Mission:ESCAPE

Jeanice subijakto
Chapter #2

DAY 1-AIRPORT

"Kalian tidak bisa pergi dari sini, kalian adalah aset paling berhargaku." Tegas Ling.

"Aset paling berharga? Selama ini anda hanya menganggap kami sebagai aset?" Ujar Ben dengan nada kecewa. "Memangnya apa tujuanku untuk menciptakan kalian hah? Berkatku juga kalian bisa hidup kembali dan menjadi lebih kuat!" Ucap Ling. "Pak, kami diciptakan kembali oleh anda dengan memiliki akal budi, dan akal budi kami memilih untuk meninggalkan lab ini!" Sahut Rachel. "Baiklah, memang kalian sudah bersikeras, tapi aku memberikan ini untuk kalian," ucap Ling sambil memberikan mereka jam tangan. "Waktu hidup kalian akan bergantung pada zombie, jika kamu membunuh mereka, maka akan tertambah 3 hari, jika 3 hari itu kamu tidak membunuh zombie, maka kamu akan mati." Lanjut Ling. "Baiklah pak, terima kasih atas kebaikan anda kami akan pergi," ucap Lucas sembari membungkukkan tubuhnya sebagai tanda hormat. "Hati-hati kalian di luar sana, manfaatkan kesempatan kedua kali kalian dengan baik." Ucap Ling.

6 pemuda dan pemudi itupun pergi meninggalkan Ling, yang sudah mereka anggap sebagai ayah sendiri. Ling merasa kecewa, namun wajar mereka berfikir begitu, karena mereka sudah dewasa dan Ling membatasi waktu keluar mereka.

Bandara Internasional Soekarno Hatta.

"Lynn! Ada eskrim! Temani aku beli dong..." rengek Nadia sambil menggandeng tangan Lynn yang sontak membuatnya terkaget dari kantuknya. "Ha-" ucapan Lynn yang belum selesai terpotong oleh Ben yang mengoceh. "Hei,Nadia! Kita udah mau telat nih!" Ucap Ben sambil memasang mukanya yang tebal itu. "Apaan sih! Belum telatkan Lucas?" Tanya Nadia sambil menggandeng tangan Lynn dan Lucas. "Ah! Uhm..flight jam 2,sekarang jam 9 masih boleh lah," jawab Lucas sambil mengambil black card miliknya. "Oke!ayo kita bertiga beli eskrim!" jawab Nadia sambil menyeret Lucas yang kebingungan dan Lynn si muka bangun tidur ke kedai eskrim.

"Lynn, kamu mau coba?" Tanya Lucas kepada Lynn yang sedang menongkat dagunya. "Oh, uhm..tidak perlu. Aku pergi ke Hamza, Ben dan Rachel dulu," jawab Lynn sambil beranjak pergi dari kedai es krim. "Lynn,telpon kita ya! Jika kalian sudah masuk gate!" Ucap Nadia.

Lynn hanya memberikan isyarat tangan tanda bahwa ia akan menelpon Nadia dan Lucas jika mereka akan memasuki gate 4.

Lynn menghampiri Ben, Hamza dan Rachel yang hanya duduk diam di bangku dekat kedai eskrim daritadi sambil memainkan ponsel mereka.

"Hei!" Sapa Lynn sambil menjitak kepala Rachel yang sedang memakai earphonenya. "Kamu kenapa sih? Bukannya ngantuk?" Sahut Rachel. "Iya, makanya kamu geseran dikit dong, mau bobo." Jawab Lynn. "Bukannya di bagian Ben sama Hamza kosong-kosong?" Tanya Rachel. "Takut..pada garang hehehehe,satu mukanya galak kayak ibu-ibu, yang satu dingin banget," bisik Lynn pada Rachel sambil menduduki dirinya di sebelah Rachel. Bisikan Lynn membuat Ben mengalihkan pamdangannya dari ponselnya sambil menatap Lynn seperti mengisyaratkan bahwa 'kamu akan mati besok'. "Noh itu.. mulai kumat," ucap Lynn sambil menunjuk muka Ben. Mendengar hal itu,Ben lari menghampiri arah Lynn dan menggelitiknya sampai muka Lynn memerah karena menahan tawa. Rachel hanya disitu menertawai tingkah mereka berdua.Memang Ben terlalu mirip ibu-ibu. "Hei udah-udah, si Lucas sama Nadia udah selesai makan eskrim, ayo kita pergi ke gate!" Ucap Rachel sambil menepuk pundak Ben dan Lynn.

Lihat selengkapnya