Pria Pilihan Suamiku

aisakurachan
Chapter #4

Lamaran yang Mengejutkan

“Ummi! Lepas!” Gita dengan tidak sabar melonjak, berusaha melepaskan diri dari ikatan selendang yang menyatukannya dengan perut Menur.

“Sebentar, sayang.” Menur yang baru saja memarkir motornya di teras, tentu butuh waktu untuk melepaskan ikatan pengaman itu. Menur memang selalu mengikat Gita dengan selendang saat mereka berboncengan, agar hatinya tenang. Gita terlalu banyak bergerak saat dibiarkan.

“Ummi lama!” Gita kembali tidak sabar, dan langsung merosot turun dari boncengan saat terlepas.

“Hati-hati—” Peringatan Menur serupa angin lalu, karena Gita sudah menghambur masuk.

Menur hanya menggeleng, tidak berusaha menegur karena tahu akan percuma. Gita memang jarang bisa diam. Perjalanannya tadi cukup lama, dan karenanya Gita sampai bosan berada di atas boncengan. Menur membayangkan Gita akan ‘membalas dendam’ dengan menuang seluruh mainan yang dipunyainya di ruang tengah nanti.

“Eh?” Menur baru sampai di depan pintu, dan terkejut melihat sepatu asing di samping keset. Ada tamu, dan pria. Selain dari sepatu, Menur juga mendengar suara berbincang. Ibunya bersama seseorang.

Menur melangkah masuk, dan sedikit tersentak karena tamu yang tadinya duduk di kursi kayu tiba-tiba berdiri saat melihatnya. Pria asing memakai kemeja batik hitam. Rapi bersisir, mengangguk dan tersenyum sopan padanya.

“Nur, kamu itu dari mana aja?! Wis ditunggu kok!” Warti—ibu Menur, menegur dengan galak.

“Kan kursus, Mak. Tadi Menur udah bilang.” 

Menur mengesampingkan kebingungan, dan bermaksud melanjutkan langkah, merasa tamu itu bukan untuknya. Tapi Warti sudah menyambar tangannya, memaksa Menur ikut duduk di sampingnya. 

Menur tentu saja keberatan, karena kursi kayu panjang itu menjadi sempit saat dipakai bertiga, tapi Warti menahan Menur agar tidak berdiri—membuatnya duduk berjejer dengan pria asing yang baru dilihatnya kurang dari dua menit itu.

Lihat selengkapnya