****
Ketua OSIS emang keren apalagi kalau cowok.
****
"Woy, Deon udah dateng!"
"Gila! Makin ganteng aja pangeran gue."
"Lihat deh, Kak Deon cool banget astaga!"
"Eh, enak aja! Kak Deon punya gue tahu!"
"Apaansih, nggak! Punya gue!"
"Kak, sapa aku dong!"
"Astaga! Rian sama Jose juga, cool banget kalau lagi jalan bertiga gini."
Begitulah reaksi cewek-cewek SMA Moonlight ketika Deon, Rian, dan Jose berjalan di sepanjang koridor sekolah. Mereka bertiga begitu memancing perhatian para cewek-cewek seolah-olah mereka ini seperti idol. Terutama Deon, Deon Davelon yang paling menarik diantara kedua temannya itu. Cowok bermata biru kehijauan itu merupakan anak dari pemilik sekolah ini.
Alasan lain tentu karena parasnya yang sangat tampan, cowok itu blasteran Indo-Amerika. Dia lahir di Texas, ayahnya memang berasal dari sana dan ibunya murni orang Indonesia. Lalu memutuskan untuk pindah ke Indonesia supaya ayahnya lebih gampang memantau bisnisnya disana.
Ah ya, cowok itu terlihat sedikit badboy. Tapi itu bukanlah masalah besar karena Deon merupakan satu-satunya cowok blasteran di sekolahnya itu. Fakta itulah yang membuat cewek-cewek SMA Moonlight tidak pernah bungkam setiap kali mata mereka menangkap sosok Deon. Seperti biasa, responnya hanya cuek. Begitu juga dengan Rian. Sedangkan Jose? Sudah seperti rutinitas baginya, cowok itu memberikan flying kiss kepada cewek-cewek yang nge-fans pada dirinya.
Mereka bertiga melangkah masuk ke pintu ruang OSIS dan langsung mendapati anggota se-organisasi lainnya yang sudah menunggu. Rian dan Jose yang menjabat sebagai wakil ketua OSIS itu langsung duduk di kursi yang paling depan. Deon menghitung jumlah anggota-nya untuk memastikan semuanya sudah hadir. Rapat pagi ini hanya sedikit briefing tentang MOS yang diadakan tepat pada hari ini untuk penyambutan para siswa baru.
"Oke, tanpa membuang waktu lebih lama lagi, langsung saja kita mulai rapatnya. Jose, pimpin doa!"
Jose mengangguk dan doa pembuka rapat dilaksanakan.
****
Hari ini Selly berbeda dari biasanya. Ia terlihat lebih bersemangat karena ini adalah hari pertamanya menjadi siswi kelas 10. Sekolah baru, lingkungan baru. Teman baru? Tidak juga, salah satu sahabatnya juga masuk ke sekolah yang sama dengannya. Jadi tidak akan susah untuk bergaul nantinya. Setidaknya sudah ada headstart.
Cewek itu menghela nafasnya, lalu tersenyum menatap gerbang sekolah bertuliskan
'SMA Moonlight' yang menjulang tinggi. Penantiannya selama ini datang juga akhirnya. Setelah kemarin mati-matian ia berjuang menghadapi serangkaian ujian- tidak ada kebebasan. Kini semua cobaan itu sudah lewat dan inilah saatnya pindah ke jenjang yang lebih tinggi. Cewek itu terlalu excited untuk ini.
"SELLY!!!" seru seorang cewek dari dibelakang Selly. Cewek itu melambaikan tangannya dan berlari menghampiri Selly. Selly tersenyum, "Hai! Sampai juga lo akhirnya."
Nafasnya masih tidak beraturan. Gadis itu mengambil nafas dalam-dalam lalu membuangnya secara perlahan. "Gue tadi lari tahu. Gue pikir, gue udah telat. Kan, bisa berabe kalau dihukum sama kakak OSIS. Apalagi, katanya ketua Osisnya ganteng loh, Sel." Selly memutar bola matanya jengah, ia tidak tertarik sama sekali dengan perkataan temannya itu barusan. Temannya yang satu ini memang gampang terobsesi dengan cogan.
Laudia Valentine, biasanya dipanggil Laudia. Tapi orang terdekatnya memanggilnya dengan nama Audi. Jangan heran mengapa nama belakang Laudia adalah Valentine, karena gadis itu sangat beruntung, tanggal lahirnya memang pada tanggal 14 Februari-- hari Valentine bagi yang sudah mempunyai pasangan sekaligus hari dimana jomblo harus diam, menanggung bapernya sendiri. Itulah sebabnya Laudia paling bersemangat kalau membicarakan tentang cowok. Satu lagi, Audi orangnya bucin.