Segelap malam tanpa secercah cahaya.
Sesunyi sepi tanpa sebuah kehidupan.
Hilang, biarkanlah hilang segala harapan yang di miliki.
Aku terbiasa sendiri.
Aku tidak butuh siapapun.
Jikalau ada seseorang, siapapun itu yang mendekatiku, bahkan mungkin menyayangiku setelah semua ini, lebih baik kalian semua segera menjauh.
Karena kematian akan segera menjemputmu, mungkin bisa esok, atau lusa.
Sontak Princess Aluna terbangun. Keringat mulai membasahi seluruh tubuhnya. "Kemana Felicia? Atau jangan-jangan hanya sebuah mimpi?"
Tiba-tiba suara ketukan terdengar. "Princess Aluna? Ini Zeva."
"Iya, Zeva? Masuk saja!" Jawabnya.
"Sang Ratu memanggilmu untuk segera sarapan."
"Baik. Oh iya, Zeva? Tero kemana ya?"
"Tero sedang keluar, tadi Ratu yang menyuruhnya entah kemana."
Princess Aluna pun bergegas ke kamar mandi dan segera turun.
"Gimana kabar kamu, sayang?"
Princess Aluna hanya terdiam tidak percaya dengan sikap Sang Ratu.
"Loh, kok malah melamun? Ibu tau kamu pasti masih berat banget kehilangan ayah. Kalau kamu masih butuh waktu sendiri bilang saja ya sayang."