Wanita yang baru saja melahirkan anak pertamanya itu terlihat ngos-ngosan, nafasnya tak beraturan karena kelelahan. Separuh nyawanya ia korbankan demi buah hatinya yang terlahir di dunia dengan normal tanpa operasi apapun. Bulir-bulir keringat membasahi seluruh tubuhnya. Rambutnya yang terikat rapi menjadi berantakan. Perjuangannya sangatlah luar biasa. Rasa sakit itu, ia tahan sekuat mungkin.
Pria yang duduk tepat disampingnya mengelus puncak kepala sang istri, menyalurkan tenaga yang terkuras banyak akibat perjuangannya melahirkan sang buah hati. Tangan kiri pria itu menggenggam erat tangan sang istri yang begitu lemah.
Tiba-tiba hentakan langkah dari pintu terdengar, memunculkan seorang dokter yang membantu melahirkan wanita itu. Raut mukanya menyiratkan kebahagiaan. Lalu dari belakang disusul perawat wanita mendekati sepasang suami istri seraya menggendong bayi yang sangat cantik jelita. Bayi itu sudah bersih dari lumuran darah. Lalu perawat mengalihkan gendongannya kepada sang ibu.
“Anak bapak dan ibu perempuan, alhamdulillah ia sehat secara fisik maupun batin. Bayinya juga sangat cantik. Selamat bapak ibu.” Ucapan selamat dari sang dokter itu dibalas senyuman dari sepasang suami istri.
Namun, bertaruh nyawa menjadi akibat setelah semuanya akan bahagia. Wanita yang semula tersenyum melihat bayi kecilnya hadir di dunia, kini tubuhnya mengejang, jarinya kaku, matanya kabur tak ada titik fokus yang bisa ia lihat.