Kerajaan Calmaria adalah salah satu bagian dari Kekaisaran Arlo. Wilayah yang terbentang luas sebagai pusat pendidikan dan teknologi ini terletak di sebelah timur Arlo dan berbatasan langsung dengan Lawrence yang terletak di sebelah selatan, berbatasan dengan Negara Hyena. Setiap kerajaan memiliki karakteristik yang berbeda. Tidak seperti kerajaan lainnya, Calmaria dibangun dengan kehidupan masyarakat menengah ke atas, kehidupan yang lebih modern, dan banyak orang berpendidikan di sini. Mulai dari anak kecil hingga dewasa, mereka terjamin dengan pendidikan penuh oleh kebijakan kerajaan. Gedung-gedung yang menjulang juga berdiri megah, menjadikan kerajaan ini pusat industri karena kemajuan peradaban yang dinilai lebih dulu dari yang lain.
Pagi ini, setelah dua hari Raja Charles mengurus pendaftaran Venus di Guardian Academy, akhirnya gadis berambut pirang itu menginjakkan kaki di tanah Calmaria untuk pertama kalinya. Pemandangan yang begitu berbeda dia tangkap dengan kedua netranya, membuatnya berbinar. Di depannya berdiri dengan gagah bangunan yang sudah tak asing lagi bagi Venus. Guardian Academy, sekolah favorit yang membuat banyak bangsawan rela menempuh jarak jauh untuk menimba ilmu di sini.
"Ayo, Venus. Aku akan mengajakmu bertemu Arthur. Dia presiden Pioneer saat ini," ajak Isabell yang memang sengaja berangkat bersama Venus karena ingin menunjukkan banyak hal padanya sebelum sekolah dimulai besok.
"Pioneer ...."
"Iya. Pioneer adalah sebutan para siswa di sini. Kamu juga sudah menjadi Pioneer Guardian, Venus." Isabell menjelaskan dengan sederhana.
Di Guardian, terdiri dari lima jurusan. Pertanian, Teknik, Pendidikan, Hukum, dan Seni. Setiap jurusan itu memiliki karakteristik yang berbeda, mulai dari seragam, gedung, dan panggilannya. Dari gedung Guardian yang berbentuk U, mulai dari sisi kiri adalah jurusan pertanian, disambung teknik, pendidikan, kantor utama, audiotorium, perpustakaan umum, gedung hukum, dan seni. Sedangkan seragam, yang membedakan satu dengan lainnya adalah warnanya. Pertanian berseragam cokelat, teknik navy, pendidikan putih, hukum hitam, dan seni maroon. Kurikulum yang dipakai pun sangat berbeda dari sekolah pada umumnya di Arlo. Secara akademik, Guardian hanya masuk kelas selama delapan dari dua belas bulan. Sistem ini dilakukan dengan dua bulan masuk, satu bulan tidak masuk, seperti itu hingga satu tahun penuh. Satu bulan yang kosong itu adalah waktu bebas bagi para pioneer. Kebanyakan dari mereka pulang, namun sisanya masih menyibukkan diri di Guardian. Biasanya mereka adalah orang-orang yang ambisius, suka membuat penelitian, atau pengujian terhadap apa yang mereka kerjakan. Asrama untuk semua pioneer juga telah dibangun tepat di belakang gedung sekolah. Beberapa fasilitas mulai dari kamar single, tempat olahraga, penyewaan kendaraan umum, lapangan, kafetaria, dan masih banyak lagi. Kegiatan tahunan yang biasa para pioneer lakukan di asrama adalah pesta tahun baru akademik, yakni hari di mana semua pioneer baru masuk asrama. Semua fakta ini sudah Venus baca di sebuah buku tebal berjudul "Hide and Seek Guardian".
Tok. Tok.
Isabell sengaja mengetuk pintu yang sedikit terbuka. Dia tahu seseorang di dalam sana akan membukakan pintu.
"Isabell?"
Seperti dugaan, Arthur membukakan pintu untuknya. Ruangan yang Isabell dan Venus datangi adalah Ruang Presiden Pioneer. Ya, sederhananya ruangan itu adalah ruangan milik Arthur sendiri. Kedudukannya itu setinggi menteri dalam sebuah pemerintahan kerajaan. Karena itu Arthur sangat dihormati oleh orang-orang.
"Hai, Arthur." Isabell tersenyum membalas Arthur.
"Ini ... Venus?" tebak Arthur dan memang benar.
"Iya. Saya Venus." Venus pun memperkenalkan diri.
"Tunggu. Lebih baik kita masuk dulu."
Arthur menarik dua gadis itu masuk ke dalam ruangannya yang cukup luas untuk tempatnya sendiri. Setelah mempersilahkan Isabell dan Venus duduk, dia bergegas membuatkan minuman sederhana, teh chamomile yang biasa dia buat untuk dirinya sendiri.
"Maaf. Harusnya aku menyambut dua tuan putri Lawrence ini dengan lebih baik," tuturnya terdengar manis. Isabell tertawa kecil, sedangkan Venus hanya tersenyum tipis.
"Tidak. Di sini kedudukanmu bahkan lebih tinggi, Arthur. Sudah berapa kali aku bilang padamu?" sanggah Isabell terdengar akrab. Mungkin mereka memang berteman, pikir Venus.