"Tok...tok..tok..." terdengar suara pintu terketuk.
"Nona, nona Kayla sudah siang saatnya bangun untuk mulai sekolah"
Kayla masih bermalas - malasan di kasurnya dan hanya menjawab "Iyaaa.." dengan jiwa setengah sadar dan mata yang masih tertutup. Sepuluh menit kemudian baru ia beranjak dari kasurnya dan mulai bersiap diri untuk pertama kalinya bersekolah di sekolah umum. Kayla sebenarnya sudah kelas 2 SMA tetapi selama ini dia hanya mendapat home schooling untuk belajar karena tuntutan situasi yang dialami keluarganya.
kayla adalah anak satu - satunya dari pemilik salah satu perusahaan tersukses di negara yaitu Spark Co.. Perusahaan itu memiliki banyak cabang usaha salah satu usahanya yaitu sekolah swasta Sparkling Education. Sparkling Education ini terdapat terdiri dari SD, SMP, dan SMA. Karena orang tua Kayla ingin melatih Kayla untuk menjadi penerus perusahaanya Kayla harus dilatih menjadi seorang pemimpin menurut orang tuanya maka Kayla dijadikan direktur Sparkling Education setelah umur 16 tahun. Ya, Kayla adalah direktur dari sekolah yang akan dimasukinya. Home Schooling yang didapat Kayla sejak kecil juga tidak main - main dari kecil ia sudah mendapat pembelajaran tentang manajemen, bisnis, dan perpajakan tidak ketinggalan juga sains dan matematika sudah ia kuasai sehingga secara umum dia sudah menguasai pelajaran yang akan dipelajari di SMA yang akan ia masuki. Untung saja Kayla merupakan anak yang cerdas dan terampil tapi sayangnya dia tidak suka memikirkan tentang penampilannya sendiri. Sering kali ia keluar dengan berpakaian asal - asalan dan saat akan mengikuti rapat ia pun pernah menggunakan baju tidurnya, karena dia tinggal di sebuah mansion yang besar hanya bersama dengan pelayan - pelayannya sehingga tidak ada yang berani menegur Kayla karena Kayla sangat tidak suka dikomentari soal penampilan.
"Non Kayla sarapan udah siap, udah selesai siap - siapnya?" kata Bibi Margaret, bibi yang sudah mengasuh Kayla dari kecil.
Klik, suara pintu terbuka dan keluarlah Kayla yang sudah bersiap berangkat sekolah.
"Non, bukannya hari ini udah mulai masuk sekolah ya?"
"Iya, ini udah tinggal sarapan trus otw"
"Kok pake baju casual?"
"Loh emang kenapa? Terserah dong"
"Atuh non yang namanya ke sekolah mah dimana - mana pake seragam bukan baju bebas, kecuali kalo lagi ada acara di sekolah. Ganti dulu sana pake seragam, udah disiapin tuh di lemari."
"Oh, bentar" jawab Kayla dengan nada malas lalu Kayla berganti dengan seragamnya
Akhirnya keluarlah Kayla dengan seragamnya. Bibi Margaret yang pasrah dengan penampilan Kayla hanya bisa mendesah, "Hhh Kayla Kayla, cantik tapi sia - sia." Bagaimana tidak, Kayla sebenarnya memiliki paras yang rupawan, kulit putih halus dan rambut coklat gelap yang panjang menggelombang sudah seperti putri yang sempurna tapi melihat penampilan Kayla dengan seragam yang harusnya rapi menjadi berantakan dengan tatanan rambut kuncir dua di bawah dan menggunakan kacamata buat menyamarkan wajah.
Setelah sarapan Kayla akhirnya berangkat diantar dengan limusin kecil oleh supir pribadinya. "Pak nanti jangan berhenti depan sekolah ya, agak jauhan aja. Ya kira - kira setengah kilo dari sekolah." pinta Kayla. "Emang kenapa non?" tanya supir Kayla. "Gapapa." jawabnya. "Siap non" kata supir yang tidak mau membantah.
Seperti yang diminta mereka berhenti beberapa ratus meter dari sekolah, Kayla keluar dari limusinnya. "Nanti jemputnya disini juga, kalo ga minta jangan sampe ke depan sekolah." Blak, suara pintu limusin yang ditutup dan Kayla lalu berjalan menuju ke sekolahnya. Bukan karena apa - apa Kayla meminta untuk berhenti jauh dari sekolah, hanya saja dia tidak ingin identitas dan jati dirinya diketahui oleh siswa lain.
SMA dibawah nama Sparkling Education bukan SMA biasa, SMA Sparkling ini terdiri dari siswa - siswa yang kaya raya karena biaya sekolah yang mahal dan pengajaran yang baik didukung dengan lengkapnya fasilitas maka tidak heran jika sekolah ini hanya terdiri dari siswa kelas atas. Disamping itu sekolah ini juga terdapat program beasiswa bagi siswa yang tidak sanggup membayar biaya sekolah tetapi berprestasi.