Prince of Hell

Gigi Kelinci
Chapter #1

Prolog

Lelaki itu adalah seorang tirani kejam berdarah dingin. Seorang Pangeran bengis bertubuh pendek, berkulit hitam, berambut keriting, berhidung bengkok, serta bergigi kuning akibat tembakau. Tidak ada cinta dalam kamusnya.

Para musuh ia bunuh dengan brutal. Para wanita dan anak-anak ia perlakuan dengan bengis. Tidak ada satu pun musuh yang bisa selamat. Mulai dari kehilangan kepala, sepasang tangan dan kaki, bahkan kedua bola mata.

Dia merupakan satu-satunya Pangeran dari tiga bersaudara yang dilahirkan dengan kekuatan sihir api terkuat. Tidak hanya sampai disitu, ia juga diberkahi dengan pedang terhebat di negeri ini, Pedang Eltoc. Pedang pemberian Dewa yang tidak pernah berhenti mengucurkan darah segar. Hal itu membuatnya menjadi sosok Pangeran yang haus akan darah.

Yes, he is the Prince of hell—Pangeran dari neraka. Sebuah julukan yang disematkan oleh para penduduk pada sosok bengis itu. Mereka semua takut dan membenci. Selama dia menjadi Pangeran, aroma darah akan terus tercium di Kekaisaran Shadow—nama Kekaisaran Eropa tempat saat ini ia berada.

Namun satu hal yang perlu diketahui, jika sebenarnya belum ada penduduk yang benar-benar pernah melihat wujud dari Prince of hell. Ya, mereka hanya bisa menerka. Sebab kemanapun Pangeran itu pergi, maka ia selalu menggunakan jubah berwarna hitam yang menutupi seluruh tubuhnya.

Begitu pula dengan para pelayan yang ada di istana. Mereka juga selalu melihat sosok Pangeran itu bersembunyi di balik jubah berwarna hitam. Wajahnya pun tidak kelihatan. Sosoknya selalu misterius.

Namun mereka tetap meyakini jika hal yang telah dijelaskan tadi adalah gambaran dari sosok itu. Seorang Pangeran bengis bertubuh pendek, berkulit hitam, berambut keriting, berhidung bengkok, serta bergigi kuning akibat tembakau. Bukankah ia sungguh mengerikan?

Hanya beberapa prajurit dan orang-orang kepercayaan saja yang pernah melihat wajah Pangeran dari neraka itu. Bahkan rumor telah menyerbak, jika wajahnya telah hancur akibat terkena kutukan hingga ia enggan memperlihatkan pada semua orang.

Dan sekarang ....

"Kau akan menikah dengannya, Latte, hi-hi-hi," ringis Sofia pada seorang gadis bernama Latte.

Dengan wajah pongah, Sofia berkacak pinggang di belakang Latte yang tengah membelai kepala dengan surai panjang seekor kuda berwarna coklat tua. Kuda itu sedang menunduk ke bawah, Latte membelainya dengan penuh cinta.

Sementara di sisi lain, Sofia mengerutkan kening lantaran celetuknya tidak dihiraukan oleh Latte. Namun ketahuilah, jika sebenarnya mereka berdua adalah saudara tiri. Ya, saudara tiri yang tidak pernah akur. Pertikaian kecil seperti ini adalah hal biasa yang seringkali terjadi diantara mereka.

Sofia anak kandung dari Ibunya, dan Latte anak kandung dari Ayahnya. Sofia berkepribadian manis dan anggun, tetapi Latte berkepribadian tomboi dan ceroboh. Sofia piawai mengambil hati semua orang, tetapi Latte piawai membuat masalah pada semua orang.

Dan yang terakhir, Sofia berbicara dengan nada lembut bak bunga yang bermekaran di lembah, tetapi Latte berbicara dengan nada kasar dan mudah tenggelam dalam lautan amarah.

Bagaikan langit dan bumi, sangat jauh perbedaan diantara mereka berdua. Namun sayang, semua kelebihan yang ada dalam diri Sofia sebenarnya hanyalah topeng belaka. Gadis yang berusia lebih muda setahun dengan Latte itu diam-diam selalu berkata kasar pada kakak tirinya.

Mereka bagaikan air dan minyak yang tidak pernah dapat disatukan. Hanya dua persamaan yang ada dalam diri mereka. Yaitu yang pertama, mereka sama-sama penyihir air, dan yang kedua mereka sama-sama berparas cantik dan juga menggoda.

Sofia adalah gadis yang memiliki tubuh ramping dan mata sipit seperti bulan sabit. Rambutnya lurus berwarna pirang keemasan. Jika ia tersenyum, maka sinar matanya akan tampak seperti lembayung.

Lihat selengkapnya