Charles adalah seorang yatim piatu yang menjadi kepercayaan kerajaan. Dia mandiri dan selalu mendapat pujian dari sang raja. Dirinya pun memiliki kedekatan dengan masyarakat sehingga banyak yang mengenalnya. Banyak bertanya dan rasa ingin tahu yang tinggi menjadikan dirinya yang jenius dan kaya akan bakat. Jika dia telah tertarik pada satu hal, dia akan tahu segalanya tentang itu atau bahkan memilikinya dengan cara apa pun.
Charles berjalan mengitari danau untuk mencari ranting kering untuk membuat perapian. Pixie pun tidak menemukan celah untuk kabur. Karena itu dia hanya duduk diam, memperhatikan Charles yang tengah sibuk ke sana kemari.
"Lihat ini!" Charles memamerkan kemampuannya dalam membuat api dengan membenturkan dua batu hingga percikan api keluar dan ranting-ranting mulai menyala. Pixie pun merasa takjub. Spontan dia tersenyum. Melihat itu, Charles pun sadar bahwa dirinya telah jatuh cinta pada pandangan pertama.
Charles kemudian membuat alas duduk yang cukup untuk dua orang.
"Duduklah di sini!" ajak Charles mengulurkan tangannya, menjemput jemari Pixie untuk duduk di sebelahnya. Lagi, Pixie tersenyum karena diperlakukan dengan sangat baik.
"Kenapa aku baru sadar ada tempat seindah ini?" Charles memulai percakapan. "Namaku Charles. Aku adalah seorang ksatria Arlo. Aku diberi tanggung jawab untuk memenangkan tempat ini.
"Pixie."
"Ya?"
Kali ini Charles memusatkan pandangannya pada seorang gadis yang tengah memperkenalkan dirinya itu.
"Namaku Pixie."
"Nama yang indah." Charles memuji.
Setelah bau kesunyian hendak merayap, Charles menyibukkan diri untuk memasang lebih banyak kayu bakar agar perapian tetap menyala.
"Charles."
"Hm?"
Empat mata itu bertemu dan cukup lama menyelami satu sama lain. Hingga akhirnya satu kalimat lolos dari mulut Pixie. "Bisakah kamu benar-benar memenangkan tanah ini? Aku ingin tinggal di sini lebih lama."