Prolog

Oleh: Gistia Rengganis

Blurb

Ratih hanya bisa menganga kala lelaki dihadapannya—yang adalah sang kakak kelas—mengajaknya menikah setelah kelulusan.

Sangat tidak masuk akal bahkan baru genap sepuluh hari ia berada disekolah barunya ini.

"Kita masih sekolah lho, kak."

"Maaf, bukannya tadi saya bilang setelah kita berdua lulus?"

"Ya, ta—tapi ‘kan."

Hanya saja yang lebih tua tidak tahu seperti apa masalah yang dihadapi Ratih untuk bisa menerima hal berat seperti kata kerja ‘menikah'.

Dan ini menjadi pendahuluan hidup penuh liku gadis itu.

-PROLOG-

Lihat selengkapnya