Prick Of Heart

Elia Gracecia
Chapter #7

Chapter Lima - Piano

****

Mungkin pernyataan itu memang benar adanya. Piano akan menghasilkan melody yang indah jikalau emosi sang pianist larut dalam lagu yang tengah dimainkan.

****

"Nggak!" tolak Deon untuk kedua kalinya. Zonk. Ternyata cowok ini tidak luluh. Selly menunduk, menghela nafas berat. Entah apa yang membuat gadis itu begitu antusias menginginkan Deon memainkan piano lagi.

"Oke." Satu kata itu langsung membuat Selly kembali mendongak dengan senyuman yang merekah di wajahnya sama halnya seperti anak kecil yang berbinar ketika diberi permen. "Se..seriusan nih?"

"Nggak usah bawel! Cepetan!" Cowok itu melangkah mendahului Selly. Kali ini ia berbalik ke ruang musik, tempat dimana ia memainkan piano. Sedangkan Selly berjingkrak- jingkrak sendiri di tempat.

"Kak! Tungguin gue!" seru Selly ketika ia sudah menyadari kalau Deon sudah jauh di depannya. Gadis itu segera mengejar Deon dan berusaha menyejajarkan langkahnya supaya sama seperti cowok itu.

"Lo, kok, jalannya cepet banget?" tanya Selly. Sedangkan yang ditanya melirik sebentar kearahnya kemudian tatapannya kembali lurus kedepan seperti semula, "Lo nya aja yang jalannya lelet kayak siput!"

"Dih, mana ada! Orang jelas-jelas tadi lo yang ninggalin gue! Nggak usah nyangkal deh lo! Dasar bule aneh!" cibir Selly kepada cowok itu.

"Udah?"

"Hah? Apanya?"

"Jadi ngeliat gue main piano nggak?" tanya Deon membuat Selly kembali teringat akan tujuan awalnya. Melihat permainan piano Deon. Selly berdehem, "Jadi."

Mereka berdua pun masuk ke ruang musik. Deon langsung duduk, mengambil alih piano yang ada di ruang itu. Merentangkan jari-jarinya untuk siap bermain setelah membuka penutup piano. Sedangkan gadis yang bersamanya itu berdiri di sebelahnya.

"Mau lagu apa?" Selly terlihat berpikir sejenak, "Apa aja deh."

"Gimana kalau lagu 'We Don't Talk Anymore' ?" usul Deon.

Selly mengangguk setuju, "Boleh."

Hening...

....

....

....

"Kok nggak main-main?"

Deon menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, "Lo bisa nyanyi? Soalnya lagu ini kurang lengkap kalau nggak ada yang nyanyi." Selly mengernyit, "Bisa. Tapi bukannya lo harusnya bisa nyanyi?" Deon mengangguk.

"Terus kenapa nggak lo nya aja yang nyanyi?" tanya Selly dengan polos membuat Deon menggeleng cepat.

"Keputusan final! Kita duet," putus Deon pada akhirnya.

"Mmm.. oke," ucap Selly setelah mempertimbangkan keputusan Deon yang ternyata boleh juga untuk dilakukan. Hitung-hitung untuk menambah pengalaman.

Jari-jari Deon mulai menekan tut-tuts piano. Intro lagu mulai dimainkan membuat Selly menjadi deg-degan dan gugup. Bukan apa-apa. Hanya saja ia belum pernah bernyanyi bersama orang lain seperti ini, yang tahu ia bisa bernyanyi aja cuma keluarga dan sahabatnya. Dalam artian ini adalah kali pertamanya bernyanyi bersama oranglain.

Gadis itu mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan.

We don't talk anymore, we don't talk anymore

We don't talk anymore, like we used to do

We don't love anymore

What was all of it for?

Oh, we don't talk anymore, like we used to do

I just heard you found the one you've been looking

You've been looking for

I wish I would have known that wasn't me

'Cause even after all this time I still wonder

Why I can't move on

Just the way you did so easily

Don't wanna know

What kind of dress you're wearing tonight

If he's holding onto you so tight

The way I did before

I overdosed

Should've known your love was a game

Now I can't get you out of my brain

Oh, it's such a shame

That we don't talk anymore, we don't talk anymore

Lihat selengkapnya