Prodigious Class

Toyttt 🍃
Chapter #1

Anna bukan Ann

"Annaaaaaa!!!!", sambut tante Anna saat ia tiba di bandara Adi Soemarmo pagi itu. Anna memang baru saja sampai di Solo selepas menyelesaikan studi lanjutnya di USA. Terlihat jelas raut wajah khawatir dari wajah tante Anna itu. Tante Anik sangat khawatir kalau saja Anna tidak menikmati penerbangannya hari itu. Namun tak disangka, dengan wajah gembira tanpa beban Anna menyahut sapaan tantenya.

"Haiii tante, lama ndak ketemu! Tante baik-baik aja kan? Aku seneng banget bisa liat wajah tante lagi kaya gini," sahut Anna. Mendengar sahutan riang itu, tante Anik menghembuskan nafas lega.

"Iya tante sehat-sehat saja. Kamu sendiri gimana, perjalanan jauh tadi pasti sangat melelahkan, kan? Habis ini tante telepon cucu tante dulu, katanya tadi dia bisa jemput kita," kata tante Anik sembari memeluk Anna. Memang sudah tidak sepatutnya tante Anik dipanggil dengan sebutan tante, kakak dari mama Anna itu bahkan sudah memiliki cucu. Sepertinya dunia memang berputar dengan sangat cepat sejak Anna pergi merantau.

"Zrrrrrrrrrr....zrrrrrrrrr," smartphone tante Anik berbunyi. Dengan cepat Anna menarik diri dari pelukan tante Anik. Namun anehnya, tante sama sekali tidak menghiraukan panggilan itu sedikit pun dan malah kembali memeluk Anna.

"Tante, itu smartphonenya bunyi terus tuh!" ujar Anna yang masih berada dalam pelukan tante Anik.

"Gak! Biarin aja, smartphone itu dibiarin aja. Tante selama ini udah kangen banget sama kamu. Tante selalu kepikiran sama kamu, gimana kamu sekolah, gimana kamu ngurus diri, gimana kamu bergaul, gimana kamu pacar......," kata-kata tante Anik terpotong sejenak. Anna maupun tante Anik sama-sama diam seribu bahasa.

"Zrrrrrrrrr......zrrrrrrrrr," bunyi smartphone memcah keheningan.

"Maafin tante ngingetin hal itu. Tapi jujur sejak kamu ninggalin kota ini buat balik ke Jakarta sambil nangis-nangis gitu, tante selalu merasa bersalah. Tante bahkan gak nyangka bisa lihat wajah riangmu lagi sejak saat itu. Maafin tante ya," sesal tante Anik. Sejenak Anna terpaku lalu tersenyum kembali. Ia sempat mengenang peristiwa itu dalam hatinya namun hanya sebentar saja.

"Gak apa-apa kok Tante. Aku udah lupain semua kejadian di masa lalu itu. Sekarang aku udah balik lagi ke sini buat merangkai kenangan baru yang indah bersama kalian, bukan mengenang masa lalu yang tidak ada artinya lagi sekarang," kata Anna seraya perlahan melepaskan dirinya dari pelukan tante Anik.

"Zrrrrrrrrrr......zrrrrrrrrrr," smartphone yang sempat berhenti berdering itu kembali bersuara.

"Tuh Tante, nanti smartphonenya kesel loh! Udah bunyi, Tante diemin aja dari tadi, hehehe," ujar Anna sambil terkekeh.

"Iya...iya, Tante angkat nih. Siapa sih yang telepon," kata tante Anik seraya mengambil smartphone dari tasnya.

"Halo! Oh kamu Alpa...... Iya...iya.... Lho kenapa? Kok mendadak banget sih?...... Ya udah lah gapapa.... Oma naik taksi online aja.... Daaah."ujar tante Anik di telepon. Anna tidak terlalu jelas mendengar pembicaraan mereka di telepon, tapi ia tahu bahwa cucu tantenya itu berhalangan menjeput mereka berdua.

"Ah maaf ya Anna. Cucu tante ada kegiatan sekolah mendadak. Hah tadi berangkat naik taksi pulang naik taksi lagi kaya masih jomblo aja nih. Ya udah lah, ayo sini aku bantu bawa barang bawaanmu!" kata tante Anik menjelaskan.

"Ah gak usah tante. Barang bawaanku dikit kok, aku bawa sendiri aja. Lagian aku ada janji ketemuan hari ini, jadi mungkin gak bisa naik taksi bareng tante," kata Anna sambil memegang erat bawaannya. Namun bukan tante Anik namanya kalau sifat keras kepalanya tidak melebihi Anna. Secepat kilat, tante merenggut tas yang dari tadi kupegang dengan erat.

Lihat selengkapnya