Cakra duduk di depan bengkel Rendi yang masih tertutup, sudah terbuka sedikit hanya untuk ia lewat. Ia menginap di rumah Rendi karena semalam Rendi mabuk berat begitu juga dengan Riki, sedangkan ia dan Alex tidak, jadi mereka bawa saja kesini. Sedangkan Andi memilih pulang. Cakra juga minum tapi tidak sampai mabuk.
Cakra duduk ditemani secangkir kopi dan rokok, ia memakai baju kaus dan celana pendek.
Tiba-tiba jantungnya berdegup saat melihat Luna dan Azura ke arahnya.
"Kak Cakra, tolong ambilin sepeda dong di dalam," pinta Luna.
"Di mana emang?" tanya Cakra.
"Di dalem Kak Rendi taruh," kata Luna.
Cakra melirik Azura yang tampak malu dan menunduk.
"Cari sendiri aja, Kakak juga nggak tau," kata Cakra.
Cakra sesekali curi pandang ke arah Azura.
"Yaudah deh Ra kita cari sendiri aja, nggak usah minta bantuan orang lain," kata Luna sembari masuk.
Azura mengikut saja dan benar-benar terlihat malu sambil melewati Cakra.
Hampir 10 menit mereka di dalam kemudian barulah Azura keluar duluan karena Luna sedang mengambil headset miliknya yang dipakai Rendi. Sahabat Azura itu paling anti headseat miliknya dipakai oleh siapapun.
"Aduh, mampus gue," gumam Azura sembari keluar dan bertatapan kembali dengan Cakra, ingin masuk lagi tapi tidak mungkin.
"Kamu yang kacaan di mobil waktu itu, 'kan?" tanya Cakra tiba-tiba.
"Iya Kak, hehehe .... Ternyata kita jumpa lagi yaa," kata Azura sedikit kikuk disertai senyuman malunya.
Cakra ikut tersenyum mengingatnya.
"Iya, dunia ini sempit banget," kata Cakra sembari menatap ke depan dengan senyuman yang mulai pudar.
Bener-bener ganteng, batin Azura.
"Cieee cieeee .... "
Luna sudah mengeret sepedanya keluar.
"Udah kenalan belum? Kak, dia katanya mau minta nomor HP Kakak," kata Luna langsung.
"Nggak kok, mana ada. Jangan sembarangan lo ya! Gue nggak terima!"
"Ya lo semalam bilang kok," kata Luna menyolot.
"Nggak kok! Gue nggak suka tau kayak gitu, iih!" kesal Azura sambil membawa sepedanya menjauh.
"Gue langsung pulang aja deh sekarang, nggak jadi nanti siang!" rutuk Azura.
"Ih ngancem! Cuma gitu doang kok!"
Luna menyusul.
"Gue malu tau!"
"Kalau lo malu tandanya lo beneran suka, hahahaha .... Kak Cakra!!"
"Luna!!!"
Azura langsung naik ke sepedanya dan pergi meninggalkan Luna yang tertawa.
Cakra tersenyum tipis melihat tingkah Azura.
Benar kata Rendi, dia imut.
Luna dan Azura berkeliling kompleks dengan bersepeda menikmati sejuknya pagi yang mulai terpapar sinar matahari. Ini salah satu rutinitas mereka saat di rumah Luna.
() () ()
Azura menyalimi Rina, bundanya Luna di teras rumahnya. Ia sudah siap untuk pulang ke rumah dan supirnya yang menjemput juga sudah menunggu di depan gerbang.
"Kok cepet banget sih pulangnya, harusnya sampe malem dong," protes Rina.
"Kak Alula pulang Bun, kalau dia pulang aku harus di rumah," kata Azura.
"Biasalah Ra, namanya juga anak pertama," ucap Luna dengan menekan dua kalimat terakhir yang ia ucapkan.
"Yaudahlah, jangan bosan-bosan ya main kesini, Bunda tunggu lagi lho!" kata Rina dengan lembut. "Titip salam buat Mama kamu ya .... "