"Kakak kamu pulang Azura."
Salma sibuk memasak di dapur, di sana juga ada Firman.
"Yaudah boleh, tapi malamnya aja, nggak papa besoknya tapi sampe siang aja. Gimana?" tanya Firman.
Azura diam sejenak. "Aku tau kok pasti Mama masih berat."
Salma menghela nafas pelan. Lalu berbalik memandangnya.
"Iya, Mama kadang takut."
"Kan aku udah selalu bilang Ma, walaupun Luna kayak gitu tapi dia manusia paling jujur yang aku temui."
"Udah ratusan kali kamu bilang itu," kata Salma.
"Tuuh, 'kan!!"
Azura langsung mendekat dan memeluk Salma.
"Yaudah iya Mama izinin, tapi hati-hati ya .... Kalau ada apa-apa harus telpon Papa atau Mama, nggak boleh matiin HandPhone dan .... "
"Jauh dari HandPhone!"
Salma mengangguk.
"Anak kita bakal selalu terjaga karena Allah dan do'a kita," ucap Firman.
Azura langsung tersenyum dan memeluk papanya dari belakang. "Iya dong!"
Firman tersenyum sambil mengelus kepala putrinya.
() () () ()
Di balkon kamar Luna sudah tersedia mie ayam spesial buatan bundanya Luna. Luna sudah menyiapkan segalanya untuk mendukung nikmatnya suasana libur sekolah malam ini.
Azura baru saja menyesaikan ngajinya, kemudian ia beranjak menuju balkon.
"Luna, giliran lo sholat sana," suruh Azura.
"Tuh, 'kan."
"Luna, nanti kalau lo masuk surga setidaknya gue punya harapan terpanggil sama lo karena gue ngingetin sholat, 'kan siapa tau," kata Azura.
"Kalimat yang melemahkan setan gue jatuh pada kalimat tersebut. Yaudah deh, nih siapin minumnya tinggal kasih es. Gue mau sholat dulu," kata Luna sambil berlalu pergi dari sana.
Azura mengangguk dan mendekati meja tempat makan mereka.
Tidak sengaja Azura memperhatikan bengkel mobil milik kakak lelaki Luna, Rendi. Ia memiliki bengkel mobil. Tepatnya di samping rumah Luna.
Yang jadi pusat perhatiannya kini ialah seorang lelaki yang duduk di kursi depan bersama Rendi, tepatnya di taman rumah Luna. Ada beberapa teman lain di sana, tetapi seorang lelaki yang satu ini menarik perhatiannya.
"Do'a aku terkabul beneran ya?" gumam Azura. Lelaki yang ia lihat persis seperti lelaki di mesjid waktu itu.
Azura lalu duduk sambil sesekali melihatnya dan benar lelaki itulah yang ia temui di mesjid saat itu.
Tidak lama setelah itu Luna datang seiringan dengan musik yang mengalun cukup kencang. Azura sampai menutup kupingnya.