"Sheina pulang."katanya di ambang pintu. Dia membuka sepatunya lalu berjalan menuju dapur.
"Bik."panggil Sheina.
"Iya non?" Seorang wanita yang umurnya sekitar 50-an menghampirinya.
"Papa udah makan belum?"tanyanya.
"Belum non. Nggak ada makanan di rumah."
Sheina menghela napas. "Yaudah." Sheina meletakkan plastik berisi nasi bungkus di meja makan. "Ini Sheina bawain nasi bungkus 3."
"Terimakasih, non." Sheina naik ke kamarnya di lantai 2.
Fyi aja. Jadi Sheina emang udah jatuh miskin. Dan sekarang mereka tinggal di rumah warisan alm. neneknya. Dan bik Yati, adalah seorang pemulung yang mereka temukan sekarat di jalan. Maka Sheina memberikan dia tumpangan serta makan, asal bik Yati mau merawat papanya selagi dia pergi sekolah dan bekerja.
Setelah berganti baju, dia segera pergi ke kamar di sebelahnya. "Papa."katanya sambil tersenyum.
Pria paruh baya itu hanya bisa melihat anaknya tanpa bisa mengucapkan apa pun. Tangannya kaku. Mulutnya peyot. Ya, papa Sheina terkena stroke.
"Papa udah makan?"tanya Sheina lembut. "Nih, Sheina bawain nasi bungkus buat papa makan." Sheina duduk di pinggir ranjangnya sambil membuka makanan itu.
"Papa makan, yah." Sheina mulai menyuapkan suapan pertama ke papanya. Walaupun papanya hanya bisa makan dengan perlahan, tapi Sheina tetap sabar. Dia tetap menyuapi papanya dengan lembut.
Sheina melirik jam dinding, jam sudah menunjukkan pukul setengah 7. Dia harus bersiap-siap untuk pekerjaan selanjutnya di kafe.
"Bik."panggil Sheina.
"Iya non?" Bik Yati menghampiri Sheina di kamar papa Sheina.
"Tolong lanjutin nyuapin papa, yah. Sheina harus kerja."
"Baik, non." Bik Yati menerima piring yang diberikan oleh Sheina.
"Sheina siap-siap dulu yah, pa." Sheina tau, bahwa papanya tak akan bisa merespon. Hanya bisa mendengarkannya saja.
Sheina berlalu meninggalkan kamar papanya dan bersiap-siap untuk menuju ke kafe. Hari ini dia ada jadwal nyanyi di kafe, dan dia tak boleh terlambat atau gajinya akan di potong.
🥀🥀🥀
Pagi ini, Revano menyetir mobilnya dengan santai saat menuju ke sekolah. Lagu Señorita mengalun merdu di dalam mobil. Sesekali mulutnya ikut bernyanyi sambil mengayun-ayunkan kepalanya.
"Ooh. I should be running. Ooh. You keep me coming for ya." Camilla Cabello mengakhiri lagunya.
Tepat saat itu juga, dia melihat seorang cewek tengah berjalan dengan memakai seragam sekolah. "Kayak kenal. Siapa yah?"
Dia melihat seragamnya dan seragam cewek itu. "Eh sama seragamnya. Apa gue ajak bareng aja kali, yah. Dari sini ke sekolah kan lumayan juga."katanya bermonolog.
Akhirnya, Revano menghentikan mobilnya di dekat cewek itu. Dan otomatis, cewek itu berhenti seketika.
Revano menurunkan kaca mobilnya. "Eh, elo ternyata." Ternyata gadis cuek dan sombong yang ditemuinya semalam.
Sheina diam dengan wajah datar tanpa mengucapkan apapun. Membuat Revano kesal. "Cuek banget nih cewek. Lo bisu?"
"Mau apa?" 2 kalimat. Hanya 2 kalimat. Dan itu mampu membuat Revano tau, bahwa gadis dengan wajah triplek di depannya ini tidak bisu.