempunyai visi untuk menjadikan SMA Bhakti Luhur sebagai sekolah yang ramah terhadap segala golongan, maka dari itu untuk mewujudkannya saya memiliki beberapa misi. Pertama saya akan membuat divisi aspirasi siswa yang mana akan berfokus untuk menerima keluhan dari para siswa tanpa mengenal golongan, kedua saya akan menjalin hubungan profesional antara internal dengan eksternal, ketiga saya akan membuat divisi mental health yang akan berfokus kepada pertolongan tentang mental health tanpa memandang kelas, keempat dan terakhir saya akan membuat kabinet saya sediversity mungkin sehingga tak ada dominasi satu kelompok atau lebih. Demikianlah pemaparan visi misi saya eh… jika ada kekurangan saya mohon maaf, terimakasih.”

Pemaparan dari Rey disambut dengan dingin oleh para audiens. Para golongan bangsawan mencemoohnya sedangkan dari orang biasa hanya bisa terdiam karena mereka tahu meskipun apa yang disampaikan oleh Rey adalah sesuatu yang menguntungkan mereka namun semua itu tak sepadan dengan konsekuensi yang harus mereka terima.

“Baik terimakasih saudara Remy untuk pemaparan visi misinya, selanjutnya saya persilahkan nona Zelda untuk memaparkan visi misinya.”

“Terimakasih kak Rendy atas waktunya, pertama-pertama perkenalkan saya dulu tapi sepertinya semua orang disini sudah tahu siapa saya (tersenyum manis) jadi izinkan saya untuk menyampaikan visi-misi saya. Saya memiliki visi untuk menjadikan SMA Bhakti Luhur sebagai pusat perkembangan teknologi, sains dan ekonomi bagi remaja di New Jakarta. Untuk menggapai hal itu saya memiliki beberapa misi yaitu, pertama saya akan meningkatkan fungsi dari dewan kehormatan sehingga terciptanya kolaborasi yang sempurna dari OSIS dan dewan kehormatan, kedua saya akan meningkatkan sarana prasarana melalui donasi yang dikirim oleh kaum bangsawan dengan timbal balik peningkatan status sosial bagi kaum bangsawan, ketiga dan terakhir demi mewujudkan atsmosfir ekonomi yang sehat dalam SMA Bhakti Luhur saya akan mengoordinir segala kegiatan ekonomi dalam sekolah dan sekaligus menghilangkan aktivitas-aktivitas ekonomi yang ilegal. Sekian penjelasan tentang visi misi saya, terimakasih.”

Berbeda dengan Rey tadi kini suasana aula tiba-tiba jadi meriah setelah mendengar pemaparan dari Zelda. Kaum bangsawan bersorak meriah sedangkan yang kaum biasa terpaksa ikut bertepuk tangan meriah karena tekanan sosial.

Di sisi lain Rey menyadari sesuatu tentang penjelasan Zelda. Ia merasa adanya sedikit perubahan emosi ketika Zelda mengucapkan poin ketiganya dan ketika Rey mengamati susunan kalimat dari poin ketiga ia sadar bahwa sepertinya poin ketiga ini menyinggung tentang kasus yang kemarin baru saja mereka diskusikan.

“Terima kasih nona Zelda atas pemaparan visi-misi yang sangat brilian dan visioner tersebut. Oke acara selanjutnya adalah debat terbuka antar para calon sesuai dengan topik yang sudah dipersiapkan oleh panelis.”

Sejujurnya Rey tak menyangka hal ini akan terjadi. Dirinya yang dulu selalu mengagumi Zelda tak disangka bahwa ia akhirnya bisa sepanggung dan berdebat dengannya.

“Oke sebelum saya umumkan topiknya izinkan saya menjelaskan peraturan debat terbuka ini. Pertama salah satu calon akan diberikan satu topik secara acak dan diberikan waktu untuk menanggapi setelah calon selesai menanggapi topik, calon satunya diperbolehkan untuk memberikan tanggapan atas topik atau tanggapan dari lawan. Oke untuk sesi pertama saya persilahkan nona Zelda untuk ke tengah panggung untuk mengambil topik yang sudah disiapkan di kotak ini.”

Zelda pun berjalan ke tengah panggung, iapun mengambil topik secara acak dan memberikannya kepada moderator.

“Terimakasih nona Zelda, baik untuk topik pertama adalah tentang program kerja SMA Bhakti Luhur mengenai kenyamanan siswa. Baiklah silahkan nona Zelda untuk memberikan tanggapannya.”

“Baik seperti yang saya katakan tadi melalui visi misi saya memang menargetkan peningkatan sarana dan prasarana yang mana juga termasuk di dalamnya adalah beberapa program kerja baru maupun yang sudah ada demi meningkatkan pengembangan potensi siswa tanpa melupakan aspek kenyamanan para siswa. Dan seperti yang saya ucapkan tadi selain dari dana sekolah saya juga akan membuat sebuah sistem donasi yang ditujukan oleh kaum bangsawan yang tujuan akhirnya adalah kenyamanan yang bisa diraih oleh semua golongan,” jelas Zelda tegas.

“Terimakasih atas tanggapannya nona Zelda, sekarang tuan Remy apakah anda ingin memberikan tanggapan tentang topik atau jawaban dari nona Zelda?”

“Iya saya ingin menanggapi komentar dari Zelda,” balas Rey.

“Oke waktu dan tempat saya persilahkan.”

“Terimakasih, saya ingin menanggapi atau lebih tepatnya bertanya tentang tanggapan saudara. Jadi sesuai dengan misi yang anda sampaikan tadi dan berhilir ke tanggapan anda barusan saya ingin bertanya perihal reward yang anda siapkan kepada para donatur, bisakah anda jelaskan lebih detail? Karena jika dengan sepemahaman saya tindakan anda justru akan menyebabkan kecemburuan sosial di SMA Bhakti Luhur. Terimakasih,” tanya Rey.

“Seperti yang saya jelaskan tadi bahwa reward ini tidak akan menyebabkan adanya kecemburuan sosial karena sedari awal memang tidak pernah ada kecemburuan sosial di SMA Bhakti Luhur,” balas Zelda.

“Baik terimakasih atas tanggapannya nona Zelda selanjutnya kita akan menuju ke topik kedua.”

Mendengar hal itu Rey nampak bingung.

“Tunggu sebentar saya belum menyampaikan tanggapan atas jawaban nona Zelda,” tanya Rey memotong.

“Hmm apakah anda tidak mendengarkan penjelasan saya tadi? Saya tadi sudah bilang kalau setiap calon hanya punya satu kesempatan untuk memberi tanggapan.”

Mendengar hal itu Rey hanya bisa terdiam sedangkan banyak orang yang berbisik-bisik menyayangkan respon dari Rey yang mereka anggap tidak etis.

“Baik untuk selanjutnya saya persilahkan tuan Remy untuk mengambil topik di tengah panggung ini, oh dan apakah ada hal yang masih tidak jelas?”

Rey hanya menggeleng dan berjalan ke tengah panggung untuk mengambil topik. Iapun memberikan topik ke moderator.

“Untuk topik selanjutnya adalah tentang pengembangan kaum bangsawan di tubuh OSIS. Oke tuan Remy apakah anda sudah siap?”

“Tunggu sebentar maksudnya topik ini apa ya?” tanya Rey dengan heran.

Lihat selengkapnya