Pria memicingkan matanya sambil menarik dalam rokoknya. Bukan karena malas adu kuat dengan asap yang tidak terlalu pekat, melainkan sebagai alasan untuk bisa melihat jelas figur Gadis, seorang gadis yang selalu hadir dalam setiap gerak gadis mana pun yang ditemuinya. Terkadang hanya berbentuk suara dan aroma. Jika beruntung, Pria bisa melihat kerutan ujung mata Gadis saat ia tertawa lepas di wajah gadis lain yang tertawa. Kehadiran semunya tidak serutin dulu, memang, tapi selalu ada. Stabil. Konstan.
Gadis mengangkat gelas tehnya yang setengah penuh untuk menyamarkan keinginan terbesarnya melihat secara utuh sosok Pria, seorang pria yang selalu ada dalam repetisi impian Gadis sejak beberapa tahun silam. Impian tentang kebersamaan manis mereka berdua bisa terulang lagi cukup membuat hatinya hangat. Terkadang ia teringat beberapa momen manis yang hanya sampai di Kemarin sebelum hatinya kembali kosong. Jika beruntung, Gadis bisa sampai di Nanti dan hatinya akan terasa hangat selama beberapa saat. Repetisinya tidak serajin dulu, memang, tapi selalu ada. Stabil. Konstan.
Mata Pria dan Gadis bertemu. Kehadiran dan impian yang tak lagi semu. Kosong yang terisi. Hilang yang kembali. Lalu yang berpotensi mengguncang Kini dan Nanti. Kini yang sudah menjadi Nanti. Nanti yang akan segera menjadi Kini.