"Tero, sesegera mungkin suruh Aluna tinggal di belakang istana saja."
"Maksud Ratu? Gudang?"
"Iya, di gudang."
"Tapi, Ratu... Kenapa?"
"Dia sudah melanggar peraturan rumah yang kedua, mencoba bunuh diri."
"Tapi, Ratu. Saya mohon Princess Aluna kan baru saja sembuh dari jatuh sakit, apa tidak sebaiknya Princess Aluna tinggal di kamarnya saja? Saya khawatir, Ratu."
"Saya tidak peduli, Tero. Pokoknya sesegera mungkin dia harus tinggal disana."
"Tapi, Ratu..."
"Sudah, tidak ada tapi-tapi lagi, Tero. Peraturan tetaplah peraturan."
Princess Aluna tersentak kaget mendengar percakapan mereka. "Ada apa ini sebenarnya? Apa maksud mereka?"
Begitu dirinya hendak berbalik dan kembali ke tempat tidur, matanya terbelalak begitu melihat pergelangan tangannya dibalut perban.
"Tunggu, perban apa ini?"
Dia langsung mempercepat langkahnya ke tempat tidur dan berusaha membuka perlahan perban tersebut.
"Astaga! Tapi, kenapa bisa?" Ucapnya sambil menahan perih dari luka tersebut.
Tampak luka jahitan bekas sayatan pisau masih terlihat jelas. Princess Aluna masih tidak mengerti.
Tok... Tok... Tok...