Butiran halus dan lembut turun dalam volume yang lebih besar dari minggu kemarin. Daun-daun pohon rontok ditimbuni salju. Langit biru cerah tanpa awan menghiasi. Seorang gadis meluncur di atas salju dengan lihai melewati pohon-pohon.
Lou Li menghentikan papan ski, melepaskan helm dan kacamata, lalu berjalan menghampiri temannya.
"Bagaimana dengan penampilanku barusan?" tanya Lou Li menatap temannya.
"Lou Li, permainan skimu lebih hebat dari kemarin," puji Wu Xiao Tan sambil tersenyum manis.
Lou Li ikut tersenyum. "Terima kasih atas pujiannya. Xiao Tan tolong bantu aku membawa alat-alat permainan skinya."
"Baiklah, sini aku bawakan sebagian barangnya."
****************************
Jalan setapak Desa Sili dipenuhi tumpukan salju putih. Udara dingin menyapa kulit wajah. Kedua gadis sebaya itu berjalan beriringan menembus butiran halus yang berlomba-lomba turun. Suasana di sekitar sepi dan damai. Pemukiman di desa ini tidak banyak mungkin hanya lima sampai tujuh rumah, jaraknya pun berjauhan.
Tiba di depan rumah sederhana bercat cokelat tua milik Luo Li.
"Terima kasih Xiao Tan. Ayo masuk dulu," ajak Lou Li dengan nada ramah.
Gadis berambut hitam sepunggung itu mengerutkan dahi bingung. Ada sebuah benda berbulu hitam terbaring di depan pintu rumahnya.